LPT_Episode 18

Dua hari kemudian.

Dalam hari setelah selesainya kultivasi yang ia jalani, Ling Shentian memutuskan untuk memanen Ginseng Berlian Dingin dan menjualnya ke Gedung Dagang Naga hingga akhirnya mendapatkan 100.000 koin emas.

Dan tentu saja ia tidak menggunakan identitasnya sebagai tuan muda Ling Shentian saat menjual itu semua.

Dia menyamarkan identitas dengan menggunakan jubah hitam dan topeng yang menutup wajah bagian atasnya dan menyisakan mulutnya terbuka.

Tapi, dalam penjualan ini Ling Shentian sama sekali tidak serakah, masih ada begitu banyak Ginseng Berlian Dingin yang masih muda di dalam kolam dan akan bersiap menemui orang lain yang ditakdirkan untuk menemukannya juga.

Di dalam hutan dekat dengan kolam Ginseng Berlian Dingin, Ling Shentian berdiri di depan pohon besar dengan kuda-kuda bertarung.

Sejak kemarin, Ling Shentian telah mulai mengembalikan seni beladirinya dulu. Dengan kekuatannya saat ini, ia hanya bisa melatih seni beladiri tingkat hitam saja, ini karena ia masih tak sanggup mengeluarkan kekuatan dari seni beladiri tingkat Bumi apalagi seni beladiri surgawi miliknya dulu.

Seharusnya, normalnya untuk dirinya saat ini adalah menggunakan seni beladiri tingkat kuning, tapi dia sudah berpuluh-puluh tahun tidak menggunakan seni beladiri tingkat kuning, jadi dia sedikit lupa tentang seni beladiri tingkat kuning yang ia miliki.

Bahkan, seni beladiri tingkat hitam yang ia ingat saat ini hanya beberapa saja. Dan karena sedikit lupa dengan teknik-teknik tingkat hitam ini, ia memutuskan untuk memperdalamnya lagi.

Tapi, jika dirinya telah mencapai tingkat Petarung Jiwa, dirinya tak perlu repot-repot dengan seni beladiri tingkat hitam lagi.

Karena sudah dipastikan dia bisa mengendalikan seni beladiri tingkat bumi meskipun hanya bisa mengeluarkan setengah potensinya saja.

Ling Shentian mengalirkan energi spiritual ke kedua tangannya dan mulai mengepalkan tinju dengan erat.

Dalam beberapa detik, Ling Shentian bersiap dan mulai melesat dengan cepat ke arah pohon besar di depannya.

"Tinju Lima Ledakan!..."

"Tinju pertama!..."

Buak!

Sebuah tinju membuat batang pohon yang besar memiliki sebuah lubang dengan diameter sekitar setengah meter.

Tak berhenti disitu, Ling Shentian menginjak batang pohon dan melompat ke udara.

"Tinju kedua!..."

Buak!

Sama seperti yang pertama, Ling Shentian meninju pohon dan memunculkan lubang yang besar disana.

"Tinju ketiga!..."

"Keempat!..."

Setiap Tinju diluncurkan, kekuatan ledakan yang terkandung semakin kuat dan lubang yang terbentuk semakin besar.

Pada momen terakhir, Ling Shentian mengepalkan tangannya semakin erat dan aura ledakan yang terkandung berkali-kali lebih kuat dari Tinju keempat.

"Tinju kelima!..."

Buak!!!

Gubrak!

Ling Shentian meninjukan tinju terakhirnya dan membuat batang pohon yang sangat besar itu roboh.

Ling Shentian mendarat dan melihat bekas hasil latihannya barusan, ia menghela nafas ketika melihat itu semua.

"Untuk menumbangkan batang pohon ini aku memerlukan kekuatan dari Tinju Kelima. Ini benar-benar masih lemah. Aku harus melatihnya lagi..."

Ling Shentian kembali berjalan masuk ke dalam hutan untuk menemukan batang pohon lain sebagai samsak latihannya.

Dalam beberapa waktu ini Ling Shentian terus memperdalam seni beladiri tingkat hitam yang ingin ia gunakan sebelum bisa menggunakan seni beladiri tingkat bumi.

Karena seni beladiri hitam ini mungkin hanya untuk sementara atau lawan-lawan yang kecil saja, Ling Shentian memutuskan untuk hanya melatih dua seni beladiri tingkat hitam saja.

Kedua seni beladiri ini adalah Tinju Lima Ledakan yang merupakan seni beladiri tingkat hitam kelas menengah dan Tapak Guntur yang merupakan seni beladiri tingkat hitam kelas atas.

Sekarang Ling Shentian telah melewati empat hari dalam pendalaman seni beladirinya.

Ia telah menyelesaikan pendalaman seni beladiri tingkat hitam sekitar dua hari yang lalu dan langsung beralih ke pelatihan jiwa tombak yang akan menjadi kekuatan pamungkasnya saat ini.

