Setelah semuanya beres, Damar dan Dinda pun kembali menuju rumah Damar.
"Assalamu'alaikum, Damar dan Dinda pulang," ucap Damar.
Bu Dewi sangat senang melihat Dinda kembali ke rumahnya.
Dan Bu Dewi segera mengandeng tangan Dinda untuk menunjukan kamar yang akan Dinda tempati.
"Masya Alloh ibu, kamar ini terlalu bangus untuk Dinda tempati, Dinda tidur di kamar pembantu saja ya Bu," pinta Dinda yang merasa tidak pantas dan tentunya tidak enak dengan para ART yang lain.
Tapi, Bu Dewi tetep kekeh, dan mengharuskan Dinda untuk tetap menempati kamar itu, katanya, ibu akan sangat sedih jika Dinda menolak.
"Baiklah Bu, tapi janji ibu gak boleh sedih sedih lagi, harus selalu bahagia," ucap Dinda.
"Hem, jadi kalo ada yang baru, ibu jadi Lupa nih sama yang lama, lupa nih kalo ada anak ibu Damar yang selalu tampan ini," Damar menggoda ibunya.
Ibunya tersenyum, dan memeluk Damar, mengisyaratkan kalo Damar tetap yang pertama.
"Damar bercanda Bu, Damar sangat bahagia melihat ibu bisa tersenyum lagi,"
"Si Gesit biar istirahat dulu Bu, karena katanya besok ada kuliah pagi, dan ibu juga harus istirahat, biar besok ibu lebih Fress," ujar Damar.
"Aku jadi merasa asing dengan namaku sendiri," batin Dinda.
Karena memang sudah larut malam, merekapun masuk ke kamar masing masing untuk beristirahat.
Jam tiga dini hari, Dinda terbangun melaksanakan sholat malam, diteruskan dengan mempelajari buku mata kuliahnya. Setelah menjelang subuh, Dinda bergegas mandi dan bersih bersih, kemudian melaksanakan sholat subuh, dan setelah sholat, Dinda selalu rutin tilawah, meskipun hanya beberapa ruku.
Setelah rutinitas subuh Dinda selesai, Dinda bergegas ke dapur, mau membantu para ART nya Bu Dewi, untuk memasak sarapan pagi.
" Maaf, boleh kita kenalan?" kata Dinda.
"Nama saya Dinda, kalo boleh kenal nama ibu siapa ya?" tanya Dinda dengan sopan.
"Saya mbok Darmi, dan ini teman saya Mbok Sri, senang sekali bisa berkenalan dengan non Dinda yang cantik," ucap mbok Darmi.
"Mbok Darmi bisa saja, boleh minta tolong mbok, jangan panggil Dinda dengan non, Dinda pekerjaannya sama dengan dengan mbok Darmi dan juga mbok Sri,"
"Oh ya, mbok Darmi mau masak apa biar Dinda bantuin,"
"Dinda, coba masak nasi goreng ala Dinda ya, mudah mudahan ibu dan mas Damar suka, boleh kan mbok?"Dinda memohon.
Setelah sarapan siap dihidangkan, Dinda pun ke kamarnya untuk siap siap berangkat kuliah.
Kemudian menuju kamar Bu Dewi, untuk memberitahu Bu Dewi, kalo sarapan sudah siap.
Tok tok tok, Dinda mengetuk pintu kamar Bu Dewi.
"Ibu boleh Dinda masuk, mungkin ada yang bisa Dinda bantu,"
Tidak lama kemudian, pintu kamar Bu Dewi pun di buka, dan mempersilahkan Dinda masuk.
"Ada yang bisa Dinda bantu Bu, mungkin ada yang ibu butuhkan?" tanya Dinda.
"Kalo tidak ada yang dibantu, kita turun dulu ya Bu, sarapan sudah siap,"
Bu Dewi dan Dinda turun beriringan untuk sarapan, sementara Damar sudah menunggu di meja makan.
" Gesit, kamu sarapannya di sini saja, biar Bu ada temennya," titah Damar.
"Tapi mas, Dinda sungkan, pekerja yang lain sarapannya di belakang semua,"
Bu Dewi pun mengelus punggung Dinda, tandanya Bu Dewi senang jika Dinda satu meja makan.
"Baiklah, Dinda sarapan di sini bareng ibu sama mas Damar,"
"Good girl, tapi sepertinya kita seperti keluarga kecil ya, coba kalo ada satu atau dua anak ikut sarapan juga, kayaknya, lebih sempurna, bukan begitu ibuku yang cantik,"
Bu Dewi pun mengacungkan jempolnya ... sambil terus tersenyum bahagia.
"Hangatnya keluarganya mas Damar, seandainya aku masih punya keluarga, pasti akan lebih bahagia," batin Dinda.
"Gesit, makan dulu katanya ada kuliah pagi, nanti terlambat," titah Damar.
"iya mas, Dinda hanya terharu bisa bertemu orang orang baik seperti ibu dan mas Damar,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments