Fairy Ayudisa, gadis cantik berusia 18 tahun, dengan kulit putih dan rambut coklatnya, turun dari taxi di depan sebuah rumah yang sederhana.
Seorang wanita tua, yang berusia sekitar 60 an menyambutnya dengan senyum kebahagiaan.
"Anak bandel.....kenapa tidak telepon kalau mau datang!" kata Nenek Anna sambil memeluk cucunya itu.
"Nenek.....!" Fairy langsung memeluk wanita tua dengan erat. Ada rasa rindu yang tidak dapat diungkapkannya. Hampir 2 tahun ia tak pernah pulang dan akhirnya ia bisa menuntaskan rasa rindunya itu.
"Ayo masuk. Kebetulan nenek baru selesai masak untuk makan malam."
"Ini belum malam, baru juga jam setengah 4 sore"
Nenek Anna tersenyum "London sudah membuatmu sangat cantik sayang..."
"Aku kan memang dari dulu cantik!" Kata Fairy sedikit bangga sambil menepuk dadanya.
"Dan juga sedikit sombong."
Tawa keduanya pun pecah. Fairy menggandeng tangan Nenek Anna. Wanita tua yang masih kelihatan cantik itu. Ya, nenek Anna bukanlah perempuan Indonesia. Dia perempuan bule yang tidak pernah mau mengatakan dari mana asalnya. Ia menikah dengan kakek Aldo yang berprofesi sebagai seorang dosen. Melahirkan papa Fairy yang bernama Raka Purwanto. Papa Fairy juga berpofresi sebagai dosen yang menikah dengan mamanya yang adalah seorang suster. Sayangnya, kedua orang tua Fairy meninggal hampir secara bersamaan karena sakit. 2 tahun yang lalu kakeknya meninggal. Meninggalkan Fairy dan neneknya. Untunglah ada Linda, sepupu Fairy, ponakan dari kakeknya yang tinggal di sini. Linda berasal dari desa dan bekerja di salah satu supermarket.
"Linda ke mana, nek?" tanya Fairy menanyakan gadis yang biasa menemani nenek Anna di rumah ini.
"Pamit pergi dengan teman-temanya. Mau lihat artis idolanya siapa itu namanya....nenek lupa lagi." kata nenek Anna.
"Artis aja yang dipikirkan." Fairy melepaskan tas punggungnya. Lalu mencuci tangannya dan duduk di meja makan.
Menikmati makanan buatan neneknya memang sangat menyenangkan bagi Fairy.
Ia ingin menceritakan tentang orang-orang aneh yang mengejarnya tadi di bandara. Namun ia mengurungkan niatnya. Tak mau membuat neneknya khawatir.
"Ceritakan tentang kuliahmu!" kata Nenek Anna dengan wajah gembira.
"Baik Nek. Mudah-mudahan aku dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya. Aku mendapatkan asrama yang bagus, teman sekamar yang baik pula serta uang saku. Walaupun begitu, aku tetap bekerja paru waktu. Aku bekerja di perpustakaan dan juga di salah satu cafe siap saji. Gajinya lumayan. Makanya aku bisa pulang saat ini dengan uang tabunganku"
"Jangan terlalu lelah. Kau kan mendapat beasiswa jadi tugasmu adalah belajar" nenek Anna membelai rambut cucunya itu dengan penuh kasih. Ia bangga Fairy begitu mandiri dan pintar.
**************
Arnold keluar dari kamar mandi dengan badan yang terasa segar. Ia segera memakai bajunya dengan t-shirt dan celana pendek.
Jadwal yang padat di hari ini memang sangat menguras tenaga. Mulai dari wawancara di salah satu stasiun TV, jumpa pers, mengisi acara di salah satu acara TV, latihan untuk konser dengan para dancer dan malam ini ia harus tampil prima membawakan 20 lagu di depan penggemarnya yang sangat antusias menantinya. Arnold sangat lelah karena sama sekali tak ada waktu untuk istirahat. Makanya ia meminta seluruh timnya bahkan para bodyguartnya untuk istirahat. Karena ia juga ingin istirahat.
Ia duduk di sofa, meraih hp nya dan mencoba menghubungi Amelia. Namun hp Amelia dan asistennya juga sama sekali tak aktif.
Arnold tahu, Amelia pasti merajuk. Sifat manja Amelia sering membuat Arnold merasa pusing. Namun mau bagaimana lagi. Arnold mencintai gadis manja itu. Ia selalu berusaha menyenangkan gadis pujaannya itu.
Arnold melihat ada 2 pesan masuk yang belum dibaca olehnya. Yang satu dari Amelia dan yang satu dari Ezekiel.
Arnold, sebaiknya kita berdua break aja dulu
kita sama-sama menata hati kita, apakah memang
kita akan terus bersama ataukah kita akan berpisah
Arnold kesal membaca pesan dari Amelia. Bukan kali pertama Amelia mengirim pesan seperti ini. Biasanya Arnold akan datang dan segera membujuknya. Amelia akan mudah luluh.
Pesan yang kedua datangnya dari sepupunya Ezekiel: Aku ada di Bali, ke sini ya..aku tunggu. Tidak pakai penolakan. Aku tahu jadwal tourmu sudah selesai.
Arnold menggelengkan kepalanya. Sepupunya yang satu ini memang suka sekali memaksakan kehendaknya. Boleh dikata Ezekiel adalah pria paling egois yang pernah Arnold kenal. Namun Arnold menyayangi sepupunya itu. Jadi dia akan mempertimbangkan ajakan Ezekiel untuk ke Bali.
