Mobil Bima dan anak buahnya berhenti di dekat bangunan gudang yang sudah tua itu. Bima melihat banyak penjagaan di dekat gudang. Terdengar samar-samar suara perempuan menangis dan teriak. Tangisan yang memilukan itu ialah tangisan adik kecil kesayangannya Meilika.
Bima yang mendengar teriakan dan tangisan Meilika begitu geram, karena ia tahu Mei yang takut akan gelap ditinggal sendirian di dalam gudang tua yang lampunya sudah sedikit meredup itu.
"Maafkan Mas, Mei," ucap Bima.
Bima langsung mengajak anak buahnya untuk mengahadapi anak buahnya Kaka. Mei yang mendengar suara berisik di luar gudang itu pun membuatnya tambah ketakutan.
"Tolong... tolong aku. Aku takut," teriak Mei dengan suara yang hampir habis.
Bima yang mendengar teriakan Mei, langsung menerobos masuk ke dalam gudang tua itu, meninggalkan anak buahnya yang sedang berkelahi dengan anak buahnya Kaka.
"Mei... Mei... kamu dimana Mei?" Bima berteriak, kesana kemari mencari keberadaan Mei.
Mei terkesiap yang mendengar suara yang sangat ia kenali itu. Mei tersenyum, ada sedikit rasa kebahagian mendengar suara Bima yang akan menolongnya keluar dari tempat yang menyeramkan ini.
"Mas Bima," ucap Mei bahagia.
" Mas... mas Bima, Mei disini mas, disini Mas Bima," teriak Mei bersemangat. Bima menoleh ke arah suara Mei dan langsung berlari ke arah Mei untuk membuka ikatan Mei.
"Maafkan mas, Mei," ucap Bima dengan mata berkaca-kaca dan nafas yang memburu. Bima berusaha membuka ikatan yang mengikat tubuh Mei.
"Cepat mas! Aku takut anak buahnya akan menangkap kita," ucap Mei tak sabaran. Matanya melirik ke arah pintu gudang takut anak buahnya Kaka masuk dan menangkapnya.
Bima yang sedang berusaha membuka ikatan tali nampak kesulitan.
"Mas, cepet mas! Nanti anak buahnya Kaka kemari," ucap Mei lagi.
"Kamu yang tenang Mei, ini mas lagi berusaha," ucap Bima yang ikutan panik.
" Mas, buruan mas, mereka sudah mendekat."
Akhirnya Bima berhasil membuka ikatan tali yang mengikat Mei. Anak buah Kaka yang melihat langsung menyerang Bima. Mei yang menyaksikan perkelahian kakaknya hanya bisa melihat, menangis dan berteriak melihat Kakaknya berkelahi.
"Mei, cepet kamu pergi dari sini Mei," teriak Bima.
"Nggak... nggak mas, Mei nggak akan ninggalin Mas."
"Mei kamu nggak usah khawatirkan mas, mas tidak sendiri Mei," Mei melihat Bima dan anak buahnya berkelahi. Mei tetap tak menggubris ucapan Bima.
Tak lama mereka mendengar suara mobil berhenti di depan bangunan gudang tua itu.
Kaka yang dihubungi salah satu anak buahnya langsung melajukan mobilnya ke gudang itu. Yah, itu mobil Kaka. Kaka masuk dan menyaksikan perkelahian anak buahnya dan anak buahnya Bima.
Kaka bertepuk tangan dan menampakkan senyum jahatnya.
"Akhirnya kau datang dengan sendirinya," ucap Kaka dengan senyuman jahatnya.
"B******k kamu Kaka, berani-beraninya kamu menculik adikku," umpat Bima.
"B******k? kau yang b******k yang dengan teganya menjadikan adikmu sendiri sebagai alat untuk kepentingan pribadimu sendiri. Dasar pengecut!" umpat Kaka. Bima yang mendengarnya merasakan. sakit pada hatinya, karena memang yang diucapkan Kaka benar.
Buugh, suara pukulan terdengar.
Bima tersungkur mendapatkan pukulan dari Kaka. Sudut bibir Bima mengeluarkan sedikit darah, Bima bangkit dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah dengan jarinya, lalu Balik memukul Kaka.
Mei yang bersembunyi di balik barang-barang rongsokan di dalam gudang. Hanya bisa menyaksikan perkelahian itu. Mei yang tak tahan melihat kakaknya di pukuli oleh Kaka pun keluar dari tempat persembunyiannya.
"Jangan," teriak Mei dengan merentangkan kedua tangannya menghadang pukulan Kaka yang akan memukul Bima. Mei menutup kedua matanya karena tangan Bima sudah mengarah ke arahnya.
Kaka kaget, melihat Mei yang sudah berada di depannya untuk mengahadang pukulan Kaka yang nyaris mengenai Mei. Mei membuka sedikit matanya karena ia tidak merasakan tangan Kaka berada di pipinya.
"Kenapa nggak terasa? Apa aku sudah mati?" tanyanya dalam hati. Kedua matanya terbuka dan terbelalak melihat tangan Kaka yang menggenggam melayang di udara yang nyaris mengenai wajahnya.
Buugh
Mei terjatuh dan tak sadarkan diri. Kaka dan Bima pun panik melihat Mei yang sudah tak sadarkan diri.
Bersambung
Hai Kakak, makasih udah baca ceritanya aku.
Mohon maaf yang kalau ceritanya terlalu pendek dan singkat, karena aku baru belajar menulis kak🤭
Tapi aku usahain tuk up setiap hari.
Jangan lupa vote , like, komentarnya ya kakak😘🤗
Makasih yang udah suka sama ceritanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Ai Elis
nah kan kaka kena mei kan bogem nya.🤦♀️
2022-03-07
0
Fadillah Ahmad
ceritanya benr benar bagus aku suka
2022-02-04
0
pemimpi
Mellika acting lagi ya ??
2021-08-04
0