Di kediaman Damar hari ini terlihat ramai, keluarga, kerabat dekat, tetangga dekat, seta. anak anak panti asuhan, memenuhi tenda sederhana di pelataran kediamannya.
Hari ini akan dilaksanakan dia bersama untuk acara empat bulanan calon baby twins Damar dan Gesit. Saat ini kandungan Gesit sudah jalan empat bulan.
Damar mengundang beberapa pemuka agama, untuk memimpin tilawah dan doa untuk calon baby twins mereka.
Menjelang siang, semua rangkaian acaranya pun selesai, di tutup dengan memberikan santunan anak yatim dan juga anak anak panti asuhan.
"Alhamdulillah, acara tasyakuran selesai dan berjalan lancar ya sayang," ucap Damar.
"Mas, aku balik ke kamar dulu ya, capek banget," pamit Gesit.
"Istirahatlah dulu, jangan lupa di minum susu hamilnya," titah Damar.
Kemudian, Damar memanggil ART nya, untuk membantu bersih bersih tempat acara.
Hari ini Damar tidak ke kantor, tapi tetap bekerja dari rumah, mengecek kerjaan kantor dari laptop nya.
"Hardi, tolong semua berkas yang harus saya tanda tangani, di bawa ke rumah saya, dan saya minta hari ini juga," titah Damar pada asistennya.
"Baik Pak, saya akan segera ke rumah bapak," jawab sang asisten.
Sementara Damar masih sibuk di ruang kerjanya, Gesit tertidur pulas karena kecapekan.
"Maaf tuan, makan siang sudah siap, tapi non Gesit, masih belum keluar dari kamar, apa non Gesit tidur tuan?" tanya mbok Darmi.
"Mungkin masih tidur, biar nanti saya saja yang membangunkan Gesit, mbok Darmi kerjakan saja kerjaan yang lain," titah Damar.
Damar menuju kamarnya, untuk membangunkan istrinya, untuk melaksanakan sholat kemudian makan siang.
"Pulas sekali tidurnya," gumam Damar.
"Sayang, bangun dulu, waktu sholat Dzuhur udah mau habis, dan mbok Darmi juga sudah menyiapkan makan siang, nanti keburu dingin makanannya,"
"Jam berapa mas," tanya Gesit.
"Hampir jam dua siang, sana ambil wudhu, terus kita sholat bareng," ujar Damar.
"Sebentar ya mas, aku ke kamar mandi dulu," kata Gesit.
"Pelan pelan jalan nya, takutnya lantainya licin," Damar mengingatkan istrinya.
Setelah selesai sholat, mereka pun bergegas turun ke ruang makan untuk makan siang.
"Makanannya sudah agak dingin, mau dipanasin apa gak, kalo mau dipanasin nanti mbok Sri suruh panaskan lagi sayurnya," ujar Gesit.
"Gak usah, ini sudah cukup," kata Damar.
Mereka pun makan dengan tenang, tanpa ada suara.
Setelah makan.
"Istriku sayang sini sebentar," Damar mengajak istrinya duduk di sofa ruang keluarga.
"Ya, mas ada apa," Gesit pun yang sedang beres beres meja makan, menghampiri suaminya.
"Sini sayang, mas mau bicara sebentar," titah Damar.
Sang istri pun duduk di samping Damar.
"Ada apa mas," tanya Gesit.
"Begini sayang, kandungan kamu semakin besar, dan mas khawatir kalo kamu naik turun tangga, jadi mas putuskan untuk pindah ke kamar tamu, meskipun gak seluas kamar utama, tapi lumayan daripada kamu naik turun tangga," ujar Damar.
"Apapun yang mas keputusan mas Damar pasti yang terbaik untuk aku dan baby twins kita,". ucap Gesit.
"Syukurlah kalo kamu setuju, mas jadi lega," ujar Damar.
"Nanti kalo ada rejeki lagi, mas kasih lift untuk memudahkan aktivitas kamu," ucap Damar.
"Gak usah mas, aku sudah sangat bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini," ucap Gesit.
"Terima kasih sayang, suamimu ini akan berusaha memenuhi kebutuhan rumah tangga kita, dan membahagiakan orang orang yang mas sayang," ucap Damar.
"Aamiin...,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments