Edo melangkah cepat menuju ke apartemen nya, setelah berkutat dengan kegiatan kedokteran nya seharian, laki-laki itu memilih untuk kembali ke apartemen, membersihkan dirinya kemudian melanjutkan dengan sesi makan malam, setelah itu dia Fikir ingin mendapat kan jam istirahat yang lebih awal.
Tapi kadang rencana tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan.
Sejenak Edo menaikkan ujung alisnya saat menyadari jika Vio belum kembali dari sekolah nya, buru-buru Edo melirik ke arah jam tangan nya.
Sudah hampir pukul 6 sore.
Buru-buru laki-laki itu meraih handphone nya lantas segera menghubungi Vio, cukup lama hingga akhirnya gadis itu mengangkat panggilan nya.
"Kamu di mana?"
Saat Edo menanyakan soal itu, tiba-tiba terdengar rengekan Vio di iringi tangisan dari arah seberang sana.
"Vio, ada apa?"
Edo jelas terlihat panik, dengan gerakan cepat dia langsung melempar tas kerjanya lantas melesat turun menuju. ke arah parkiran bawah.
"Berikan aku lokasi terbaru mu"
Setelah itu, Edo melesat membawa mobil nya menuju ke arah dimana gadis kecil itu. berada.
Bola mata Edo terus menyusuri jalanan Jakarta, mencari lokasi yang di berikan Vio pada nya melalui google map,cukup jauh hingga dia masuk ke kawasan yang sangat jauh dari daerah pusat kota.
Sejenak bola mata Edo menatap ke arah pinggiran jalan dimana orang-orang tampak berkumpul mengerumuni seseorang, edo menatap ke arah google map,dia Fikir ini tempat yang benar, secepat kilat laki-laki itu menepikan mobilnya, lantas turun dan menyeruak masuk ke antara semua orang.
Terlihat Vio seperti orang linglung, menangis sesenggukan Karena bingung dan takut, seorang perempuan berusia sekitar 40 tahunan Terus memeluk gadis itu dengan erat.
Beberapa luka lecet terlihat di beberapa bagian kaki dan tangan Vio.
Begitu bola mata Vio mendapati sosok Edo, secepat kilat gadis itu berdiri dan berhamburan memeluk Edo.
"Uncle...".
Gadis itu menangis terisak didalam pelukan Edo.
Semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Edo, beberapa orang langsung mengajak bicara laki-laki itu.
"Mister oom nya?"
Seseorang bertanya cepat.
Edo langsung mengangguk, menyentuh wajah Vio, melihat satu persatu luka di tubuh sang keponakan nya itu.
"Mau dilaporkan atau bagaimana?"
"Itu tukang ojek bawa anak gadis orang, hampir dilecehkan pula"
Seketika rahang Edo mengeras saat mendengar ucapan bapak-bapak yang ada di hadapannya.
"Tukang ojeknya Mana?"
jantung Edo jelas berdetak tidak beraturan, kemarahan nya langsung membuncah.
"Kabur begitu keponakan nya berteriak histeris dan lompat dari motor"
"Orang nya ketangkap atau tidak?"
Beberapa orang menggelengkan kepala mereka.
"Sudah keburu dikejar, tapi larinya kencang banget bawa motornya"
Salah satu mencoba menjelaskan.
"Mau dilaporkan juga bingung, orang nya nggak ketangkap yah?"
Salah satu ibu-ibu bicara cepat.
"Bukan pakai aplikasi online?"
Edo Bertanya cepat kearah Vio, menatap dalam bola mata Vio.
Gadis itu mengangguk cepat sambil menggigit bibirnya, lagi-lagi air matanya tumpah, buru-buru Edo memeluk erat tubuh Vio, mengelus lembut kepalanya.
"Keponakan nya baru di Jakarta? dia bingung sama jalan, sebaiknya sekolah di antar dan dijemput saja mister, kasihan kalau kejadian lagi"
Ibu-ibu bicara cepat, menyerahkan tas Vio ke Edo.
"Keponakan nya secantik ini kalau ada apa-apa ya Allah, nggak habis fikir tadi kalau di apa-apain."
"Masih bocah juga, dibohongin juga diam ini anak, lah kalau ada apa-apa si oom yang bisa disalahkan sama nyak babe nya"
Beberapa suara terdengar sedikit marah dan protes karena Edo sedikit ceroboh terhadap sang keponakan.
Edo hanya bisa mengangguk dan berkata iya atau maaf ke semua orang, berakhir pada kata terimakasih hingga akhirnya mereka pamit untuk pulang.
Di sepanjang perjalanan, Vio Tampak meringkuk tidur di belakang, masih shok dan takut dengan keadaan, sesekali terdengar isakan tangis yang tersisa dari balik bibir gadis itu.
Benar juga, kesalahan terbesar Edo sejak hari pertama masuk sekolah,dia membiarkan gadis itu untuk mandiri, pergi dan pulang sendiri di kota besar yang sama sekali belum dia kenal.
Jam sore acapkali terasa sesak untuk naik busway atau kereta api, karena itu alternatif naik ojek Vio fikir pilihan paling cepat. Tapi apalah daya gadis polos itu langsung naik ojek bukan dari aplikasi online, naik ojek mangkal yang ada di depan sekolah.
Vio jelas tidak berfikir 2-3 kali, naik Ojek online saja punya resiko apalagi naik ojek biasa.
Sejenak Edo memijat pelan kepalanya yang tiba-tiba sakit, dia fikir kenapa keadaan jadi seburuk ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Greenenly
si leaa td udah kuliah? dan si vio ini msih sekolah? atau aku salah tangkep? mereka ngk seangkatan?
2024-08-20
0
Mamahe Puput
klo dicampur dg judul lain jd bingung thor bacanya
2022-10-07
0
Nailott
iya tu. ,unlce. hati hati jaga berliannya nsnti diapa apain. orang nyesel lo...
2022-09-22
0