Lay telah selesai mengucapkan ijab kabul dengan lancar hanya dengan satu helaan tarikan napas tanpa melakukan kesalahan apapun sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Mr Roberto kepadanya sebelum acara itu dimulai.
Begitupun juga dengan status Lay yang telah berubah menjadi suami sahnya Zea baik secara hukum maupun agama.
"Zea, kamu sudah official menjadi istri orang saat ini, sekarang waktunya kamu harus turun kebawah temui suami kamu & selesaikan administrasi pernikahan kamu. Mama tahu kamu terpaksa melakukannya tapi kamu harus bersikap terlihat bahagia atas pernikahan kamu di hadapan semua para tamu undangan, tersenyum lah jangan cemberut. Paling tidak tunggu sampai dengan semua para tamu undangan pulang, Jangan mempermalukan papa & mama, bersikaplah selayaknya putri tunggal pewaris Gilberts' Company." perintah Mrs Elizabeth yang tidak ingin dibantah sambil menatap dalam mata Zea dengan sinis akan ancaman.
"Iya ma, Zee janji akan menjaga sikap dengan baik seperti yang mama dan papa inginkan. Mama tidak perlu khawatir, Zea tidak akan mempermalukan kalian diahadapan semua orang." balas Zee sambil tersenyum paksa kepada mamanya.
Perkataan dengan kondisi hati & pikirannya berbanding terbalik dengan kenyataan. Kondisi suasana hatinya saat ini bercampur aduk antara kesal, marah, ibah, dan binggung atas paksaan orang tuanya. Zea berusaha untuk mengontrol dirinya untuk tetap tegar dalam mengatasi permasalahan yang sedang ia hadapi saat ini, berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata dihadapan papa dan mamanya.
Ketika MC pesta penikahan mereka memberitahukan jika Pengantin wanita telah tiba, semua tatapan mata audiens teralihkan fokus menatap takjub sang The Queen of the Day atas kecantikkan yang dimiliki oleh Zea Laurenz Gilbert yang sungguh mempesona siapa saja ketika melihatnya. Semua orang berpikir betapa beruntungnya Lay menjadi suami dari Zea Laurenz Gilbert.
Tapi semua itu tidak berarti untuk lay, seakan-akan dunianya berhenti berputar pada saat Lay melihat wanita yang sekarang telah sah menjadi istrinya itu. Lay merasa sangat terkejut ketika melihat istrinya adalah mahasiswa trouble maker yang sering membuat ulah dikelasnya ketika ia sedang mengajar di Robertos' University.
"Oh ya Tuhan, apakah aku sedang bermimpi, ini nyata atau pengelihatan ku bermasalah. Ini pasti ada yang salah, sangat konyol sekali jika istri gue ialah mahasiswa gue sendiri. Papa dan Mama harus bertanggungjawab atas pilihannya, mahasiswa yang urakan, kasar, dan memiliki atittude yang kurang baik seperti ini tidak pantas menjadi istri ku."
€€€
~Zea Laurenz Gilbert Pov~
Ketika gue turun dan sampai di ruang utama acara pernikahan, gue mengedarkan pandangan gue mencari tahu siapakah yang telah menjadi suami gue saat ini?. Saat pengelihatan gue berhasil menemukan apa yang dicari, dunia gue berasa seperti berhenti berputar sesaat. "Ma-Pa, katakan jika ini hanya mimpi buruk, ini pasti hanya halusinasi". Gue tersadar ketika mama mengengam erat telapak tangan gue, sambil berbisik mengingatkan gue atas ancaman yang mama berikan sebelumnya.
Gue sudah mengenal lama om & tante Roberto dengan sangat baik, mereka merupakan partner business nyokap & bokap gue sejak lama. Gue juga sangat sering bertemu dengan om & tante Roberto ketika gue membantu pekerjaan bokap di kantor sebagai sekretarisnya.
Dan gue sangat tidak menyangka jika orang yang dijodohkan dengan gue adalah salah satu dosen ternyebelin di kampus, rasa frustrasi dan pikiran buruk seketika memenuhi pikiran gue membayangkan hal buruk apa saja yang harus gue lalui dalam jangka yang panjang. Akankah hidup gue bisa berjalan dengan normal menjadi istrinya ataukah gue akan segera masuk Rumah Sakit Jiwa akibat depresi berat.
Dengan melihat wajahnya menginggatkan gue kepada perlakuan yang tidak baik yang gue terima dikampus belakangan ini, termasuk tugas khusus yang diberikan olehnya kemarin yang harus dikumpulkan paling lambat hari ini pukul 20.00 WIB.
Gue berusaha menepis semua pikiran buruk itu dan bersikap selayaknya seorang pegantin yang sedang bahagia atas penihakan pada umumnya. Meskipun, dengan senyum yang terpaksa yang sedang gue lakukan dihadapan semua para tamu undangan sampai dengan acara ini selesai.
Membuang rasa ego sementara dan berusaha melupakan masalah internal gue dengan dosen gue itu dikampus saat ini,dan berusaha menjaga sikap dihadapan para tamu undangan yang datang didominasi oleh rekan kerja papa dan mama.
Mama dan Papa mengarahkan gua berjalan menuju ke tempat bapak penghulu yang sedang duduk berhadapan dengan dosen gue di kampus untuk segera mentandatangani dokumen buku nikah sebagai syarat administrasi sipil sebagai warga negara Indonesia.
Pesta pernikahan paksa yang diadakan oleh papa dan mama dimansion semuanya berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan papa dan mama. Gue dan pak lay bersikap koperatif dan menjaga nama baik keluarga sebagai pewaris tunggal perusahan.
€€€
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments