Gate Hunter
Suku Mata Biru terkenal akan keindahan warna mata yang mereka punya. Banyak sekali manusia yang tidak manusiawi ingin memiliki bola mata mereka untuk dijadikan sebuah koleksi hingga suatu hari tepatnya pada tengah malam terjadi sebuah penculikan yang disebabkan oleh pembunuh professional dari luar negeri.
Mereka membunuh seluruh orang tua bahkan remaja yang sudah menginjak umur 17 tahun tanpa belas kasihan, terdengar kalau mereka hanya membutuhkan anak yang masih umur 5-16 tahun karena kondisi mata yang masih baik dan terawat. Seluruh anak-anak yang sudah diculik langsung mereka bawa ke markas yang berdiri tanpa diketahui oleh Pemerintahan Indonesia.
Napasnya sesak, kepalanya panas dan tubuhnya keringatan saat ini dia hanya bisa melihat kegelapan walaupun matanya sudah terbuka lebar. Suara ban mobil berjalan di permukaan tanah yang tidak rata membuat guncangan sehingga mereka semua ketakutan.
Dia berusaha untuk tenang tapi ingatan saat kedua orang tua serta kakaknya mati terbunuh tepat di depan
matanya membuat trauma tertanam di dalam dirinya. Mobil berhenti bersama dengan terbukanya pintu truk mobil lalu senter mengarah ke mata setiap anak hingga membuat silau, terlintas senyuman puas dari wajah penculik hingga membuat korbannyaketakutan.
Satu persatu anak-anak itu diperiksa kondisi mata mereka oleh dokter yang sudah diancam hingga salah satu anak memiliki kondisi mata rabun seketika anak itu langsung ditembak mati di depan mereka semua sampai membuat teriakan histeris.
Dia masih berusaha untuk tenang walaupun darah telah mewarnai pipinya, anak-anak yang masih histeris
akan langsung diberikan suntikan penenang, sedangkan dia yang masih kuat melihat itu semua membuat salah satu pembunuh professional tertarik.
Brakk...
Dia langsung dibawa ke tempat pribadi pembunuh tersebutyang tertarik dengannya walaupun ketakutan memenuhi pikirannya tapi dia masih berani menatap mata pembunuh tersebut.
"Kamu cukup menarik!" ucapnya sambil tersenyum puas seakan sudah mendapatkan mainannya
Untuk mengetahui nama anak yang membuatnya tertarik itu langsung saja dia lakukan permainan pematah jari sambil mengikat kaki serta menutup kedua mata anak itu.
"Jawab setiap pertanyaan yang aku berikan kepadamu kalau begitu mari kita mulai.Siapa namamu?" tanyanya sambil memegang jari telunjuk anak itu
Tubuhnya gemetar, suaranya tidak mampu keluar karena tidak menjawab pertanyaan tersebut dengan sadis pria itu langsung mematahkan jari telunjuknya hingga jeritan kesakitanmembuat ruangan sepi menjadi ribut.
Ternyata dia tidak mematahkan jari anak itu melainkan menggeser sendi tulangnya seakan-akan patah
benaran. Tangisan membanjiri wajah dan tubuhnya yang meronta-ronta berusaha untuk melepaskan ikatan di tangannya, pembunuh itu mengulang pertanyaannya.
"Siapa namamu?" tanyanya dengan wajah serius untuk mematahkan jari manis anak itu
"Namaku Ryan!" teriaknya dengan keras
"Ryan, mulai saat ini nama panggilanmu adalah Jack dan kamu bisa memanggilku dengan sebutan Cero.
Perlu aku ingatkan kepadamu Jack karena mulai saat ini kamu akan menjadi bahan siksaanku!" ucap Cero
Walaupun umurnya masih 5 tahun, dia mengerti dengan arti dari bahan siksaan yang membuatnya langsung ketakutan hingga tubuhnya tidak bisa bergerak lalu Cero meninggalkannya. Tubuhnya terikat dengan kuat sampai tidak bisa terbuka sedikitpun. Oleh karenaitu,dia memilih untuk diam dan berusaha menenangkan pikiran dan hatinya.
...
Dua bulan berlalu dengan Jack terus-menerus mendengar suara teriakan dari teman-temannya yang sudah seperti neraka buatnya walaupun dalam seminggu ini dia tidak tersiksa tapi jeritan dari luar membuat kepalanya terasa ingin meledak. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun bahkan tubuhnya sama sekali belum makan ataupun minum.
