Luck Stephard dan masa lalu

Dr.Luck Stephard Elite Law Firm partnership

Kantor utama Firma hukum elite

Manhattan

Luck Sang pendiri juga pemilik resmi firma hukum partnership ternama di Manhattan itu langsung melesat turun dari mobilnya dan masuk ke kantor firma hukum elite ternama Milik nya, begitu pintu masuk gedung terbuka semua orang mulai menundukkan kepala mereka.

Wajah yang begitu dingin dan jarang bicara itu jelas menjadi buah bibir dan idola para perempuan di firma hukum itu, Selain memiliki masa depan yang sangat cemerlang, karir yang baik, berwajah tampan namun dingin, luck merupakan laki-laki yang masuk dalam daftar 20 laki-laki paling berpengaruh di majalah Forbes versi pemerintahan di dunia dan 10 pengacara Paling berpengaruh di Manhattan.

Sepak terjangnya dalam menyelesaikan banyak kasus orang-orang penting jelas sudah tidak diragukan lagi, tidak heran banyak pengacara perempuan dari tetangga atau firma hukum dengan label partnership milik nya sendiri atau milik beberapa firma hukum lainnya berlomba-lomba untuk bisa menarik simpati laki-laki itu.

Bahkan ada beberapa klien seperti foto model, artis atau bahkan dari kalangan anak-anak pengusaha yang rela membuat kasus agar bisa ditangani oleh laki-laki itu.

Tapi herannya luck sama sekali tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan perempuan manapun meskipun di usia laki-laki itu yang cukup matang.

Dia terus berjalan menuju ke arah depan menuju ke arah tangga elevator khusus milik nya yang memang sejak awal firma hukum itu di buat, luck tidak suka antara dirinya dan bawahan nya menggunakan elevator yang sama, bagi nya itu bisa mengganggu privasi nya.

Seorang laki-laki menundukkan sedikit kepalanya ke arah luck begitu sang atasan sudah berada dihadapannya.

"Nona Liliana ada di ruangan anda, tuan"

Saat mendengar laki-laki itu menyebutkan nama seseorang, seketika ekspresi luck berubah menjadi begitu dingin.

Apalagi mau perempuan itu?

Dia menatap tajam bola mata laki-laki itu.

"Lain kali jangan biarkan siapapun masuk ke dalam ruangan ku, dan jika perempuan itu datang katakan aku tidak punya banyak waktu untuk bicara hal-hal tidak penting dengan nya"

Laki-laki yang di ajak luck bicara hanya menundukkan kepalanya.

"Baik Tuan"

Tanpa mempeduli kan laki-laki itu lagi, luck langsung melesat masuk ke dalam elevator lantas membiarkan elevator itu mengantar dirinya menuju ke atas dimana ruangan nya berada.

Saat pintu elevator itu terbuka, laki-laki itu melangkah keluar dengan gerakan yang begitu tegap, berjalan perlahan dengan tatapan yang begitu dingin penuh kharisma, orang-orang terus menundukkan kepala saat laki-laki itu lewat dan mulai berbisik-bisik saat laki-laki itu telah pergi menjauh.

Luck membuka perlahan pintu ruang kerja nya, sejenak bola matanya menatap sosok perempuan cantik dengan aksen wajah Eropa yang begitu kuat berusia sekitar 27 tahunan itu yang tengah duduk dan terus sibuk memutar-mutar kursi kerja nya kekiri dan kekanan.

Ekspresi luck semakin dingin, menatap perempuan yang terlihat seolah-olah seperti sebuah parasit atau hama yang harus di basmi secepatnya.

Wajah perempuan itu jelas langsung mengembang sempurn saat melihat kehadiran luck, rona wajah penuh kebahagiaan jelas tercetak dibalik wajah itu.

Perempuan itu langsung berdiri dari duduknya lantas berjalan cepat menuju ke arah luck.

"Aku fikir ka...."

Belum juga perempuan itu menyelesaikan kata-katanya, luck dengan cepat memotong ucapan nya.

"Pulanglah, aku harus pergi menemui klien ku dalam 2 menit"

Setelah berkata begitu, luck meraih berkas yang ada di atas mejanya, lantas berbalik meninggalkan perempuan itu.

Seketika ekspresi perempuan itu berubah, rona sedih tercetak jelas dibalik bola matanya,lalu secepat kilat dia meraih tubuh luck, memeluk laki-laki itu dari arah belakang dengan erat.