"Assalamu'alaikum, " kemudian Bu Riska masuk dan menemui Nyonya rumah dan keponakannya, sementara aku duduk di ruang tamu.
"Wa'alaikum Salam, Tante apa kabarnya, sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumah kami," ucap Damar.
"Iya nih, di butik lagi banyak pesanan, jadi Tante fokus di butik dulu,"
"Kakakku yang cantik, awet muda ini apa kabarnya, duh makin hari makin cantik saja," goda Tante Riska pada kakak iparnya.
Tanpa sepatah kata, Nyonya Dewi ibunya Damar hanya tersenyum ramah, menandakan kondisinya baik.
"Oh, ya Tante ke sini membawa seseorang untuk menemani kakakku yang cantik ini sepanjang hari, tentunya orangnya sopan, ramah, rajin ibadah, semoga kakak suka ya,"
"Ayo atuh, kita kenalan dulu, orangnya ada di ruang tamu, Insya Alloh kakak ipar dan Damar akan suka,"
Setelah di ruang tamu, Damar tertegun melihat sosok wanita berhijab, sederhana tapi luwes, enak dipandang.
Dinda pun berdiri, membungkuk memberi hormat pada yang empunya rumah, sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Nah, kakak ipar dan keponakan ganteng ku, Damar, perkenalkan ini Dinda,"
"Salam kenal," ucap Dinda dengan ramah.
Bu Dewi tersenyum melihat Dinda, dan memberi isyarat pada Dinda untuk mendekat.
Dan Dinda pun mendekati Bu Dewi, dengan spontan Bu Dewi memeluk Dinda, hingga membuat Damar dan tantenya kaget .
"Maaf, Nyonya kenapa, apa Nyonya tidak berkenan kalo saya ada di sini?" tanya Dinda dengan lembut.
Bu Dewi melonggarkan pelukannya memberi isyarat untuk jangan pergi dan tetap di sini.
"Baiklah Nyonya, saya akan tetap disini, menemani Nyonya,"
Bu Dewi pun terlihat sangat gembira dan sangat antusias.
"Tapi maaf, saya tidak bisa menemani Nyonya dua puluh empat jam, karena saya juga kuliah, jadi kalo saya ada jadwal kuliah Nyonya saya tinggal sebentar,"
Bu Dewi mengangguk tanda setuju.
"Dan saya harus pulang dulu, karena baju baju saya masih di tempat kost, gak papa kan Nyonya?" tanya Dinda.
Bu Dewi, memegang tangan Damar, pertanda Damar harus mengantar Dinda, dan membawa Dinda kembali ke rumahnya.
"Iya mah, Damar akan anterin Dinda mengambil barang barangnya ditempat kost, dan membawa Dinda ke rumah kita,"
Bu Dewi pun menepuk bahu sang anak, sebagai tanda terima kasih. Kemudian Damar mengajak Dinda untuk segera berangkat, karena hari sudah cukup malam
Dan sepanjang perjalanan, baik Damar ataupun Dinda hanya diam dengan pikirannya masing masing.
Sesampainya di kost Dinda, setelah Dinda selesai berkemas, Damar menawarkan bantuannya untuk membawa sebagian barang barang Dinda, dan memasukan ke bagasi mobilnya.
"Sudah semua Din, atau masih ada yang tertinggal?" tanya Damar.
"Untuk sementara ini saja dulu Tuan muda," jawab Dinda.
"Jangan panggil saya dengan sebutan itu, panggil nama atau yang lainnya,"
"Maaf, saya takut lancang dan tidak sopan tuan, Damar,"
"Kalo begitu saya yang menentukan saja, panggilan kamu ke saya, kamu harus panggil saya mas Damar atau kak Damar,"
"Coba, saya pengin dengar kamu manggil saya," titah Damar.
"Mas Damar," panggil Dinda.
"Nah, itu jauh lebih baik, dan satu lagi jangan panggil ibu saya dengan sebutan nyonya, panggil saja ibu sama seperti saya," lanjut Damar."
"Siapa nama lengkap kamu?" tanya Damar.
"Nama lengkap saya Adinda Gesit Briliana, mas," jawab Dinda
"Kenapa gak dipanggil Gesit saja, itu lebih unik, aku mau panggil jamu Gesit saja,"
"Dinda sih terserah mas Damar saja, asal mas Damar senang,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments