Dont call me Uncle !

Angin pantai di sore hari menerpa tubuh Arnold yang sedang berbaring di kursi pantai, ada payung yang menaungi di atasnya sehingga Arnold tidak kepanasan.

Arnold akhirnya mengikuti saran Ezekiel untuk berlibur selama beberapa hari di Bali. Kali ini Arnold ingin sendiri. Semua dancer, bodyguart, bahkan kedua asistennya sudah pulang lebih dulu. Karena bersama Ezekiel, ia tak perlu apapun untuk menjaga dirinya.

Pantai yang ada di belakang The Thomson Hotel ini terbilang agak sunyi pengunjung karena hanya diperuntukan bagi penghuni hotel saja. Karena itulah Arnold tak perlu menyamaran khusus untuk menikmati pantai di sore ini karena ia aman dari kejaran para fans fanatiknya. Yang mereka tahu kalau Arnold Manola sudah kembali ke London.

Saat Arnold memutuskan untuk berenang, matanya menatap sosok cantik yang sedang berjalan sambil memasukan kedua tangannya di saku dres jeans mini tanpa lengan yang dipakainya. Seperti biasa, ditelinganya ada headset. Gadis itu terus melangkah di atas pasir seolah tak perduli dengan kulitnya yang akan terbakar. Kali ini rambutnya dibiarkan tergerai saja sehingga nampak menari dalam tiupan angin.

Arnold bangun dari tempat duduknya. Entah mengapa perasaannya jadi senang melihat gadis itu. Sungguh suatu kebetulan mereka bisa bertemu di Bali.

"Fairy.......!" panggilnya agak keras karena ia tahu ada headset di telinga gadis itu.

Fairy menghentikan langkahnya. Ia merasa ada yang memanggil namanya. Ia menurunkan headsetnya.

Tapi, siapa juga yang mengenalnya di Bali ini? Kalau bukan karena neneknya yang meminta, Fairy tak akan pernah datang ke sini untuk menghadiri pemakaman pamannya. Sebab ia ingat dulu sewaktu mamanya masih hidup, pamannya sudah bersikap curang dengan membawa lari semua warisan mamanya.

"Pergilah, nak. Bagaimanapun mereka itu adalah saudara dari mendiang ibumu." kata Nenek Anna dengan nasehat yang tak mampu ditolak oleh Fairy.

Siang tadi jenasah pamannya sudah dikremasi dan Fairy terpaksa menundah kepulangannya karena ia ketinggalan pesawat.

Salah satu anak pamannya menawarkan Fairy menginap di hotel mewah ini karena memang dekat dari bandara. Fairy pun menerimanya walaupun sebenarnya ia lebih senang kembali ke Jakarta dan memeluk neneknya erat.

Kepala Fairy menoleh ke semua arah untuk mencari sumber suara yang memanggil namanya. Dan ia menemukan sosok pria tinggi berbadan atletis, mengenakan topi dan kacamata hitam sedang tersenyum menatapnya sambil melangkah mendekatinya.

Fairy mencoba mengingat dimana ia pernah melihat pria bule itu.

Fairy akhirnya ingat.

"Hi Uncle...!" sapanya sambil melambaikan tangannya.

Langkah Arnold langsung terhenti dan senyum diwajahnya langsug hilang mendengar Fairy memanggilnya seperti itu.

"Dont call me uncle" ujar Arnold sedikit kesal.

Fairy terkekeh. wajahnya terlihat sangat manis saat ia tertawa.

"Sorry!" Fairy menghentikan tawanya melihat Arnold memandangnya tanpa berkedip dengan wajah yang dingin.

Arnold langsung mengubah tampilan wajahnya dari dingin menjadi tersenyum "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Fairy mengerutkan dahinya "Haruskah aku mengatakannya padamu? Kita kan nggak saling kenal. Namamu saja tak ku tahu,uncle!"

Arnold ingin sekali menarik hidung mancung itu karena gemasnya.

"Hei...paman, jangan kesal begitu dong. Tampannya hilang kalau paman marah-marah" kata Fairy dan tanpa diduga ia mencubit pipi Arnold.

