Kelembutan Hatimu
Adinda , seorang gadis berusia sembilan belas tahun, saat ini sedang kuliah di salah satu universitas negeri di kota J karena mendapat bea siswa.
Di usianya yang masih sangat muda dia berjuang sendirian untuk mencukupi biaya hidupnya di kota J.
Adinda juga bekerja paruh waktu di sebuah kafe milik temannya setelah pulang kuliah.
Tapi, sudah seminggu ini Dinda tidak bekerja karena sudah di pecat, atas kesalahan yang tidak dilakukannya.
Di kamar kost nya yang tidak begitu luas, Dinda sedang mencari solusi, bagaimana caranya bisa mendapatkan pekerjaan lagi.
"Aku nanti harus mencari pekerjaan lagi untuk menyambung hidup, kebetulan hari ini hanya satu mata kuliah," batin Dinda.
Selepas kuliah, Dinda berjalan menyusuri kompleks perumahan, menawarkan tenaganya, siapa tau ada yang membutuhkan tenaga paruh waktu.
Hingga menjelang Maghrib, Dinda belum juga ada yang mau menerima tenaganya. kemudian Dinda, mencari masjid terdekat untuk melaksanakan sholat dan sekalian beristirahat.
Setelah sholat, dinda duduk di serambi masjid, sambil memijit kakinya yang sedikit pegal.
"Ya Alloh, hanya pada Mu aku berserah, berilah hamba Mu ini pertolongan, hamba yakin Engkau lah sang Maha penolong dan pelindungku,"
"Ada apa nak, kok melamun," seseorang mendekati Dinda.
"Gak papa kok Bu, hanya kaki saya sedikit pegal," jawab Dinda.
"Memangnya kamu habis dari jalan jauh, kok kakinya agak bengkak , nak," tanya ibu tadi.
"Saya tadi dari pulang kuliah, mencoba cari pekerjaan paruh waktu, tapi masih belum dapat Bu, mungkin belum rejeki saya,"
"Yang sabar ya nak, kalo boleh tau, berapa umur kamu?"
" Saya baru sembilan belas tahun, kebetulan baru masuk satu semester kuliah," jawab Dinda.
"Apa kamu sangat butuh pekerjaan, siapa tau saya bisa bantu," ucap ibu tadi.
"Saya sangat butuh pekerjaan Bu, untuk menyambung biaya hidup saya bertahan di kota ini, kalo untuk kuliah saya ikut bea siswa Bu,"
"Seandainya pekerjaan yang saya tawarkan, sebagai pengasuh, apa kamu terima?" tanya ibu itu dengan lembut.
"Insya Alloh Bu, kebetulan saya tadi juga keliling kompleks untuk menawarkan tenaga saya sebagai pembantu rumah tangga paruh waktu, tapi belum rejeki saya,"
"Sebenarnya sudah beberapa bulan ini, ibu sedang mencari seseorang yang bisa menjaga dan merawat kakak ipar saya, kondisi beliau bisa mendengar tapi tidak pernah mau berbicara, semenjak kecelakaan yang menimpanya dua tahun yang lalu,"
" Tapi maaf sebelumnya Bu, apa beliau mengijinkan saya untuk tetap kuliah, kali harus meninggal kan kuliah, saya terus terang keberatan,"
"Insya Alloh bisa nak, nanti saya sampaikan ke keponakan saya kalo kamu bersedia merawat ibunya,"
"Kalo saya antar kamu sekarang, ketempat keponakan saya bagaimana?"
"Baiklah Bu, gak papa," jawab Dira
Sebenarnya Dinda sedikit penasaran , seperti apa kondisi ibu yang akan dirawatnya.
Tapi kalo terlalu banyak Dinda merasa sungkan.
Setelah sampai di rumah yang di tuju, ibu yang bersama Dinda baru meminta berkenalan.
" Maaf, dari tadi ngobrol ibu lupa menanyakan nama kamu,"
"Saya Adinda Bu, biasa dipanggil Dinda, maaf ini dengan ibu siapa?" tanya Dira dengan sopan.
"Saya Bu Riska, tantenya yang punya rumah ini,"
Setelah pak satpam membukakan pintu gerbang, mobil Bu Riska pun masuk ke pelataran rumah mewah itu.
Bu Riska pun menekan bel, dan seorang ART keluar membukakan pintu.
"Bu Riska, silahkan masuk , Nyonya dan Tuan muda sudah menunggu dari tadi,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Wayan Suartika
woww
2021-12-03
1