Merasa bosan, Arnold bermaksud akan jalan-jalan di sekitar hotel. Memang itu yang biasa Arnold lakukan. Tentu saja dengan penyamaran yang bagus. Memakai topi, kaos oblong, dan kaca mata minusnya. Mata kanan Arnold memang sudah minus dua. Makanya ia suka memakai kacamata minusnya jika jalan-jalan di malam hari.
Arnold keluar dari lobby hotel dengan aman. Ia menikmati malam di kota Jakarta ini dengan sedikit galau karena sikap Amelia padanya.
Tak jauh dari hotel ada sebuah taman yang banyak dikunjungi orang. Kebanyakan anak muda. Mungkin juga karena sekarang malam minggu. Arnold melangkah mencari tempat yang agak sepi. Dan ia menemukan sebuah bangku taman yang kosong. Ia pun duduk di sana dengan perasaan senang.
Matanya sibuk memperhatikan semua yang ada di taman ini. Ada yang asyik pacaran, ada yang nyanyi bareng kelompoknya, ada juga yang duduk sendiri seperti dirinya sambil asyik bermain hp.
Arnold menatap jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 11.15 malam. Namun suasana di taman ini terlihat masih ramai. Mata Arnold masih asyik memperhatikan pengunjung taman sampai akhirnya ia menemukan seorang gadis yang sedang duduk tak jauh darinya. Sedang bermain hp dengan headset ditelinganya. Mengenakan celana pendek dengan kaos putih, dan sepatu kets yang membungkus kakinya.
Kakinya disilangkan di depan sambil sesekali menggerakan badannya mengikuti alunan lagu yang didengarnya. Rambut panjangnya di kucir satu.
Arnold tersenyum. Memandang wajah imut yang polos tanpa make up itu membuatnya jadi gemas. Tak tahan untuk tak mendekatinya.
"Hi.....!" sapa Arnold.
Fairy Ayudisa mengangkat kepalanya saat merasa ada yang berdiri di hadapannya.
Mulutnya langsung terbuka dengan wajah yang sedikit pucat. Ia melepaskan headset yang ada ditelinganya.
"You find me, uncle? Who are you? why do you follow me?"
Arnold tersenyum "Hei...jangan panggil aku paman. Sejak kapan aku menikah dengan bibimu?" ujar Arnold sedikit jengkel.
Fairy tertawa. Kuncir dirambutnya sampai terguncang. Arnold jadi semakin jengkel.
"Boleh duduk di sini?" tanya Arnold.
Fairy agak ragu. Ia memandang Arnold dengan tatapan menyelidik.
"I am a good man" kata Arnold dengan senyum termanis yang pernah dimilikinya.
"Ok.....!" dengan gerakan tangannya ia mempersilahkan Arnold duduk di sebelahnya.
Fairy kembali asyik dengan hpnya. Headset nya kembali dipasangnya.
Arnold sedikit kecewa. Pernakah ada gadis yang mengacuhkannya seperti ini? Bukankah para gadis selalu memujanya, mengejar dia bahkan menangis hanya untuk melihatnya.
Dan gadis disampingnya ini justru tak menyadari bahwa ia sedang bersebelahan dengan pria yang banyak dikejar oleh oleh para wanita.
"Hei.....!" Arnold menepuk tangan gadis itu.
"Ada apa?"
"Ayo kita bercakap-cakap!" ajak Arnold.
"Apa yang harus kita perbincangkan? Bibiku kan tidak menikah denganmu?"
Arnold terpana. Ingin rasanya ia menyentil kepala gadis itu dengan tangannya. Namun ia berusaha menahan dirinya.
Arnold mengulurkan tangannya "What is your name?"
"Fairy!" Fairy menyambut uluran tangan itu.
"Nama yang cantik"
"Ya. Mana ada peri yang tidak cantik"
Arnold bertambah gemas. Gadis disampingnya ini sungguh menggelitik hatinya.
"Kau tidak menanyakan namaku?"
Fairy memandang Arnold "Ada keperluan apa aku harus menanyakan namamu?"
Wajah Arnold menjadi panas. Ia menjadi malu sendiri.
Fairy tiba-tiba berdiri "Aku mau pulang dulu ya, paman. Aku ngantuk...bye..."
Arnold tiba-tiba menahan tangan Fairy "Kenapa cepat pulang?"
"Karena jika aku pulang sudah lewat jam 12 malam, peri akan berubah menjadi si buruk rupa " katanya santai lalu segera melangkah pergi. Meninggalkan Arnold yang masih terpana di tempat duduknya.
Fairy terus melangkah memasuki gang menuju ke rumahnya. Tiba-tiba matanya melihat sebuah poster. Artis yang akan mengadakan konser di Jakarta.
Fairy memperhatikan poster itu dengan seksama. Kenapa wajah penyanyi itu mirip paman yang tadi ya??
TERIMA KASIH SUDAH BACA PART INI
JANGAN LUPA LIKE, KOMENT AND VOTE
KASIH BINTANG 5 YA....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Pratiwi Ratih
bs aja ih... jd
gumush.....🤭🤭
2022-12-15
0
maura shi
awal yg baik semoga seru ya thor,q ngakak sendiri si artis d cuekin sm gadis biasa aja hhhh
2022-04-23
0
Ananda Yuyun
Paman yg Handsome 😍😍
2021-11-04
1