Bab. 17

Setelah kepergian Ria dan Rico, kini Ira dan Marco pun juga hendak berpamitan karena mereka ada urusan pekerjaan yang memang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

"Maafkan Mama ya, Sayang. Kalau urusan Mama sudah selesai, Mama akan ke sini lagi. Kamu jangan khawatir ya," ujar Ira sembari memeluk tubuh Jinan.

"Tidak apa, Ma. 'Kan ada Elena di sini. Iya 'kan El?" tanya Jinan pada Elena dan dibalas anggukan Elena yang sedang menyantap sarapannya di sofa.

"Yaudah Mama tinggal dulu ya, Sayang. Baby Ay, Oma dan Opa pergi dulu ya, Sayang. Jangan nakal selama Oma tinggal ya, biar Mama kamu bisa istirahat, oke," ujar Ira pada Baby Ay.

"Siap, Oma," sahut Jinan dengan menirukan suara anak kecil.

"El, jagain Kakak kamu ya. Jangan main ponsel terus," pesan Ira pada anak perempuannya yang sedang menatap layar ponsel.

Elena yang disindirpun menatap mamanya kesal. Belum juga setengah jam menyentuh benda pipih itu, sudah dapat sindiran saja.

"Dasar protektif," batin Elena.

"Kami pergi ya, Ji," pamit Marco sebelum mereka pergi meninggalkan ruangan itu.

Tak lama dari kepergian Ira dan Marco, Jinan meraih ponselnya di atas nakas. Ia memotret puterinya yang sengaja disebut baby Ay, dan mengirimkan gambar tersebut kepada Romi dengan disertai beberapa kalimat singkat berisi infomasi sesuai janjinya beberapa bulan lalu.

"Sedang apa, Ji?" tanya Elena yang tiba-tiba sudah berada disampingnya.

Jinan yang terlonjak kaget akan kehadiran Elena disampingnya hampir saja menjatuhkan ponselnya dari tangannya. 

"Astaga El, kamu ngagetin aja," ucap Jinan sembari mengusap dadanya.

"Sorry, Ji. Lagian kamu fokus banget sama ponsel, sampai-sampai aku udah di sini aja kamu nggak sadar," ujar Elena dengan menggunakan bahasa Indonesia yang masih kental akan aksen baratnya.

"Lagi ngapain sih?" tanya Elena sembari mendudukkan tubuhnya di samping bantal tidur Jinan. Tepatnya di samping atas box bayi milik baby Ay.

"Em, aku sedang mengirim foto baby Ay pada ayahnya," ucap Jinan seraya menunjukkan layar ponselnya yang menampakkan isi ruang obrolan bersama Romi.

Elena menatap Jinan terkejut. Jadi selama ini Jinan masih berhubungan dengan mantan suaminya itu, pikir Elena.

"Apa kau masih berhubungan dengan mantan suamimu, Ji?" tanya Elena dengan nada tak sukanya.

"Kenapa?" tanya Jinan bingung akan cara bicara dan raut wajah Elena yang tiba-tiba berubah menjadi serius.

"Aku tidak suka jika kau rujuk pada lelaki baj1ngan itu, Ji. Kau sudah kami anggap seperti saudari kami sendiri, dan kami tidak akan merestui pernikahan kedua kalian," ujar Elena sedikit emosi.

Jinan menahan tawanya akan ucapan konyol Elena.

"Siapa yang mau menikah lagi, El? Astaga, kamu ini lucu sekali."

"Jadi, apa kau tidak akan menikah lagi dengan pria itu?" tanya Elena memastikan.

"Tidak. Aku hanya mengirim foto baby Ay saja padanya. Aku sudah berjanji akan mengirimkan foto anak kita jika sempat. Bagaimanapun juga, mas Romi berhak tahu atas kehadiran buah hatinya. Meski aku tidak tahu apakah dia akan menerima anak ini sebagai anaknya atau tidak, yang pasti aku tidak boleh menjauhkan anak ini dari ayah kandungnya."

Elena menatap Jinan dengan intens, ia tidak tahu ingin menilai Jinan sebagai wanita berhati baik atau bodoh. Jika ia ada di posisi Jinan, mungkin ia akan menyembunyikan anak ini sejauh mungkin dari pria br3ngsek seperi mantan suaminya itu.

