Tiga hari menjelang pernikahan, baik Damar ataupun Gesit, sudah cuti dari rutinitasnya.
Menjelang hari H, persiapan yang serba dadakan pun hampir selesai. Pernikahan akan dilaksanakan di pelataran rumah Damar yang luas.
Hari pernikahan pun tiba, para keluarga dan kerabat dekat Damar berdatangan, serta para undangan khusus, mulai memenuhi kursi undangan.
Sementara di kamar Gesit sudah ada MUA yang dipesan khusus, untuk mendandani Gesit.
Gesit pun memakai kebaya muslim warna putih tulang , kelihatan sangat cantik dan anggun, dengan riasan wajah yang pas di padukan dengan baju pengantinnya.
"Jangan gugup nak, rileks saja," ujar ibunya Damar.
"Gesit tidak biasa pakai heels, ini terlalu tinggi, jalanya susah, takut jatuh bu, nanti bikin malu ibu dan mas Damar,"
"Ibu disini nak nemenin kamu, dan mba mba dari MUA akan bantu kamu untuk turun," ujar ibunya Damar.
"Ada Tante juga kok, jadi gesit ga usah khawatir,"
Dan di tempat acara, Damar sudah duduk di hadapan penghulu untuk mengucapkan ijab qobul.
"Ananda Damar, apakah Ananda sudah siap?"tanya pak penghulu.
"Siap pak," jawab Damar dengan tegas.
"Ananda Damar Putra Wijaya, saya kawinkan dan nikahkan ananda dengan Adinda Gesit Briliana binti almarhum Moh. Hanafi dengan mas kawin 1 ons emas batangan dan seperangkat alat sholat dibayar tunai,"
"Saya terima nikah dan kawinnya Adinda Gesit Briliana dengan mas kawin tersebut tunai," dengan satu tarikan nafas Damar dengan lantang mengucapkan ijab qobul nya.
"SAH," ucap pak penghulu dan juga para saksi.
"Alhamdulillah," ucap Gesit juga ibunya Damar setelah mendengar kata SAH.
Gesit didampingi Bu Dewi dan Tante Riska turun menuju tempat ijab qobul untuk menanda tangani surat nikah.
Kemudian Gesit duduk berdampingan dengan Damar, setelah menanda tangani surat nikah, Damar menyematkan cincin di jari manis Gesit, begitupun sebaliknya.
Untuk pertama kalinya Gesit mencium punggung tangan suaminya dengan hidmat, Dan Damar, mencium kening istrinya.
"Kalian sekarang sudah sah menjadi pasangan suami istri, sah menurut agama dan juga negara," ucap pak penghulu.
Damar dan Gesit kemudian sungkem pada Bu Dewi ibunya serta Omnya Damar dan juga Tante Riska, begitu juga Gesit.
"Kalian sekarang sudah sah menjadi suami istri, pesan ibu jagalah pernikahan kalian sampai maut memisahkan, kalo ada masalah di kemudian hari, cari solusinya, jangan saling menyalahkan, terimalah dan cintailah kekurangan pasangan, dan jagalah komunikasi dengan baik,"
"Insya Allah bu," ucap Damar dan Gesit.
Lega dan terharu, itu lah perasaan Danar dan juga Gesit.
"Terima kasih sudah bersedia menjadi istriku, I Love you, istriku," ucap Damar.
"I love You more, suamiku," balas Gesit.
"Mereka begitu bahagia, dan mereka pun mengucapkan kata cinta setelah sudah resmi menikah, sungguh terlihat indah sekali, so sweet banget sih mereka," kata seorang tamu undangan.
Tepat Jam sepuluh malam semua rangkaian acara pun selesai , Damar dan Gesit kembali masuk kedalam rumah menuju kamar Damar sambil bergandengan tangan.
Damar membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Gesit untuk masuk terlebih dahulu, baru Damar mengikuti dari belakang.
"Mas mau bersih bersih dulu, kamu istirahatlah, nanti gantian kalo mas sudah selesai,"titah Damar.
Setelah melepas semua aksesoris dan membersihkan wajah nya dari makeup, Gesit pun menunggu giliran mandi.
Tidak lama kemudian Damar pun keluar dari kamar mandi.
" Sayang, mandi dulu sana, mas sudah nyiapin air hangat di bathub," titah Damar.
"Aku mandi dulu sebentar ya mas,' pamit Gesit.
Setelah mereka selesai bersih bersih, merekapun turun ke bawah untuk makan malam.
Lima belas menit kemudian mereka pun selesai makan malam, kemudian kembali ke kamarnya masing masing.
Di kamar Damar, sepasang pengantin baru sedang menikmati awal kebersamaan mereka sebagai suami istri.
"Sayang, kita sholat dua rakaat dulu sebelum kita melakukan ....," Damar menjeda kalimatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments