Bab. 10

Berlin, Jerman. 13.25 pm.

Di atas sajadah berwarna hitam dengan sebuah gambar mekah ditengah-tengahnya, seorang wanita bertubuh langsing asal Indonesia kini sedang memanjatkan doa pada Tuhannya setelah menyelesaikan sholat dzuhurnya. Wanita tersebut tak lain ialah, Jinan.

Jinan dan Ria sampai di Jerman sekitar pukul delapan pagi waktu Jerman, sedangkan di Indonesia mungkin saat itu sudah jam dua siang. Dari bandara mereka langsung menuju rumah yang sudah disewa oleh saudara jauh orang tua Ria yang memang menetap di Jerman. Dengan kehadiran saudara Ria di sana pun, Jinan dan Ria tidak terlalu kerepotan lagi dalam mengurus keperluan awal mereka di sana karena semua sudah diurus oleh orang suruhan paman dan bibi Ria. Sekali lagi Jinan harus banyak-banyak bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan padanya.

Setelah Jinan menyelesaikan ibadahnya, ia ikut bergabung bersama Ria dan para saudaranya yang sudah duduk manis di meja makan kecil samping kamar tidurnya. Jinan tidak enak hati telah membuat mereka menunggunya sedikit lebih lama untuk menikmati makan siang.

"Maaf, Paman, Bibi, Rico, Elena, sudah membuat kalian menunggu," ujar Jinan setiba di samping meja makan.

"Kak Jinan kayak guru aja, semuanya di absen," ujar Ria dengan terkikik.

Jinan hanya tersenyum malu menanggapi ucapan Ria. Wanita itu memang sangat pemalu jika bertemu orang baru.

"Tidak apa, Jinan. Ayo duduk, kita makan. Nanti keburu dingin makanannya," ujar paman Ria bernama Marco.

Jinan mengangguk lalu mendudukkan tubuhnya di kursi samping Elena dan Ria. Mereka mulai menikmati makanan khas Indonesia buatan bibi Ria bersama-sama. Menurut Jinan, sepertinya bibi Ria sudah terbiasa memasak makanan Indonesia di sini, terlihat jelas dari rasa masakannya yang sangat khas sekali dengan makanan pinggir jalan yang tak jauh dari pasar di kampungnya. Sederhana tapi sangat nendang di lidah.

Seusai makan dan berbincang sejenak, keluarga bibi Ria pun pamit pulang pada Jinan dan Ria. Mereka ingin memberi waktu Jinan dan Ria untuk beristirahat dulu setelah perjalanan melelahkan mereka dari Indonesia – Jerman yang memakan waktu delapan belas jam lebih.

Sembari menunggu Ria sholat ashar, Jinan memutuskan untuk membereskan semua barang-barang yang ia bawa pada tempatnya. Mereka sholat bergantian karena Ria terlupa membawa mukenah. Setelah Ria selesai sholat, bertepatan dengan Jinan yang telah selesai memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari kamarnya.

Malam harinya setelah menyelesaikan sholat isya' dan menyantap makan malam sederhana buatan Jinan, Jinan dan Ria bersiap untuk tidur. Mereka memilih tidur lebih awal karena memang mereka sudah sangat lelah, waktu istrirahatnya siang tadi mereka gunakan untuk beres-beres. Lagi pula mereka harus mempersiapkan tenaga untuk hari esok, karena besok mereka akan diajak Rico dan Elena berkeliling kota Berlin.

***

Alarm berbunyi kencang, membangunkan tukang tidur di dalam kamar sederhana khas Eropa bercat abu-abu muda. Jinan menggeliatkan tubuhnya, ia mematikan alarm yang memekakkan telinganya. Dilihatnya ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 05:30. Jinan sengaja menyetel alarm setengah jam lebih awal sebelum waktu subuh datang agar ia bisa bersiap-siap sebelum sholat.

Hampir dua puluh menit Jinan duduk di atas sajadah setelah menyelesaikan sholatnya, kini ia beranjak membuka jendela kamar yang ia dan Ria tempati. Ya, mereka memang tidur di satu kamar yang sama karena rumah yang mereka sewa saat ini memang cukup kecil dan ... murah. Sebenarnya bibi Ria ingin meminjamkan apartemen-nya untuk mereka tempati bersama anak perempuannya, tapi Jinan yang tidak ingin terlalu banyak berhutang budi dan merepotkan orang lain membuat Ria harus terpaksa mengikuti Jinan tinggal di rumah kecil ini.

