"Lay bagaimana hari pertama kamu bekerja di kantor?, apakah ada kendala di hari pertama kamu bekerja?"tanya Mrs Roberto basa-basi kepada lay.
"Everything's good mom, jangan khawatirkan pekerjaan Lay dikantor semuanya terkendali dengan baik" jawab lay pada mamanya sambil tetap fokus dengan komputer dihadapannya menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan di kantor.
"Kamu pasti sudah diberitahu papa mengenai pesta pernikahan kamu hari minggu nanti?." tanya Mrs Aurora membuka obrolan pada lay sambil menarik kursi yang berada di hadapan lay dengan menatap mata putranya intens.
"Iya Lay sudah diberitahu papa, pada saat pagi hari tadi dikantor ma. Lagian juga dengan atau tanpa persetujuan lay acara pernikahan itu juga pasti akan berlangsung bukan?" balas lay kepada mamanya dengan pasrah, sambil menghentikan pekerjaan kantornya sejenak menatap dalam ibunya meminta belas kasihan.
"Maafkan mama dan terimakasih sudah mau bersikap koperatif." ucap Mrs Aurora tulus sambil berdiri dari kursi yang sempat ia duduki dan beralih memeluk lay mengekspresikan kebahagiannya.
Dikediaman mansion keluarga Gilbert, sedang terjadi perdebatan yang alot antara Zea dengan papa dan mamanya.
"Papa norak deh, asal ambil keputusan tanpa berdiskusi dulu dengan Zea. Papa nggak bisa seenaknya aja mau ngejodoi Zea sama anak rekan bisnis papa. Papa kira Zee nggak bisa gitu cari calon pendamping hidup Zee sendiri, mama juga nih, kenapa ikut- ikutan papa, kalian semua bukannya mendukung keputusan Zea." komplain Zea menolak tawaran papa dan mamanya sambil menekuk wajahnya masam dengan air mata yang tertahankan.
"Mama & Papa mau yang terbaik buat kamu Zee, mana mungkin kami mau menjerumuskan kamu ke jurang. Lagian juga anaknya baik banget, kalau kamu sudah kenal nanti kamu pasti menyukainya. Mama yakin banget pasti kamu nggak akan menolak kalau sudah mengenalnya dengan baik." jelas Mrs Elizabeth kepada putrinya.
"Kamu tenang aja Zee, dia pria dewasa dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya bahkan dia telah lulus S2 di Oxford University diumurnya yang masih muda. Sekarang dia telah kembali lagi ke Indonesia untuk mengurus perusahaannya sendiri, yang dia bangun sendiri dengan uangnya tanpa campur tangan orang tuanya.
"Papa & Mama terlalu berlebihan, tidak akan merubah keputusan Zea ma-pa. Zea nggak mau kenal dan waktunya juga terlalu cepat, tinggal 6 hari lagi hari pernikahannya tapi kami belum sempat bertemu untuk hanya sekedar menyapa." Jawab Zea menyampaikan apa yang ada di pikirannya kepada Mr Gilbert.
"Kamu tenang aja Zee, semua persiapan acara pernikahan kamu telah kami persiapkan. Kamu hanya cukup persiapkan sikologis kamu saja di hari pernikahan kamu Zee." ucap Mrs Elizabeth memeberikan penjelasan dengan lembut kepada putrinya.
"Zee kamu tahu papa dan mama tidak pernah meminta apapun dari kamu sejak kamu kecil sampai dengan sekarang. Permintaan kami hanya satu menikahlah dengan orang pilihan papa & mama, percayalah ini yang terbaik untuk kamu." ucap Mr Gilbert tulus dengan wajah yang penuh berharap sambil menatap mata sang putri dengan lirih.
"Baiklah Zea mau pa-ma, kalian mempermainkan emosiku pa-ma memanfaatkan kelemahan ku yang tidak bisa ditatap lirih seperti itu oleh kalian. Apakah tidak sebaiknya Zee & dia bertemu dahulu pa-ma sekedar untuk saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu?" Jelas Zea kepada papa & mamanya.
"Maafkan kami nak, untuk itu sepertinya belum bisa. Jadwalnya sangat sibuk Zee, sulit untuk memintanya untuk meluangkan sedikit waktu. Tapi kamu tenang aja, kamu pasti tahu dan kenal kok dengan calon suami kamu." jawab Mr Gilbert kepada anaknya memberikan sedikit bocoran.
"Okay baiklah pa kalau begitu, sepertinya dia orang penting yang sangat sibuk. Zea sudah sangat mengantuk banget nih pa, Zee istirahat duluan ke kamar Zee ya,.. pa-ma. Tidak ada pembicaraan yang perlu dibicarakan lagi bukan?" pamit Zea kepada orang tuanya dengan sopan.
"Aku berharap ini hanyalah mimpi buruk dipagi hari, yang benar aja gue dijodohin sama nyokap & bokap dikira gue nggak laku gitu ya?. Mereka nggak tahu saja kalau putrinya banyak yang suka, apaan sih lo Zea malah ngelantur kemana-mana. Tapi gue nggak habis pikir aja sama orang yang mau dijodohin sama gue, kok nggak mau berusaha menolak gitu perjodohan yang tidak bisa diterima dengan logika seperti ini.
Paling tidak cari tahu dulu informasi mengenai gue barulah memutuskan untuk setuju atau nggaknya. Gue juga mana tahu siapa orang yang mau dijodohi sama gue, bokap & nyokap nggak kasih tahu gue informasi detailnya.
"Apa yang akan dikatakan oleh sahabat gue kalau nanti mengetahuinya, bisa- bisa gue jadi bahan bullying mereka." Pikir Zea bergedik ngeri sendiri membayangkan reaksi sahabat-sahabatnya.
€€€
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments