Perjalanan Hidup Jinan

Perjalanan Hidup Jinan

Bab. 1

Namanya Jinan, semenjak kepergian kedua orang tuanya di usia Jinan yang baru menginjak empat belas tahun, Jinan terpaksa harus hidup sendiri karena tidak ada satupun saudara dari orang tuanya yang berniat untuk menampungnya. Beberapa tetangga ada yang berniat untuk menampung Jinan di malam hari, namun gadis yang baru beranjak remaja itu tidak pernah mau tinggal bersama orang yang tidak ada hubungan kekerabatan dengannya meskipun hanya untuk sekedar tidur di malam hari.

Beruntung bagi Jinan, karena sedari kecil ia selalu diajarkan kemandirian oleh kedua orang tuanya. Meski berat untuk Jinan menjalani semua ini di usianya yang masih sangat muda, namun Jinan selalu semangat di setiap hari-harinya. Ia harus mengejar mimpinya untuk menjadi orang sukses, dan membuktikan pada saudaranya bahwa ia bisa berdiri tanpa bantuan mereka.

Demi mencukupi kebutuhan hidup untuk kedepannya, Jinan rela menjadi buruh cuci dan gosok dari rumah ke rumah sepulang ia sekolah. Terkadang ia ikut bantu-bantu di warung makan yang ada di pasar tradisional untuk biaya ia masuk SMA nanti. Ia tidak sampai hati jika harus menjual semua aset orang tuanya yang hanya berupa sebuah rumah dan beberapa perhiasan mas kawin orang tuanya hanya untuk ia bersekolah.

Di bulan kedua kehidupan Jihan yang pontang-panting demi mencari sesuap nasi, saat itu juga Jinan mulai putus asa akan hidupnya. Air mata pun tak pernah lelah keluar dari mata indah wanita itu. Jika boleh memilih, Jinan ingin sekali ikut dengan orang tuanya yang telah pergi meninggalkannya sendirian dengan segudang beban yang tak seharusnya ia pikul sendirian di saat seperti ini.

Namun kedatangan seorang wanita paruh baya yang dikenal Jinan sebagai sahabat baik kedua orang tuanya, akhirnya membuat Jinan bisa tersenyum kembali. Wanita yang kerap di sapa Jinan sebagai tante Linda itu dengan baik hatinya berniat untuk membiayai pendidikan Jinan hingga wanita itu tamat sekolah menengah atas. Jinan senang bukan main dengan tawaran tante Linda yang tanpa syarat itu. Bukankah jika dengan begitu Jinan tidak perlu bekerja ekstra lagi untuk membiayai sekolahnya? Jinan yang tidak pernah su'udzon kepada orang lain pun akhirnya dengan senang hati menerima semua kebaikan tante Linda.

Hingga setelah satu tahun Jinan tamat SMA, tante Linda tiba-tiba meminta Jinan untuk menikah dengan anak semata wayangnya yang bernama Romi Saputra.

Jinan terkejut bukan main dengan permintaan tante Linda. Ternyata kebaikan tante Linda padanya selama ini tidaklah setulus yang Jinan bayangkan. Jinan yang tidak mempunyai pilihan lain pun akhirnya mengiyakan permintaan tante Linda. 

Romi yang usianya terpaut lima tahun di atas Jinan ternyata tidak menolak permintaan mamanya. Jinan tidak tahu kenapa pria itu tidak menolak permintaan mamanya itu, ia juga tidak pernah berfikir apakah pria itu mencintainya atau tidak, Jinan hanya berharap bahwa pernikahan ini akan membawa berkah untuknya kedepan nanti. Apalagi Romi yang selama ini selalu baik padanya saat tante Linda mengajak pria itu mengunjunginya di rumah, membuat Jinan sedikit lebih tenang dengan perjodohan ini.

