Cassie tak dapat menahan tawanya saat mendengar perkataan Fairy menyangkut isi surat Arnold.
"Akhirnya, kamu terjebak dengan kata-katamu sendiri. Siapa yang akan mengira kalau dia menerima tantanganmu. Ah...Fairy...kau akan dinikahi oleh Arnold Manola...!" seru Cassie membuat Fairy mendekap mulut sahabatnya itu karena mereka sedang berada di perpustakaan.
"Cassie...mereka bisa mendengarmu!" kata Fairy sambil menunjuk 3 orang mahasiswa yang sedang duduk sambil membaca.
"Maaf...!" ujar Cassie sambil kembali duduk di samping temannya itu.
Fairy menggaruk kepalanya dengan frustasi "Cassie, aku belum mau menikah. Usiaku baru 18 tahun. Nenek Anna pasti akan marah besar padaku. Aku sudah janji padanya untuk pulang ke Jakarta sambil membawa ijasah. Aku janji padanya untuk tidak bergaul sembarangan dan tidak akan terlibat dalam pergaulan bebas."
"Kamu kan akan menikah. Bukannya tinggal bersama tanpa ikatan" ujar Cassie memberikan pengertian pada sahabatnya itu karena Fairy memang sudah pernah mengatakan kalau ia tidak akan pernah menjalani hubungan seperti anak-anak muda yang ada di London ini, yaitu bisa berhubungan intim sebelum menikah. Walaupun bagi Cassie itu adalah pandangan yang sedikit kuno namun ia menghargai prinsip hidup temannya itu.
"Tapi Cassie, bagaimana kalau Arnold bosan padaku? Bagaimana kalau Arnold ketemu dengan gadis lain yang kaya, terkenal dan seksi. Aku nggak mau patah hati. Aku nggak mau menyerahkan diriku, menyerahkan kesucianku pada lelaki yang nantinya akan meninggalkanku" Fairy membaringkan kepalanya di atas meja. Dia bingun harus bagaimana.
Cassie akan bicara namun kalimatnya terhenti melihat lelaki tampan yang baru saja memasuki perpustakaan dan sedang berjalan ke arah mereka.
"Fai....Fairy....lihat siapa yang datang!" ujar Cassie sambil menginjak kaki temannya itu.
Fairy mengangkat kepalanya "Ada apa?" selesai bertanya gadis itu langsung terperanjat. Ia berdiri sambil memasang wajah manis. Menyambut dosen tertampan, termuda namun terkenal paling mahal nilai dari semua dosen yang ada.
"Kamu Fairy Ayudisa kan?" tanya Mr. Thomas dengan suara datarnya.
"Iya, pak. Nama saya Fairy Ayudisa!" jawab Fairy sambil membungkuk hormat. Cassie yang ada di sampingnya ikut berdiri dan memberi hormat.
"Selamat ya. Kamu terpilih untuk menjadi salah satu dari 10 orang mahasiswa yang akan mengikuti studi banding ke Amerika dan mengunjungi beberapa perusahaan ternama di sana."
Fairy terkejut mendengarnya "Sa...ya, pak? Apa bapak tak salah?"
"Kamu kan yang menerima beasiswa melalui penjaringan online? Yang asalnya dari Indonesia ? Dan saya yakin di kampus ini hanya kamu yang bernama Fairy Ayudisa" kata Mr. Thomas sambil menyerahkan surat pemberitahuan itu.
"Aduh....tentu saja saya akan ikut, pak. Tapi, bagaimana dengan biayanya?" tanya Fairy sedikit malu namun dia harus menanyakannya karena ia tahu untuk ke Amerika, biayanya tidaklah murah.
Mr. Thomas tersenyum "Tenanglah. Semuanya ditanggung oleh universitas. Masing-masing jurusan yang terpilih hanya 1 orang. Saya harap kamu dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Jangan lupa belajar. Minggu depan kita berangkat. Besok, kamu antar pasportmu dan semua kelengkapan suratmu sebagaimana yang tertulis di surat itu ke ruanganku" kata Mr. Thomas sebelum akhirnya ia membalikan tubuhnya dan langsung pergi.
"Oh.....my...God! Kamu luar biasa Fairy! Kamu akan pergi ke Amerika dan belajar dari beberapa perusahaan besar di sana." Cassie langsung memeluk sahabatnya dengan luapan kegembiraan.
Fairy membuka surat pemberitahuan itu dan membacanya secara seksama.
"Cassie.....bagaimana ini! Kegiatan studi bandingnya akan selesai tanggal 27 Agustus"
"Memangnya kenapa?"
"Tanggal perjanjian aku dan Arnold adalah 27 Agustus"
"Jadi kamu mau membatalkannya studi bandingnya?"
