Beberapa kali Edo memijat kedua pelipis nya dengan jemari-jemari nya, rasa lelah, kantuk, khawatir dan entah apa lagi bercampur aduk menjadi satu.
Beberapa kali Edo meraup wajah nya.
Oh god
Batin Edo sambil menarik panjang berdiri nafasnya.
Sejenak setelah menepikan mobilnya di garasinya, Edo menatap ke arah belakang, sang keponakan tampak tertidur pulas di sana, isakan tangis sesekali jelas masih terdengar dari balik bibir Vio.
Secara perlahan laki-laki itu keluar dari dalam mobilnya, membuka pintu mobil belakang dari sisi kanan lantas meraih tubuh Vio dan memasukkan nya ke dalam gendongannya.
Edo fikir dia benar-benar bisa dibunuh oleh saudara perempuan nya jika sesuatu yang buruk terjadi pada gadis kecil ini, rupanya menjaga anak orang jelas begitu rumit dan Sulit,Edo fikir cukup diberi tempat tinggal yang nyaman, memberi makan apa yang dia mau, berikan uang, sekolah dan sisa nya terserah pada gadis itu yah sudah selesai, tapi rupanya jalan pemikiran nya begitu dangkal, realita nya dia lupa resiko-resiko lainnya saat melepas kan pengawasan nya dari Vio.
Akan ada banyak resiko tidak terduga yang akan terjadi dalam tiap waktu nya, dan bagi Edo benar-benar jauh lebih baik mengurus kucing anggora atau Persia ketimbang harus mengurus anak gadis orang.
Edo meletakkan tubuh Vio ke atas kasurnya, melepaskan secara perlahan sepatu yang masih menempel di kaki gadis itu,lantas dia melepas sweeter yang di gunakan Vio.
Secepat kilat edo mencari kotak obat, mencoba membersihkan dan mengobati luka di beberapa bagian tubuh Vio.
Edo menarik nafasnya kasar, dia fikir jika dia mendapat orang itu tadi, entah bakal bagaimana jadinya. meskipun Edo bukan type laki-laki yang suka berkelahi, tapi jika dalam keadaan terdesak dia juga bisa memukul orang.
Harga dirinya tiba-tiba terasa di injak saat tahu sang keponakan sampai seperti ini, di fikir bajingan seperti apa yang berani sekali membawa anak-anak dibawah umur dan ingin berbuat tidak senonoh pada gadis sekecil ini.
Damn it.
Umpat Edo dalam hati.
Beberapa kali Edo mencoba meletakkan obat di beberapa tempat di kaki dan tangan Vio, beberapa kali pula gadis kecil itu meringis tapi Vio tidak juga kunjung bangun hingga Edo selesai mengobati luka-luka di tubuh Vio.
Edo fikir sebaiknya menunggu waktu saat gadis itu bangun, memintanya membersihkan diri lantas baru gadis itu berganti pakaian.
Tapi baru saja Edo akan beranjak dari tempat nya, tiba-tiba Vio membukakan kedua bola matanya.
"Kamu sudah bangun hmm?"
Tanya Edo lantas laki-laki itu kembali duduk tepat disamping Vio.
Alih-alih menjawab Vio malah kembali menangis.
Lah...lah..lah...
Pada akhirnya mau tidak mau Edo menenangkan Vio untuk waktu yang begitu lama hingga gadis kecil itu menjadi jauh lebih tenang.
"Jangan pergi jauh-jauh, uncle tetap disini, tidur disini"
Ucap Vio masih dengan sisa-sisa air matanya.
"Sayang semua baik-baik saja, tidurlah lagi hmm, uncle harus membersihkan diri dan mendapatkan jam istirahat juga"
Edo jelas butuh waktu untuk membersihkan diri, makan dan istirahat, Ini entah sudah pukul berapa Edo tidak lagi memperhatikan nya.
Hingga akhirnya berapa kali Edo mencoba memberikan pengertian pada Vio hingga akhirnya gadis itu mau menurut juga.
Secepat kilat Edo keluar dari kamar Vio lantas melesat masuk ke kamar nya, meluncur untuk membersihkan dirinya dalam beberapa waktu.
Tapi.....
Saat Edo keluar dari kamar mandinya, seketika bola matanya membulat, saat mendapati gadis itu telah terlelap di atas kasurnya.
Oh shi..t
Umpat Edo dalam hati.
Jelas saja Edo harus menelan kasar Saliva nya.
Ini benar-benar bencana.
Batin Edo dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Greenenly
lucunya
2024-08-20
0
Nailott
ha ha. .rasain do.!
2023-05-07
0
Nailott
so edo lah. nant jadi bucin edonya.
2022-09-22
0