Lokasi rumah sewa mereka saat ini terbilang cukup dekat dengan universitas X. Bahkan dari jendela kamarnya saat ini, Jinan sudah bisa melihat salah satu sisi gedung kampus tersebut. Tempat di mana Jinan dan Ria akan berkuliah di sana. Tempat yang pernah ayah Jinan janjikan padanya untuk ia bersekolah di sana beberapa tahun lalu.

"Ayah, Jinan sekarang ada di Jerman. Jinan akan sekolah di sana sesuai keinginan Ayah. Jinan akan menjadi wanita sukses seperti keinginan kalian," tatap Jinan pada gedung tersebut.

"Ayah, Jinan rindu. Jinan rindu Ayah dan Ibu. Jinan rindu kalian," gumam Jinan pelan. Ia menyeka air matanya yang mulai berguguran di pipinya.

"Tapi Ayah dan Ibu di sana tenang saja ya, Jinan di sini nggak sendiri lagi kok. Ada Ria dan keluarganya yang tulus membantu Jinan. Jinan yakin, jika mereka benar-benar tulus membantu Jinan tanpa berharap imbalan. Jinan janji, Jinan akan selalu mengingat kebaikan mereka pada Jinan. Seperti kata Ayah dulu, bahwa ketulusan harus dibalas dengan ketulusan pula, sedangkan kejahatan tak usah diperdulikan, anggap itu sebagai ujian untuk kita meraih kesuksesan." Jinan tersenyum saat mengingat kedekatannya bersama keluarganya beberapa tahun silam.

Saat ia berbalik dan hendak membuka mukenah yang memang belum dibukanya, ia tiba-tiba teringat bahwa ia harus membangunkan Ria untuk sholat subuh.

"Astaga, kok bisa lupa ya," ucap Jinan panik.

Dengan tergesa, Jinan membangunkan Ria dengan mengguncang tubuh wanita berambut merah itu sedikit lebih kuat agar Ria segera terbangun.

Ternyata tak terlalu sulit untuk membangunkan wanita berambut merah itu. Mungkin karena waktu tidurnya yang cukup membuat wanita itu cepat bangun saat dibangunkan Jinan.l

Pukul tujuh pagi, Jinan dan Ria sudah duduk manis di atas sofa kecil yang ada di ruang tamu. Di depan mereka sudah ada beberapa menu sarapan yang baru saja mereka masak sendiri. Kebetulan bibi Ria kemarin sudah mengisi beberapa bahan makanan di kulkas. Definisi dari siap sedia, pikir Ria dan Jinan. Namun karena stok bahan makanan yang tidak terlalu banyak, mungkin Jinan dan Ria harus berbelanja hari ini.

"Kak, Kakak serius mau kuliah tahun depan?" tanya Ria disela makan mereka.

Jinan menganggukkan kepalanya tanpa berucap. Jinan memang sudah berencana untuk memulai kuliah setelah ia melahirkan saja, ia tidak mau proses belajarnya terganggu karena harus cuti melahirkan nanti. Biarlah saat anaknya sudah lahir, barulah ia mulai pendidikannya. Untuk saat ini, ia harus memulai usahanya terlebih dahulu.

Jinan rencananya ingin melanjutkan usaha bakery-nya di sini. Dan dia juga rencananya ingin membuka restoran khas Indonesia di sini. Siapa tahu warga Jerman banyak yang menyukai makanan buatan tangan Indonesia-nya Jinan. Dan siapa tahu juga ada warna Indonesia yang tinggal di sini yang merindukan makanan khas Indonesia. Meski di sini sudah ada beberapa restoran Indo, tapi Jinan tetap ingin mencoba dengan nuansa yang baru, seperti nuansa Asia contohnya. Meski tak tahu akan berhasil atau tidak, yang pasti ia harus mencobanya dulu. Fight and pray first, sisahnya biarlah menjadi urusan Allah.