Satu minggu pertama Jinan dan Romi masih terlihat canggung dengan status baru mereka. Seiring berjalannya waktu, Romi terlihat lebih baik dengan segala sikapnya kepada Jinan, dan Jinan pun mulai merasa nyaman dengan sikap baik yang Romi berikan padanya.

Di minggu kedua, Jinan dengan ikhlas akhirnya memberikan kesuciannya untuk suaminya itu. Meski rasa cinta belum ada di antara mereka berdua, tapi Jinan yakin jika rasa itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu selagi mereka terus bersama.

Semenjak Jinan memberikan kesuciannya pada Romi, setiap hari perlakuan pria itu pada Jinan terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka menjalani hari-harinya dengan sangat baik selayaknya pasangan suami istri pada umumnya. Jinan sangat senang dengan sikap Romi yang begitu baik kepadanya, begitu juga kedua mertuanya.

Malam itu, saat kedua mertua Jinan sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar kota, Jinan meminta Romi untuk menginap di rumah orang tuanya dulu. Rumah kecil pinggir kota yang sudah hampir satu bulan tidak dihuni. Jinan sangat merindukan rumah itu. Rumah yang menjadi kenang-kenangannya bersama kedua orang tuanya dan juga saksi perjalanan hidup Jinan selama kurang lebih empat tahun sebelum ia menikah.

Romi dengan senang hati mengabulkan permintaan istrinya itu. Mereka pergi ke rumah orang tua Jinan di pagi hari, bersamaan dengan keberangkatan Romi menuju kantor.

"Kamu hati-hati di rumah. Aku ke kantor dulu ya," pamit Romi lalu meninggalkan Jinan di rumah kecil itu.

Seperti biasa, setiap jam makan siang kantor Romi akan menyempatkan dirinya untuk makan siang di rumah bersama istrinya. Jinan yang saat itu sedang berbelanja di warung dekat rumahnya tiba-tiba terkejut karena ternyata dompetnya tertinggal di rumah suaminya.

Dengan rasa malu yang teramat sangat, Jinan akhirnya memberanikan diri untuk mengutang di warung tersebut.

"Setelah suami saya pulang nanti siang, saya akan bayar kok, Bude," janji Jinan pada ibu pemilik warung sayur tersebut.

"Iya nggak papa kok, Jinan. Kamu santai saja, kayak baru kenal sehari aja sama saya."

Dengan raut wajah leganya, Jinan kembali ke rumah untuk menyiapkan makan siang untuk suaminya. Saat jam sudah menunjukkan pukul 12:30 Jinan belum juga mendapatkan suaminya pulang ke rumah. Ia akhirnya mencoba menghubungi Romi untuk menanyakan keberadaan pria itu.

"Maaf Jinan, hari ini aku akan makan di luar dengan klienku. Maaf ya aku lupa menghubungimu," ujar Romi saat Jinan menanyakan keberadaannya.

Jinan menghela nafasnya. Ia menatap semua hidangan di atas meja dengan wajah tak bersemangat.

"Sia-sia dong aku berhutang dengan bude Wati."

Jinan kembali menghela nafasnya, ia harus bisa memaklumi kesibukan suaminya itu. Bagaimanapun juga, Romi bekerja semata-mata untuk menafkahinya.

Jinan memutuskan untuk makan sendirian siang itu. Tak lupa sebagian makanan yang masih tersisa ia letakkan di dalam lemari dapur agar bisa di panaskan untuk makan malam nanti.

Setelah selesai dengan makan siangnya, Jinan memutuskan untuk sholat dzuhur terlebih dahulu sebelum pergi menuju rumah suaminya untuk mengambil dompetnya yang ketinggalan. Ia tidak mau menumpuk hutang lebih lama kepada orang lain, ia takut kelupaan nantinya. Meski hanya beberapa ribu, hutang tetaplah hutang, yang jika tidak dibayar maka akan ditagih hingga di akhirat nanti.

