A Father's Effort
Joon Woo
[Astaga ... apa yang harus aku lakukan?!]
Joon Woo mendesah sebal menyadari keadaan fisiknya yang begitu dibencinya. Pria itu, menyesali kejadian belasan tahun lalu, yang berhasil membuat dirinya, menjadi pria tidak berguna.
Mendengar teriakan itu, jantung Joon Woo terasa berdetak kencang dengan tak karuan. Hatinya terasa perih tanpa disadari apa penyebabnya—tubuhnya gemetar.
Joon Woo
Apa ... apa yang harus kulakukan?! Aku harus segera bertindak ~
Joon Woo
Sial, kenapa penjaga itu begitu lama?!
Joon Woo meringis, mencoba untuk menapakkan kakinya ke atas tanah. Tangannya, menekan kuat bagian armrest pada kursi rodanya.
Joon Woo terjatuh dengan cukup memalukan di bawah kursi rodanya. Awalnya, pria itu berharap bahwa keajaiban akan terjadi dan membuatnya dapat berjalan normal seperti sedia kala; namun, sekali lagi, realitas menyadarkan dirinya akan kondisinya.
Tak menyerah, Joon Woo masih berusaha untuk melanjutkan perjuangannya—dengan caranya sendiri. Pria setengah baya itu, berjalan mengesot menuju pintu gudang terbengkalai itu.
Joon Woo
Di mana penjaga itu? Kenapa dia belum kembali juga?
Joon Woo meneguk ludahnya dengan susah payah. Pria itu, tengah memikirkan cara untuk membuka pintu itu. Atau ... setidaknya, jalan lain untuk memasuki ruangan itu.
Joon Woo melirik ke arah kanan dan kirinya. Fokusnya terhenti ke suatu titik.
Joon Woo
Jendela? Tongkat?
Dengan susah payah, Joon Woo berusaha meraih tongkat di dekatnya yang berada tepat, di samping jendela. Pria itu, berencana akan memecahkan kaca jendela itu.
Joon Woo
Persetan, anggap saja aku orang gila!
Penjaga Sekolah
Tuan, tunggu!
Penjaga Sekolah
Hosh! Hosh! Hosh!
Penjaga Sekolah
*Bernapas dengan terengah-engah
Joon Woo
Kau ...?! Kenapa sangat lama?!
Penjaga Sekolah
Ehm .... I—
Tanpa pikir panjang, Joon Woo langsung merebut kunci di telapak tangan penjaga itu. Dia, menjadikan tongkat—yang biasa digunakan untuk permainan kasti—itu, sebagai penyangga tubuhnya.
[Suara pintu yang dibuka dengan kunci ....]
Joon Woo membuka pintu itu dengan perlahan, namun tetap tak sabaran.
Rahang Joon Woo mengeras melihat pemandangan di hadapannya; sedangkan penjaga tadi, hanya dapat memalingkan mukanya, tak kuasa melihat pemandangan keji yang terjadi di hadapannya.
Mata Joon Woo terlihat memerah penuh amarah. Kedua makhluk di hadapannya, sama-sama tak menyadari kehadirannya; begitupun dengan pemuda bajing*n yang telah menodai kesucian anak gadisnya itu.
Kim Youra
Kak ... tolong berhenti ...!
Baek Hyeon
Ah ... tentu tidak, Sayang ...!
Joon Woo mulai kalut oleh rasa bersalah yang menyelimuti hatinya. Dia gagal, gagal melindungi putrinya.
Comments
Asraf
🌞🌞🌞 nice
2021-12-04
2
Driarey 215
Lady Villain akan tetap lanjut kan?
2021-10-09
2
ALYA
Niceeeeeeeeeee thooooooooooooor
2021-10-09
2