Arnold terperangah. Wajahnya terasa panas dan jatungnya seakan berhenti berdetak menerima cubitan itu.

"Maaf ya paman...., sakit ya?" tanya Fairy dengan wajah polos dan dihiasi rasa bersalah yang sungguh.

Arnold kali ini tak dapat menahan dirinya lagi. ia sedikit menyentil kepala Fairy.

"Aow....sakit tahu..!" Fairy meringis memegang dahinya yang perih.

"Supaya kamu ingat untuk tidak memanggil aku dengan sebutan paman lagi. Apakah aku terlihat tua dimatamu?" tanya Arnold sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Begini ya, cowok dari luar negeri itu sering terlihat imut pada hal usianya sudah tua. Aku takut nanti salah panggil terus dianggap tidak sopan. Apa salahnya juga dipanggil paman. Itukan sapaan yang sopan"

"Aku belum berusia 40 tahun. usiaku sekarang 24 tahun. 3 bulan lagi baru genap 25 tahun. Jadi panggilan paman itu tidak cocok untukku" kata Arnold masih dengan suara yang terdengar jengkel.

Fairy mengangguk "Baiklah paman....eh..." Fairy langsung menutup mulutnya melihat Arnold sedikit melotot.

"Arnold. Namaku Arnold Manola...!" kata Arnold sambil mengulurkan tangannya.

Fairy menyambut uluran tangan itu. "Ok Arnold. nice to meet you again. Now, let me go..!" Fairy menarik tangannya namun Arnold justru menahannya.

"Ada apa lagi?" tanya Fairy heran.

"Ayo kita berbincang. Kebetulan aku tidak punya teman dan kulihat kau juga sendiri."

"Tarifku mahal jika mau diajak bicara. 1 jam 500 dolar." kata Fairy sedikit ngawur karena dia memang ingin sendiri saat ini.

"Aku akan membayar 1.000 dolar."

Fairy terpana. Bule ini nggak bercanda kan? 1.000 dolar jika dikalikan dengan kurs rupiah saat ini, berarti ia bisa punya uang yang banyak.

"Are you kidding?" Fairy tak percaya.

Arnold membuka dompetnya. Mengeluarkan 10 lembar uang 100 dolar lalu menyerahkannya di tangan Fairy.

"Jika percakapan kita lebih dari 1 jam, aku akan menambahkannya"

"Tapi...percakapan kita tentang apa dulu?" tanya Fairy sedikit takut. Ia membayangkan bule di depannya ini akan bicara sesuatu yang mesum.

"I am a good man, remember? Aku hanya ingin kita bicara tentang hal-hal biasa. Misalnya tentang musik."

"Baiklah." Fairy mengikuti langkah Arnold menuju ke bangku pantai. Keduanya duduk saling berhadapan.

"Kau mau pesan minuman?" tanya Arnold.

"Boleh. Aku mau jus orange"

Arnold mengambil hp nya lalu menelepon pihak hotel agar membawakan mereka minuman dan cemilan.

"Apakah kau gadis asli Indonesia?" tanya Arnold memulai percakapan.

"Ya. Mamaku orang Bali dan papaku Jawa."

"Tapi kalau dilihat dari kulitmu, kau nampaknya bukan Indonesia asli"

Fairy terkekeh "Mungkin aku hanya beruntung saja dilahirkan dengan kulit seperti ini."

"Kau suka musik?"

Fairy mengangguk. "Aku suka semua musik. Pop, Rock, R and B. Namun aku paling suka Oppa Korea. Mereka ganteng dan imut-imut"

"Tidak suka penyanyi Barat?"

"Suka. Namun hanya beberapa saja. Karena jujur saja, aku nggak suka dengan tingkah laku mereka yang sering gonta ganti pasangan, dipanggung sering memakai baju yang kurang bahannya. Aku bukannya menghakimi tapi ini pendapatku"

Arnold mengangguk "Kalau penyanyi cowoknya?" tanya Arnold penasaran karena Fairy sama sekali tak mengenalnya.