Fairy diam lalu kemudian dia tersenyum "Mungkin ini cara yang ditunjukan Tuhan untuk menghindar dari Arnonld"
"Fairy, apakah kamu tidak serius dengan permintaanmu pada Arnold? Dia menyukaimu. Aku tak pernah membaca kalau Arnold akan seserius ini mengejar seorang gadis" kata Cassie khawatir melihat sahabatnya ini akan ingkar dengan kata-katanya sendiri.
"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Fairy dgn putus asa.
"Belajar memegang kata-katamu sendiri. Aku mendukungmu untuk ke Amerika. Namun aku mau kamu mengatakan pada Arnold agar pertemuan kalin bisa diundur."
"Tapi...!"
"Aku tahu kalau kamu juga menyukai dia kan? Kamu hanya takut dengan ketulusannya kepadamu. Tapi aku percaya, Arnold itu tak mungkin main-main."
"Tapi dia itu Arnlold Manola"
"Memangnya kenapa kalau dia adalah Arnold Manola? Dia juga manusia biasa yang punya hati untuk jatuh cinta"
Fairy menghembuskan napasnya kasar. Sebenarnya saat ini, ia sangat ingin melihat pria bertubuh atletis itu akan muncul di pintu perpustakaan dan menyapanya dengan kumis palsunya itu.
Apakah aku juga sudah tergila-gila padanya? Mama, aku ingin mama ada di sini bersamaku.
**********
Fairy dan 9 orang mahasiswa lainnya, akhirnya tiba di kota New York dan mendapat fasilitas tempat tinggal di sebuah hotel yang tak jauh dari perusahaan yang akan mereka kunjungi.
Mereka dibagi dalam beberapa kelompok. Ada yang dua orang dan ada yang tiga orang. Namun Fairy justru hanya sendiri untuk melakukan studi bandingnya di sebuah perusahaan yang bergerak di dunia hiburan dan pertelevisian.
"Pak, mengapa aku hanya sendiri?" tanya Fairy pada Mr. Thomas yang mendampinginya untuk datang ke perusahaan ini.
"Karena aku yakin kalau kamu bisa, Fairy. Dan kamu jangan khawatir karena aku juga sedang melaksanakan kerja sama dengan perusahaan ini untuk bisnisku di London, jadi aku akan tiap hari berada hadir di perusahaan ini"
"Makasi ya, pak." Fairy sedikit lega saat mengetahui bahwa dosennya itu akan ada di sana. Ia juga senang karena Pak Thomas tak segalak dan cuek seperti yang terlihat di kampus. Dosen gantengnya ini terlihat begitu santai saat bersama mereka di luar kampus.
Saat memasuki lobi perusahaan ini, mata Fairy langsung disuguhkan oleh poster-poster para bintang di dunia hiburan. Dan mata Fairy langsung membulat saat melihat ada poster Arnold Manola di sana. Ada foto Arnold sendiri dan juga ada fotonya bersama Amelia Alba yang nampak mesra karena Arnold sedang memeluk Amelia dari belakang.
Kenapa aku merasa sakit melihat foto mereka ya? Ayolah Fairy, jangan seperti ini. Mereka kan sudah putus. Lagi pula untuk apa kau merasa seperti ini, kamu kan bukan siapa-siapanya Arnold.
"Fairy....ada apa?" tanya Mr. Thomas sambil melambaikan tangannya di depan Fairy.
"Eh...tidak, pak."
"Ayo masuk!" ajak Mr. Thomas dan tanpa diduga dosen ganteng itu memegang tangan Fairy.
Setelah diperkenalkan dengan bagian kepegawaian perusahaan itu, Fairy pun segera diberikan kartu tanda pengenal dan ruang untuk dia belajar. Sesuai dengan jurusannya maka Fairy harus belajar tentang bisnis di bagian ini dan bagaimana perkembangannya bisa menopang ekonomi di negara ini.
Waktu pun berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah 2 minggu Fairy ada di kota New York ini.
Ia benar-benar menikmati semua pelajaran yang dia terima di sini, bahkan sudah sangat akrab dengan Thomas, dosennya itu. Fairy memang sudah tidak memanggilnya dengan sebutan 'pak' karena Thomas sudah melarangnya.
"Fairy...., hari ini ikut aku syuting yuk!" ajak Anton salah satu staf yang ada di kantor ini.
"Boleh! Syutingnya di mana?"
"Di stadiun XXX untuk meliput persiapan konser Arnold Manola."
"Apa? Arnold Manola?"
"Iya. Kamu juga suka Arnold Manolakan? Tidak ada seorang pun yang tidak menyukai Arnold Manola. Sayangnya dia hanya akan konser satu malam saja."
"Oh...begitu ya..." Fairy hanya bisa tersenyum. Rasa rindunya untuk melihat cowok itu membuat hatinya sangat bergetar. Hampir 2 bulan tak bertemu, apa kabar Arnold ya?