Rasa lapar membuatnya menderita hingga satu nama terlintas di pikirannya lalu dia berusaha untuk memanggil orang itu dengan nada kecil yang perlahan-lahan mulai membesar, satu tarikan napas dia kumpulkan lalu mengeluarkannya.
"Cero!" teriak Jack
Brakk...
"Kenapa kamu memanggilku dasar bocah bodoh saat ini aku lagi sibuk mengeluarkan mata rekanmu!" teriak Cero tanpa perasaan apapun selain marah
Jack yang mendengar kalau mata temannya mau dikeluarkan membuat dia langsung muntah asam lambung sampaimembuat Cero sadar kalau dirinya belum memberikan makanan kepada Jack. Piring dengan makanan dan segelas air putih langsung Jack santap tanpa pikir panjang walaupun Cero memiliki sifat dingin dan sadis entah kenapa Jack merasakan kalau orang di depannya ini berbeda dengan pembunuh yang lain.
"Jack, dengarkan aku kalau kamu tidak ingin ini terus berlanjut yang mengakibatkan dirimu mati seperti rekanmu yang lainnya. Aku akan memberikan kamu dua pilihan yaitu mati seperti rekanmu atau berjuang untuk melawan balik mereka semua!" ucap Cero berwajah serius
"Cero kamu berbeda dengan yang lain, katakan kepadaku kenapa kamu ingin menolongku?" tanya Jack dengan wajah lesu
Pertanyaan Jack membuat Cero tertawa lalu dia menjelaskan kalau dirinya bosan dengan kehidupan seperti
ini bahkan dia membenci hidupnya sendiri. Jack yang mendengar itu semua kini mulai paham dan akhirnya menerima panggilan Jack tanpa rasa takut, dia berdiri berhadapan dengan Cero.
"Sungguh kamu ini sangat menarik!" ucap Cero melihat bakat terpendam di dalam dirinya Jack
Entah kenapa Jack merasa dirinya lebih berani daripada sebelumnya mungkin ini efek dari adaptasi yang
dia miliki hingga memahami situasi yang terjadi tapi dirinya tidak akan bisa lupa dengan apa yang dia dengar dan lihat.
...
Lima tahun berlalu dengan Jack yang kini hanya dirinya saja yang tersisa dari Suku Mata Biru. Tubuhnya
terluka parah karena siksaan dari Cero yang mereka buat menjadi sebuah sandiwara untuk melindungi Cero supaya rencana tidak gagal.
"Aku akan melatihmu hingga menjadi seorang pembunuh professional sama sepertiku!" ucap Cero dengan wajah serius
"Terserah dirimu akan aku ikuti seluruh perintah darimu,Cero!" ucap Jack dengan wajah murung melihat rekannya mati
Cero mengelus kepalanya Jack dengan sangat lembut bagaikan pengganti orang tuanya yang sudah meninggal. Dalam lima tahun ini, Jack mengerti kenapa Cero melakukan itu semua karena organisasinya selalu memberikan ancaman untuknya jika berkhianat dan untuk itu adanya Jack sebab dirinya yang akan menyelesaikan semuanya.
Dalam lima tahun ini, Jack sudah mendapatkan pelatihan dari Cero secara diam-diam dan betul sekali firasat ketika melihat Jack sebab dirinya sangat berbakat dalam bidang seperti ini bahkan Cero takjub melihat bagaimana Jack dapat menguasai seluruh skill yang Cero latih selama 20 tahun tanpa henti, sedangkan untuk Jack hanya perlu waktu sebanyak 5 tahun untuk menguasai seluruh skill tersebut.
"Anak ini akan menjadi pembunuh terbaik di seluruh dunia jika pelatihan ini terus berlanjut tapi aku tidak akan membiarkannya membunuh orang yang tidak bersalah seperti diriku ini!" gumam Cero menyesal dengan perbuatannya selama ini
Jack sudah menguasai teknik senjata, teknik bela diri dan lainnya yang sangat dibutuhkan jika ingin menjadi seorang pembunuh professional saat ini Jack sudah menguasai itu semua dengan sempurna di usia10 tahun.
"Cero, apa yang membuatmu bengong seperti itu?" tanya Jack
Latihan terakhir yang sangat tidak ingin Cero berikan tapi latihan ini sangat perlu dilakukan untuk membuat Jack selalu ingat perasaan ketika membunuh sesama manusia.