Jinan pergi ke rumah suaminya dengan menggunakan jasa ojek online. Setiba di tempat tujuan, Jinan meminta supir ojol tersebut untuk menunggu karena ia tidak memiliki uang sepeserpun di dalam tasnya untuk membayar.

Jinan mengernyitkan keningnya saat melihat mobil suaminya ada di halaman rumah. Bukankah Romi bilang akan makan siang dengan kliennya? Apakah sudah selesai atau Romi sengaja meninggalkan mobilnya di rumah? Tapi kenapa? Itu mustahil sekali. Dan bukankah kunci rumah ada padanya saat ini?

Pintu rumah yang tidak terkunci membuat Jinan langsung saja memasuki rumah. Ia tidak melihat siapapun di dalam sana. Mungkin Romi sedang istirahat di dalam kamar atau sedang ada di dapur, pikirnya.

Saat Jinan menginjakkan kakinya di lantai dua rumah itu, kuping jinan menangkap suara seorang wanita dan suara seorang pria yang sedang berbincang di dalam kamarnya dengan nada suara yang terdengar parau dan menjijikan. Jinan yakin seratus persen jika suara pria itu adalah suara suaminya, Romi. Tapi siapa wanita yang bersamanya itu?

Jinan menelan ludahnya. Tubuhnya sudah bergetar hebat saat telinganya mendengar jelas percakapan kedua manusia itu.

"Sayang, kapan kita menikah? Aku tidak bisa bersembunyi seperti ini terus."

"Bersabarlah. Kita akan menikah setelah aku menceraikan Jinan, Sayang."

"Apa kau yakin akan menceraikannya? Aku tidak tega melihat wanita itu, Rom," ujar wanita tersebut.

"Kamu tenang saja, dia akan baik-baik saja."

"Tapi kamu sudah merampas kesuciannya Rom."

"Sayang, dia yang menyerahkannya padaku. Lagian 'kan aku suaminya, wajar saja jika aku mengambil kesuciannya."

"Apa kau mulai mencintainya setelah melakukan itu bersamanya?"

"Sayang, dia itu hanyalah mainanku saat kau tidak ada disisiku. Kau tahu? Aku bahkan selalu membayangkanmu saat melakukan hal menyenangkan itu bersamanya."

"Kau gila, Rom."

"Sudahlah, jangan membahas dia lagi. Kita nikmati saja waktu berdua kita siang ini, sebentar lagi waktu makan siangku akan berakhir. Jarang-jarang 'kan kita bisa berduaan lagi seperti ini setelah sekian lama."

Percakapan kedua manusia itu sungguh membuat kaki Jinan lemas. Rasanya ia tidak sangguh lagi untuk melangkah.

"Jadi selama ini aku hanya menjadi mainannya saja di atas ranjang?"

******

Like, Coment, dan Vote 💕

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Yaaa ampun... awal cerita yg menyesakkan.

tapi jd penasaran 🤭👍

2023-10-19

0

Neulis Saja

Neulis Saja

dobrak aja Pintu kamarnya setelah ketahuan apa yg mereka lakukan

2023-06-14

1

Diana Susanti

Diana Susanti

nyimak kak

2023-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 SEKILAS :)
98 Bab. 97
99 Bab. 98
100 Bab. 99
101 Bab. 100
102 Bab. 101
103 Bab. 102
104 Bab. 103
105 Bab. 104
106 Bab. 105
107 Bab. 106
108 Bab. 107
109 FYI
110 UJIAN CINTA
111 CINTA DATANG TERLAMBAT
112 NEW STORY
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
SEKILAS :)
98
Bab. 97
99
Bab. 98
100
Bab. 99
101
Bab. 100
102
Bab. 101
103
Bab. 102
104
Bab. 103
105
Bab. 104
106
Bab. 105
107
Bab. 106
108
Bab. 107
109
FYI
110
UJIAN CINTA
111
CINTA DATANG TERLAMBAT
112
NEW STORY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!