***

Saat ini Jinan dan Ria sudah duduk manis di dalam mobil BMW putih milik Rico. Mereka hari ini akan mengelilingi kota Berlin sebagai perkenalan awal mereka di sana. Rico yang saat itu menyetir mobil terlihat seperti supir tampan mereka, dan di sampingnya ada Elena yang sudah terlihat sangat cantik dengan pakaian yang sedikit terbuka. Mungkin wanita itu sudah terbiasa dengan budaya barat karena sudah lama tinggal di sana, meski ibu mereka adalah orang asli Indonesia.

Rico dan Elena membawa Ria dan Jinan mengunjungi Pariser Platz, yang merupakan salah satu tempat wisata terbaik di Berlin. Pariser Platz ini terletak di tepi Gerbang Brandenburg di ujung jalan Unter den Linden. Gerbang Brandenburg sendiri merupakan salah satu simbol utama Berlin.

Kemudian mereka mengunjungi Pergamon-Museum. Museum yang terletak di Museum Island, Berlin, Jerman.

Menurut laman yang Jinan baca pada sebuah situs web di pencarian google, museum ini dibagi tiga yakni the Antikensammlung, the Vorderasiatisches Museum, dan the Museum für Islamische Kunst.

Antikensammlung merupakan koleksi dari seni yunani dan Romawi yang berisi koleksi barang-barang antik seperti arsitektur, patung, mosaik, perunggu, perhiasan dan keramik.

Sedangkan Vorderasiatisches merupakan koleksi dari timur tengah termasuk budaya Asiria, Sumeria, dan Babilonia.

Yang terakhir Museum für Islamische Kunst atau biasa disebut Islamic Art Museum, merupakan museum yang mengoleksi berbagai jenis karya seni Islam.

Pukul 14.48 mereka pergi ke Tiergarten, taman dalam kota yang paling terkenal di Berlin. Tak lama mereka di sana, hanya sekedar berfoto dan berjalan-jalan sebenyat. Satu jam sebelum maghrib, Rico mengajak Jinan dan Ria pergi ke Gendarmenmarkt. Sebuah alun-alun yang menarik di Berlin menurut penjelasan Elena.

Mereka di sana hingga malam hari, setelah lelah menghampiri, Rico akhirnya membawa mereka pulang untuk beristirahat. Dalam perjalanan pulang, Jinan yang kelelahan pun akhirnya tertidur dengan kepala yang bersandar pada kaca pintu mobil. Setelah sampai di depan rumah sewa Jinan dan Ria, Rico yang hendak menggendong tubuh Jinan karena wanita itu masih tidur tiba-tiba didorong oleh Ria.

"Mau apa?" tanya Ria.

"Mau gendong teman kamu lah, mau apa lagi. Kamu nggak lihat dia lagi tidur gitu?" ujar Rico.

"Dibangunin aja, nggak perlu gendong-gendong," ujar Ria ketus.

"Kamu nggak kasihan lihat teman kamu kelelahan begitu," ujar Rico lagi.

"Dari pada dia marah sama aku karena tubuhnya disentuh lawan jenis, mending aku bangunin aja," ujar Ria.

Rico mengernyitkan keningnya. Apa yang salah dengannya? Kenapa Ria begitu heboh saat ia akan menggendong temannya, padahal 'kan dia hanya ingin membantu saja.

******

LIKE, COMENT, and VOTE 💕

Terpopuler

Comments

Ati Nurhayati

Ati Nurhayati

kok tiba² banyak uang tuk kuluah diluar negri 🤔

2023-08-23

0

Dhina ♑

Dhina ♑

💜💜💜💜💜💜💜🖤🖤
7in1

2021-11-11

1

KIA Qirana

KIA Qirana

Lagi Thor
💕💕💕💕💕💕💕💕
7in1

2021-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 SEKILAS :)
98 Bab. 97
99 Bab. 98
100 Bab. 99
101 Bab. 100
102 Bab. 101
103 Bab. 102
104 Bab. 103
105 Bab. 104
106 Bab. 105
107 Bab. 106
108 Bab. 107
109 FYI
110 UJIAN CINTA
111 CINTA DATANG TERLAMBAT
112 NEW STORY
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
SEKILAS :)
98
Bab. 97
99
Bab. 98
100
Bab. 99
101
Bab. 100
102
Bab. 101
103
Bab. 102
104
Bab. 103
105
Bab. 104
106
Bab. 105
107
Bab. 106
108
Bab. 107
109
FYI
110
UJIAN CINTA
111
CINTA DATANG TERLAMBAT
112
NEW STORY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!