Tapi sayang sekali karena saat ini dia bukanlah Jinan. Dan untuk urusan pribadi mereka, terserah apa yang ingin dilakukan wanita itu sajalah, Jinan memiliki kebebasan dalam bertindak. Yang terpenting, Jinan tidak melakukan hal bodoh saja yang mungkin akan merugikan dirinya sendiri.

"Oh ya, Ji. Em, saat ini 'kan kita hanya berdua di sini," ujar Elena dengan mengalihkan pembicaraan mengenai mantan suami Jinan.

"Ya?" Jinan menaikkan kedua alisnya saat Elena menjeda ucapannya.

"Em, kasih tahu dong nama lengkap baby Ay," ujar Elena dengan menyengir kuda.

"Tidak boleh," ucap Jinan cepat.

Jinan memang sudah menyiapkan nama lengkap untuk puteri kecilnya itu, namun ia belum memberitahukan nama itu pada semua orang, termasuk Ria dan keluarganya. Bahkan Romi saja selaku ayah biologisnya tidak Jinan beritahu meski sekedar nama depan seperti 'Ay' yang sering disebut Elena dan yang lain. Jinan sudah memutuskan akan mengumumkan nama lengkap anaknya itu setelah ia pulang dari rumah sakit saja, sekaligus membahas tanggal aqiqah untuk puterinya nanti.

Elena memanyunkan bibirnya. "Please," ucap Elena dengan mengedipkan kedua matanya. "Kasih tau dong, Jinan. Janji, aku tidak akan bocor," ujar Elena dengan mengacungkan jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf V.

"Tidak boleh, ya tidak boleh, Elena. Kau harus menunggu sampai hari esok tiba. Besok aku sudah boleh pulang oleh dokter, dan aku akan mengumumkan nama baby Ay besok di rumah. Sekaligus kita adakan makan malam bersama anak-anak resto. Special menyambut kedatangan baby Ay, aku akan meliburkan restoran satu hari full."

Elena menghela nafasnya kecewa. Padahal ia sudah berharap akan jawaban dari Jinan, tapi Jinan sepertinya teguh sekali dengan pendiriannya. Yasudahlah, menunggu hari esok juga tidak akan membuatnya seperti menunggu selama setahun.

Oeekk ... oeekk ... oeekk ...

Lengkingan tangis baby Ay menghentikan percakapan Jinan dan Elena. Dengan perlahan dan juga dibantu Elena, Jinan mulai membenarkan tubuhnya untuk meraih baby Ay yang ada di dalam box bayi untuk disusui. Beruntungnya ia dulu sering menjadi baby sitter dadakan untuk para keponakannya, jadi Jinan tidak terlalu canggung lagi jika harus menggendong anak bayi.

Setelah baby Ay puas memakan makanannya, Elena meminta izin pada Jinan untuk mencoba menggendong bayi mungil itu. Cukup sulit karena ini yang pertama bagi Elena, namun karena Jinan yang sabar mengajarinya, akhirnya wanita cantik itu berhasil menggendong bayi mungil itu meski masih terasa gugup.

Sembari mengawasi Elena yang sedang menggendong anaknya, Jinan mencoba untuk mengecek ponselnya. Siapa tahu ada balasan dari Romi akan pesannya tadi. Namun sayang, ternyata Romi hanya melihat pesannya saja tanpa berniat untuk membalasnya meski hanya ucapan selamat atas persalinannya.

Jinan menghela nafasnya. "Apakah seberat ini untuk menjadi baik?" batin Jinan.

...

Pukul 14.03 di ruang rawat Jinan.

Tookkk ... tookkk ...

"Masuk," teriak Jinan dari atas kasurnya.

Saat pintu terbuka, terlihatlah sosok Ria dan Rico yang baru pulang dari restoran miliknya. Jinan menatap penuh tanya akan raut wajah serius sekaligus lelah di wajah kedua orang bersaudara itu.

"Ada apa? Apa ada masalah di restoran?" tanya Jinan langsung sebelum kedua orang itu mendudukkan tubuhnya.

Ria dan Rico saling pandang sebelum menjawab pertanyaan Jinan. Mereka seperti saling kode untuk meminta lawan pandangnya agar segera menjawab pertanyaan Jinan.

"Kalian ini kenapa? Apa restoran masih sepi seperti kemarin? Atau ... tidak ada yang datang untuk makan di sana dari pagi?" tanya Jinan menelisik. Ia menghela nafasnya, sepertinya ia akan benar-benar menutup restoran itu secepatnya sebelum ia mengalami kerugian yang sangat drastis.