"Aku hanya suka penyanyi Korea. Seperti aku suka juga dengan drama korea."

"Oh ya...selain musik apalagi yang kamu suka?"

Fairy menatap Arnold dengan sedikit curiga "Mau tahu banyak tentang aku?"

"Ini kan percakapan yang biasa. Bukan pertanyaan interogasi yang biasa polisi tanyakan"

Fairy mengangguk "Baiklah. Aku suka menulis puisi. Kamu sendiri, apa yang kamu sukai?"

"Menyanyi, main gitar, menulis lagu dan berenang"

"Waw....sangat bagus. Kayak penyanyi aja ya..." kata Fairy lalu meneguk jusnya.

Arnold menatap gadis didepannya. Apakah gadis didepannya ini benar-benar tak mengenalnya.

"Jus nya enak." Fairy menatap jam tangannya "Apalagi yang ingin ditanyakan? Waktumu masih 30 menit"

Arnold tertawa "Sudah ku katakan kalau aku akan membayar lebih jika percakapan kita lama."

"Wah...beruntungnya aku hari ini. "

Hati Arnold bergetar melihat senyum kegirangan gadis itu.

"Kau kuliah?"

Fairy mengangguk.

"Jurusan apa?"

"Master of bussiness administration"

"Waw....mau jadi wanita karir?"

"Iyalah. Perempuan harus bisa menghidupkan dirinya sendiri. Tidak hanya bergantung pada suaminya, sehebat atau sekaya apapun suaminya itu."

"Berapa usiamu?"

"Sudah mulai kayak polisi nih!"

"Aku kan sudah bilang berapa usiaku tadi jadi nggak ada salahnya aku menanyakan berapa usiamu"

"Aku kan nggak menanyakan berapa usiamu"

Arnold mengigit bibirnya sendiri karena sangat gemas dengan gadis yang ada di depannya. Fairy nampak tersenyum senang telah membuat Arnold kesal.

"Ah...paman, segitu aja marah"

"Jangan panggil aku paman"

"Ok...ok..!" Fairy mengangkat tangannya tanda menyerah. "Usiaku 24 tahun"

"Kita sama ya? Tapi di mataku kamu kayaknya berusia 20 tahun"

"Jangan tertipu dengan wajah imut"

Angin kembali berhembus. Menerpa wajah mereka, menerbangkan rambut Fairy yang panjang itu.

Diam-diam Arnold mengambil hp nya dan memotret Fairy yang sedang menoleh ke arah lain.

Mereka kembali bercakap-cakap. Sesekali Arnold harus tertawa karena Fairy sangat pintar membuat cerita lucu. Arnold juga kadang harus menggerutu ketika Fairy menyebutnya paman.

"Wah...sudah malam. Aku harus pergi!" Fairy berdiri.

"Kenapa kita nggak makan malam bersama saja?"

Fairy mengusap perutnya."Aku sudah kenyang. Lihatlah, semua cemilan yang kau siapkan, aku yang menghabiskannya"

"Tapi aku harus menambah uang kepadamu. Kita berbincang hampir 3 jam"

Fairy mengambil uang yang diberikan oleh Arnold tadi dari saku bajunya.

"Nih....ku kembalikan lagi....!"

Arnold menggeleng "Itu untukmu."

"Aku bukan cewek matre!"

"Aku tak menganggapmu matre"

Fairy sungguh tak dapat menyembunyikan rasa senangnya. "Wah....mimpi apa aku semalam ya? Benar nih? Kalau ditukar dengan rupiah, ini uang yang sangat banyak."

"Itu milikmu. Terima kasih karena sudah menemaniku bercerita. Kamu tak ingin aku menambahkannya lagi?"

Fairy menggeleng. "Tidak. Ini sudah lebih dari cukup." ia pun segera melangkah dengan perasaan yang sangat senang. Namun baru beberapa langkah gadis itu berbalik.

"Thank you, uncle..!" ujarnya lalu segera berlari meninggalkan Arnold yang melotot ke arahnya.