Setelah jam makan siang selesai, Fairy pun ikut Anton ke tempat yang dimaksud. Sebuah stadiun yang sangat besar dan dapat menampung ratusan ribu orang. Menurut informasi yang dia dapat di sana bahwa semua tiketnya sudah terjual. Konser ini akan menjadi konser yang spesial bagi para penggemarnya karena Arnold akan merayakan ulang tahunnya yang ke-25 di sini.
"Anton, apakah kamu akan meliput konsernya?" tanya Fairy.
"Ya. perusahaan kami yang memenangkan tender untuk meliput konser ini"
"Apakah aku boleh ikut?" tanya Fairy penuh harap.
"Tentu saja. Mr. Thomas sudah menyiapkan tiket khusus untukmu sehingga kau bisa masuk dan berada sangat dekat di panggung bersama kami"
"Benarkah? Wah, sungguh menyenangkan" Fairy sangat bersemangat. Untuk yang pertama kali dia akan menonton konser Arnold secara langsung. Tepat disaat cowok itu berhari ulang tahun.
***************
Arnold membaca pesan yang dikirim Joe padanya.
Fairy ada di New York. Dia sedang mengikuti study banding di sana.
Fairy ada di New York? Duh, betapa rasa rindunya sudah sangat memunjak pada gadis bermata coklat itu. Tapi dia ada di mana? New York begitu luas dan dia tak mungkin menelepon gadis itu.
"Bos, konsernya sudah mau dimulai !" Susan mengingatkan. Ia membawa baju ganti untuk Arnold dan menggantungnya di tempat yang sudah disediakan.
Arnold pun bersiap. Ia melangkah menuju ke panggung megah yang sudah disiapkan oleh panitia.
Saat menaiki tangga, Arnold seperti melihat bayangan Fairy ada diantara para kameramen.
Ah, aku sudah gila. Memangnya apa yang Fairy lakukan di sini. Aku sungguh merindukan gadis itu.
Arnold muncul dipanggung dengan teriakan histeris seluruh penggemarnya.
"Hallo New York.....selamat malam. Aku ingin mengawali konser ini dengan mengucapkan terima kasih atas sambutan yang luar biasa ini. I love you all!" teriak Arnold dan musik langsung berbunyi, mengiringi Arnold yang membuka konser dengan lagu yang berjudul "I Miss You"
Dari bawa panggung, Fairy semakin terpuruk dengan perasaannya sendiri. Melihat Arnold begitu di puja banyak orang membuat Fairy semakin merasa kecil. Ia bahkan sudah menghapus pesan yang akan dikirimnya sebagai ucapan selamat ulang tahun.
10 lagu sudah dinyanyikan oleh Arnold. Ia sebenarnya hendak istirahat dan mengganti bajunya yang sudah basah dengan keringat.
"Aku merindukan seseorang malam ini. Aku tak tahu apakah dia bisa mendengarkan ini atau tidak." Arnold berjalan ke bagian panggung yang dilihatnya ada Fairy di sana. Ia mencari diantara beberapa kameramen yang berdiri di sana.
Matanya langsung berbinar. Itu memang Fairy. Ia berdiri diantara para wartawan dengan t-shirt yang sama yang ia gunakan saat Arnold menciumnya di perpustakaan.
Para wartawan saling berpandangan. Siapa yang Arnold cari?
Musik tiba-tiba mengalunkan lagu selamat ulang tahun.
Arnold menoleh ke arah tengah panggung. Nampak Amelia Alba berjalan mendekatinya bersama dengan Noah dan Susan. Di tangan Amelia ada kue ulang tahun dengan beberapa lilin yang sudah menyalah di atasnya.
Bagaimana Amelia bisa hadir di sini?
Pandangan Arnold beralih dari Amelia ke bawa panggung. Ia sungguh meyakini kalau gadis itu adalah Fairy.
Amelia semakin mendekat. Penonton semakin histeris.
"Selamat ulang tahun sayang....!" kata Amelia lalu meminta Arnold untuk meniup lilinnya.
Kompak semuanya menyanyikan lagu ulang tahun. Kue yang dipegang Amelia langsung diserahkannya pada Noah. Amelia langsung memeluk Arnold dengan hangat lalu ia mendonggakan kepalanya dan langsung mencium bibir Arnold dengan penuh gairah.
Arnold terkejut. Ia tak dapat melepaskan ciuman itu namun sudut matanya masih dapat melihat kalau Fairy menatapnya dengan mata yang terluka. Lalu gadis itu melangkah pergi.
MAKASIH YA SUDAH BACA PART INI
FAIRY CEMBURU NGGAK YA?
ARNOLD JADI MELAMAR FAIRY NGGAK?
JANGAN LUPA LIKE, KOMENT AND VOTE YA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Lesly Manurung
Arnold sialan, rasakan kamu sdh buat Fary kecewa
2023-03-22
0
Rustan Sarny Apul Sinaga
pasti kerjaan Noah nih, jadinya fairy terluka kan?
2023-01-24
0
Asti Sugiyo
Noah pengacau...😡
2022-08-08
0