Di dekat kolam Ginseng Berlian Dingin, Ling Shentian memainkan gerakan tombak yang sangat indah.

Tapi, keindahan ini hanyalah hal yang dilihat dari mata, jika seseorang mencoba bertarung dengan gerakan yang indah yang dimiliki Ling Shentian ini, mereka takkan berpikir bahwa gerakan ini indah lagi, tapi mereka akan menyimpulkan bahwa gerakan ini sangat mematikan.

Dalam beberapa menit melakukan gerakan yang indah ini, Ling Shentian tampak menyatukan dirinya dengan tombak di tangannya.

Seketika aura tombak menguap dari tombak di tangannya dan Ling Shentian memegang tombaknya semakin erat.

Dalam satu gerakan, Ling Shentian memajukan tombaknya dengan cepat dan aura tombak mulai mengganas.

"Jiwa Tombak Naga Petir!..."

Groarr!...

Raungan keras terdengar ketika Ling Shentian memanggil jiwa tombaknya kembali di kehidupan ini.

Roh Naga Petir muncul dari dalam tombak dan segera meluncur ke depan hingga akhirnya membuka jalan secara paksa di hutan yang lebat.

Ling Shentian tersenyum ketika melihat kawasan hutan yang telah menjadi potongan-potongan batang pohon.

Dampak serangan dari jiwa tombak Ling Shentian tadi sangatlah besar, ini mencakup puluhan meter untuk lebar dan panjangnya mencapai hingga ratusan meter.

"Yah, dengan ini harusnya Petarung Jiwa lingkaran kelima bukanlah masalah besar..." Ucap Ling Shentian dan memasukkan tombaknya ke dalam cincin penyimpanannya.

"Masih ada sepuluh hari sebelum upacara kedewasaan, ini saatnya untuk membentuk aliansi..." Ucap Ling Shentian.

Ling Shentian segera berjalan keluar dari hutan dan pergi ke pusat kota untuk memulai langkah pertama.

Ling Shentian pernah mendengar dari Ling Yan bahwa keluarga Ling secara rahasia mengeluarkan dana yang besar untuk membeli sumberdaya kultivasi untuk Ling Futian berlatih.

Hasilnya, dua bulan yang lalu Ling Futian berhasil menerobos Petarung Jiwa lingkaran keempat dan hal ini dirahasiakan, hanya para tetua setia dan Ling Yan juga Ling Shentian yang mengetahui ini.

Dan saat ini, Ling Futian telah berada di penghalang menuju ke Petarung Jiwa lingkaran kelima, tapi sumberdaya yang bisa disediakan oleh keluarga Ling tak mampu mendorongnya untuk maju lagi.

Bukan hanya Ling Futian yang hampir menerobos ke lingkaran selanjutnya, tetua tertinggi juga selama bertahun-tahun sudah terjebak di lingkaran kelima.

Dalam hal ini, Ling Shentian memutuskan untuk membantu karena bagaimanapun ia telah mengambil keuntungan dari peninggalan leluhur keluarga Ling.

Ia akan meracik obat tingkat 3 yang bernama Cairan Giok Suci, karena ia merasa dengan kekuatannya yang sekarang, cukup untuk meracik obat tingkat tiga.

Dalam setengah jam perjalanan, Ling Shentian akhirnya sampai di depan Gedung Dagang Naga.

Ia segera memasuki gedung dan berjalan ke tempat dirinya membeli Herbal Spiritual dulu.

Ketika Ling Shentian telah menghampiri lapak, penjaga wanita tersenyum lembut. "Tuan muda Ling Shentian, apakah memerlukan Herbal Spiritual lagi?..."

Ling Shentian mengangguk. "Tolong berikan tiga Buah Permata Jernih, tiga Rumput Bintang Perak dan Esensi Giok Bulan enam tetes..."

Mendengar hal ini, pelayan wanita tampak sedikit tercengang untuk beberapa saat.

Ling Shentian mengangkat alisnya. "Ada apa?..."

Pelayan wanita tersadar dan segera menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja, Herbal Spiritual yang anda katakan adalah tingkat tiga. Di lapak ini hanya ada tingkat satu dan dua saja. Mungkin tuan muda bisa mendapatkan yang lebih baik di lapak pak tua Hei Jia..." Ucapnya dan tangannya menunjuk ke arah sebuah lapak yang cukup sepi.

Ling Shentian melihat ke arah lapak yang dimaksud setelah mengucapkan terimakasih dan segera berjalan ke sana.

Terpopuler

Comments

Zainal Tyre

Zainal Tyre

lanjut semoga tdk stop di tengah jalan

2022-10-27

0

Ut

Ut

lanjut

2021-11-08

1

Zulfa

Zulfa

bagus alur nya

2021-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!