Arnold akhirnya tersenyum sendiri sambil menatap Fairy yang menghilang meninggalkan pantai.

Matahari sudah tenggelam di ujung barat. Mengiringi langkah Arnold yang meninggalkan pantai. Saat ia tiba di lobby hotel, cowok itu menepuk jidatnya sendiri.

"Duh...bodohnya aku...!" guman Arnold kesal.

"Ada apa?" tanya Ezekiel sepupunya yang baru keluar dari ruangannya.

"Aku lupa menanyakan nomor teleponnya" kata Arnold masih dengan wajah kesal.

"Nomor telepon siapa?"

Arnold menatap Ezekiel. Ia memutuskan untuk menyimpan kisah uniknya dengan Fairy.

"Nomor telepon Asistenku yang baru. Aku ke kamar dulu ya.."

"Mandilah dan kita akan makan malam bersama!" kata Ezekiel sebelum Arnold menghilang dari pintu lift.

MAKASI SUDAH BACA PART INI

JANGAN LUPA DI LIKE, KOMEN DAN KASIH VOTE YA

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Hahaha Fairy pandai membuat emosi nya Arnold up and dwon

2024-06-25

0

neng beth

neng beth

gemeesss nih....

2022-09-06

1

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

syukaak

2021-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Arnold Manola
2 Salah Masuk Toilet
3 Pertemuan yang tak terduga
4 Dont call me Uncle !
5 Dia Ternyata Arnold Manola
6 Ingin Bertemu
7 Fairy Garden
8 Makan Malam
9 Menghindar
10 Penolakan
11 I miss You
12 Melepas Rasa Rindu
13 First Kiss
14 Persyaratan Fairy
15 Bimbang
16 Terjebak perkataan sendiri
17 New York
18 Penyesalan
19 Penjelasan
20 Lamaran
21 kesepakatan
22 Tak Bisa Jauh
23 Terlambat Makan Malam
24 Aku Paling Ganteng
25 Kita Sudah Putus
26 Pertengkaran
27 Aku Minta Maaf
28 Ingin Memiliki
29 Semakin Memantapkan hati
30 Mobil Fairy
31 Menjelang Pernikahan
32 You Are Mine
33 Akal-akalannya Fairy
34 I Belong to You
35 Bulan Madu Di Rumah Saja
36 Mengapa di hapus??
37 Marahannya Sehari Saja
38 Kejujuran untuk mengungkapkan
39 Puisi Kita
40 Aku Tak Cemburu
41 Jangan Nonton Konser
42 Melanggar Janji
43 Aku Tidak Suka
44 Lagu Tentang Kita
45 Suksesnya Lagu Forever
46 Milikku, Milikmu juga
47 Kejutan Hadiah Ulang Tahun
48 Kisah Manis di Korea
49 Wedding Aniversary
50 Terlambat
51 Positif
52 Gelisah
53 Memberi Tahu
54 Belum Bisa
55 Menangis
56 Pilihan Fairy
57 Mengukir Kenangan Manis
58 Pergi
59 Hancur
60 Sebuah Kepastian
61 Putri Belinda
62 Putri Belinda Part 2
63 Teman Baru
64 Ciuman Itu....
65 Linda Atau Belinda?
66 Kedekatan yang menggetarkan
67 Mencari Tahu
68 Tak Bisa Menolak
69 Kesamaan Golongan Darah
70 Perasaan Ingin Memiliki
71 Melepas Masa Lalu
72 Kebenaran yang Membingungkan
73 Masa Lalu atau Masa Sekarang?
74 Kebenaran Yang Lain
75 Sebelum 5 Tahun
76 Sebelum 5 Tahun (Part 2)
77 Sebelum 5 Tahun (part 3)
78 Kejujuran Keegan
79 Perjuangan Arnold
80 Perjuangan Arnold (Part 2)
81 Menemukan
82 Mengahiri
83 Fairy Hilang
84 Balas Dendam
85 Bersama Kembali