"Jack, latihan terakhir untukmu adalah membunuh. Apa kamu siap?" tanya Cero
Mendengar kata membunuh seketika membuat Jack teringat dengan masa lalu kelamnya hingga rasa mual
muncul membuat Cero panik.Namun, Jack dengan tekad yang luar biasa membuat Cero merasakan tekad tersebut kalau dirinya akan melakukan latihan tersebut.
Jack tahu kalau saat ini Cero menyembunyikan keberadaan Suku Mata Biru terakhir jika ketahuan oleh
organisasi akan membuatnyadalam berbahaya. Oleh karena itu, Jack harus segera bisa melindungi dirinya sendiri daripada membuat Cero menjadi musuh organisasi.
...
Tepat pada tengah malam, Cero menggunakan rekan pembunuhnya untuk dijadikan target oleh Jack dengan memberikan alasan kepada rekannya kalau dia ditugaskan menjaga hutan dari kejauhan Cero terus mengawasi pergerakan Jack.
"Hutan adalah salah satu tempat terbaik untuk melakukan pembunuhan dan lebih bagusnya lagi ini
adalah tengah malam. Jadi, penglihatan terkadang tidak bisa melihat semuanya tapi berbeda dengan Suku Mata Biru seperti kami karena mata ini sangatlah spesial jika keadaan gelap seperti ini." gumam Jack yang kini mata birunya mulai bersinar di kegelapan
Cero sudah menganalisis seluruh tentang Suku Mata Biru bukan hanya mata mereka yang indah tapi
keterampilan bertahan hidup serta yang paling membedakan adalah kemampuan mata biru yang bisa melihat keadaan gelap sekalipun tanpa cahaya ini terbukti kuat dengan Suku Mata Biru yang selalu beraktivitas setiap malam hari untuk berburu.
Tempat tinggal mereka di Indonesia tepatnya Pulau Buton yang saat ini sudah menjadi kabar hangat karena Suku Mata Biru telah menghilang dari pulau tersebut. Cero tahu kalau hutan dan suasana gelap adalah tempat terbaik untuk Suku Mata Biru melakukan peburuan dan inilah mengapa Jack memiliki bakat seorang pembunuh.
Srak...Srak...Srak...
Jack berlari melewati semak-semak membuat suara seketika target mulai waspada terhadap asal suara tersebut. Ini dia lakukan dengan senjaga supaya target fokus ke arah suara daripada sekitarnya, Jack memanfaatkan momen ini untuk mendekati target sambil mengarahkan pistol ke dada kiri target.
Cero melihat itu dari kejauhan mengetahui kalau itu adalah gerakan salah yang akan mengantarkan Jack
menuju kematian dengan cepatnya dia berlari untuk menolong Jack. Namun, ketika sampai betapa terkejutnya dia melihat kawat besi yang sudah meregang mengikat di setiap pohon dan sudah memotong tangan kanan target ketika ingin mengambil psitol yang Jack pegang.
Dor...
Pistol dengan peredam suara seketika menembus jantung target hingga tidak bernyawa lagi, Cero berniat untuk melihat wajah Jack ketika sudah membunuh untuk pertama kalinya.
"Berhenti!" ucap Jack
Cero berhenti melangkah dan dia mulai sadar kalau setiap hutan di sekitar target sudah ada banyak sekali
kawat besi tipis yang sangat tajam siap untuk memotong apapun membuat Cero takut dengan kecepatan Jack dalam mengatur seluruh rencananya.
Jack membuat keributan di semak-semak saat itulah dirinya mengikat kawat besi di setiap pohon untuk
dijadikan sebuah senjata tanpa target mengetahuinya. Terlihat tatapan pembunuh yang sangat kuat berasal dari Jack membuat Cero merasakan apa itu ketakutan tapi di lain sisi dirinya bangga melihat Jack berhasil melakukan latihan terakhir.
"Jack dengan ini latihan terakhirmu selesai. Jadi, persiapkan dirimu untuk membalaskan dendam yang selama ini kamu simpan!" ucap Cero
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Kita_Yama
Padahal karya yang lain bagus semua, thor!🤔
2023-05-02
1
FigurX (IG @mahisa_campaka)
pertama baca, nyimak dlu
2022-08-23
0
~Kepala Kampung~
biarkan bapak kampung ini membaca karya warganya
2022-08-11
2