"Restoran hari ini kita tutup, Kak," ujar Ria tak bersemangat setelah mendudukkan tubuhnya di atas sofa samping Elena.

Jinan mengernyitkan keningnya heran. "Kenapa harus ditutup, Ri? Buka aja nggak papa kok. Siapa tahu masih ada satu atau dua orang yang ingin makan di sana."

Ria tak menjawab ucapan Jinan, ia melirik Rico dengan ragu. Sementara Rico hanya menghela nafasnya sembari menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa dengan memejamkan mata. Ia tidak tega memberitahu Jinan akan kejadian yang menimpa restoran wanita itu hari ini.

"Ada apa sih? Kenapa kamu seperti ketakutan begitu, Ri?" tanya Jinan penasaran akan tingkah kedua orang bersaudara itu.

Ria bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri Jinan dengan raut wajah ragu.

"Ada apa, Ri?" tanya Jinan lagi setelah Ria duduk di samping ranjangnya.

"Restoran Kakak. Em, restoran Kakak sedang diteror," ujar Ria dengan memejamkan matanya.

Jinan membelalakkan matanya. "Diteror? Diteror bagaimana maksud kamu, Ri?"

Elena yang sama terkejutnyapun berjalan cepat menghampiri Jinan dan Ria.

"Hampir seluruh lantai di restoran penuh dengan darah, Kak. Kata Kak Rico, itu darah manusia yang sudah lama membusuk."

Jinan membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya. "Astaghfirullah," gumam Jinan lirih. Air matanyapun kini tumpah membasahi pipi tirusnya.

"Astaga," ucap Elena tak kalah syok akan perkataan Ria.

"Siapa yang melakukan itu semua, Ri? Apa kalian sudah lapor ke polisi? Kenapa kalian baru memberitahuku sekarang?" tanya Jinan dengan isakan yang tak bisa ditahan.

Elena mengambil duduk di samping Jinan, ia mengusap bahu wanita itu sekedar untuk menenangkannya meski ia sendiri mulai takut akan apa yang terjadi pada resto Jinan.

"Saat pertama kali pegawai Kakak melihat keadaan itu, mereka langsung ke luar resto. Mereka bahkan tidak berani masuk. Sampai saat kami datang, barulah kita semua masuk ke dalam dan mengunci rapat pintu serta trali restoran dari dalam agar tidak membuat kehebohan bagi yang melihatnya. Kak Rico bilang, semua ini perbuatan yang disengaja oleh orang bawah tanah. Bahaya jika kita sampai lapor polisi."

"Orang bawah tanah?" tanya Jinan bingung.

"Orang yang bermain di dunia gelap, Kak. Sekelas mafia atau sebagainya," ujar Ria dengan menggigit bibir bawahnya.

"Hah? Bagaimana bisa? Kakak bahkan tidak kenal siapapun di sini, Ri. Kamu tahu itu 'kan? Bagaimana bisa ada orang seperti itu yang dengan sengaja meneror restoran Kakak? Itu tidak mungkin," ujar Jinan tak percaya akan perkataan Ria.

"Apa mungkin mereka salah target?" celetuk Elena tiba-tiba.

******

LIKE, COMENT, and VOTE yyaaaaa💕

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

ini bukan ulah Ardo kan?

2023-06-20

0

Ersa

Ersa

si Rom lagi cibuk ngasih anak aurel, ya mudah2an itu bukan anak bioologis si Rom. tapi gak dibikin balik ma junan ya

2023-06-20

0

Mimi Jamileh

Mimi Jamileh

tegang

2021-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 SEKILAS :)
98 Bab. 97
99 Bab. 98
100 Bab. 99
101 Bab. 100
102 Bab. 101
103 Bab. 102
104 Bab. 103
105 Bab. 104
106 Bab. 105
107 Bab. 106
108 Bab. 107
109 FYI
110 UJIAN CINTA
111 CINTA DATANG TERLAMBAT
112 NEW STORY
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
SEKILAS :)
98
Bab. 97
99
Bab. 98
100
Bab. 99
101
Bab. 100
102
Bab. 101
103
Bab. 102
104
Bab. 103
105
Bab. 104
106
Bab. 105
107
Bab. 106
108
Bab. 107
109
FYI
110
UJIAN CINTA
111
CINTA DATANG TERLAMBAT
112
NEW STORY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!