86 Reuni Penuh Makna.
87 Song In My Life 2 (Episode 1)
88 Song In My Life 2 (Episode 2)
89 Song In My Life 2 (episode 3)
90 Song In My Life 2 (episode 4)
91 Song In My Life 2 (Episode 5)
92 Song In My Life 2 (Episode 6)
93 Song In My Life 2 (Episode 7)
94 Song in My Life 2 (episode 8)
95 Song In My Life 2 (Episode 9)
96 Song Un My Life 2 (episode 10)
97 Song In My Life 2 (Episode 11)
98 Song In My Life 2 (episode 12)
99 song In My Life 2 (Episode 13)
100 Song In My Life 2 (Episode 14) Ending
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Arnold Manola
2
Salah Masuk Toilet
3
Pertemuan yang tak terduga
4
Dont call me Uncle !
5
Dia Ternyata Arnold Manola
6
Ingin Bertemu
7
Fairy Garden
8
Makan Malam
9
Menghindar
10
Penolakan
11
I miss You
12
Melepas Rasa Rindu
13
First Kiss
14
Persyaratan Fairy
15
Bimbang
16
Terjebak perkataan sendiri
17
New York
18
Penyesalan
19
Penjelasan
20
Lamaran
21
kesepakatan
22
Tak Bisa Jauh
23
Terlambat Makan Malam
24
Aku Paling Ganteng
25
Kita Sudah Putus
26
Pertengkaran
27
Aku Minta Maaf
28
Ingin Memiliki
29
Semakin Memantapkan hati
30
Mobil Fairy
31
Menjelang Pernikahan
32
You Are Mine
33
Akal-akalannya Fairy
34
I Belong to You
35
Bulan Madu Di Rumah Saja
36
Mengapa di hapus??
37
Marahannya Sehari Saja
38
Kejujuran untuk mengungkapkan
39
Puisi Kita
40
Aku Tak Cemburu
41
Jangan Nonton Konser
42
Melanggar Janji
43
Aku Tidak Suka
44
Lagu Tentang Kita
45
Suksesnya Lagu Forever
46
Milikku, Milikmu juga
47
Kejutan Hadiah Ulang Tahun
48
Kisah Manis di Korea
49
Wedding Aniversary
50
Terlambat
51
Positif
52
Gelisah
53
Memberi Tahu
54
Belum Bisa
55
Menangis
56
Pilihan Fairy
57
Mengukir Kenangan Manis
58
Pergi
59
Hancur
60
Sebuah Kepastian
61
Putri Belinda
62
Putri Belinda Part 2
63
Teman Baru
64
Ciuman Itu....
65
Linda Atau Belinda?
66
Kedekatan yang menggetarkan
67
Mencari Tahu
68
Tak Bisa Menolak
69
Kesamaan Golongan Darah
70
Perasaan Ingin Memiliki
71
Melepas Masa Lalu
72
Kebenaran yang Membingungkan
73
Masa Lalu atau Masa Sekarang?
74
Kebenaran Yang Lain
75
Sebelum 5 Tahun
76
Sebelum 5 Tahun (Part 2)
77
Sebelum 5 Tahun (part 3)
78
Kejujuran Keegan
79
Perjuangan Arnold
80
Perjuangan Arnold (Part 2)
81
Menemukan
82
Mengahiri
83
Fairy Hilang
84
Balas Dendam
85
Bersama Kembali
86
Reuni Penuh Makna.
87
Song In My Life 2 (Episode 1)
88
Song In My Life 2 (Episode 2)
89
Song In My Life 2 (episode 3)
90
Song In My Life 2 (episode 4)
91
Song In My Life 2 (Episode 5)
92
Song In My Life 2 (Episode 6)
93
Song In My Life 2 (Episode 7)
94
Song in My Life 2 (episode 8)
95
Song In My Life 2 (Episode 9)
96
Song Un My Life 2 (episode 10)
97
Song In My Life 2 (Episode 11)
98
Song In My Life 2 (episode 12)
99
song In My Life 2 (Episode 13)
100
Song In My Life 2 (Episode 14) Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!