Selepas makan, Ellard langsung membereskan peralatan makan kotor mereka. Tanpa canggung, ia pun mencuci piring-piring kotor itu dengan santai. Sepertinya Ellard sudah sangat terbiasa dengan kegiatan seperti itu. Zola hanya bisa terpaku di tempatnya mengawasi setiap gerak gerik Ellard yang tanpa canggung mengerjakan semua pekerjaan yang biasa dikerjakan kaum perempuan tersebut. Zola mengulum senyum saat melihat tubuh kekar Ellard ditutupi apron berwarna pink. Coba kalian bayangkan, bila melihat seorang pria yang tampak manly dengan tubuh kekar dan berototnya sedang memakai apron berwarna pink, uh so sexy menurut Zola.
Selesai mencuci piring, Ellard segera mengeringkan tangannya dengan tissue yang terletak di atas meja . Lalu ia pun menghampiri Zola yang sedang melamun. Bahkan, ia tak sadar Ellard sudah berada di depan matanya.
"Lagi mikirin apa, hm?" tanya Ellard tepat di depan wajah Zola sehingga membuatnya tersentak dan hampir terjungkal ke belakang.
"Ah, ,hei, Ell, apa-apaan sih kamu, ngagetin aja!" bentak Zola kesal. Beruntung tangan Ellard sigap, jadi ia tidak sampai jatuh ke belakang. Zola segera melepaskan diri dari Ellard lalu duduk di tempat ia berguling manja tadi. Zola mengumpat dalam hati, karena Ellard dengan seenaknya membuat kinerja jantungnya tidak normal.
Ellard terkekeh melihat raut wajah Zola yang sudah memerah. Entah merah karena malu atau karena sedang marah. Tapi Ellard menyukai apapun yang berhubungan dengan Zola.
"Pulang sana, ini sudah malam." ketus Zola pada Ellard.
"Pulang? Kemana?" tanya Ellard pura-pura bodoh.
"Tidak usah pura-pura bodoh, tentu pulang ke rumah atau apartemenmu sana." tukas Zola.
"Rumah? Oh, rumahku sudah disita bank dan aku tidak punya apartemen. Beberapa bulan ini aku tinggal di apartemen milik temanku."
"Ya, sudah , pulang ke apartemen temanmu sana."
"Tidak bisa." sahut Ellard santai seraya membaringkan tubuhnya di sofa milik Zola.
"Kenapa tidak bisa?" tanya Zola penasaran.
"Temanku sudah kembali dari luar kota dan ia membawa kekasihnya. Aku tak mau indra pendengaranku jadi kotor karena mendengarkan suara-suara aneh mereka saat ... yah, kau paham kan suara apa?" ujar Ellard sembari menautkan kedua alisnya.
"Aish, kau pasti bercanda kan? Kau hanya mau mengerjaiku kan?" Zola mendelik sebal.
"Untuk apa aku mengerjaimu? Kurang kerjaan." cibir Ellard.
"So, bagaimana? Kau tidak bermaksud untuk tinggal di sini, kan?"
"Yaps, dugaan mu benar. Aku akan tinggal di sini mulai sekarang. Besok aku akan membawa barang-barangku kesini." ujar Ellard santai.
"Hah! Kau gila. Jangan seenaknya, Ell! Ini bukan rumahmu." bentak Zola.
"Bukankah kau calon istriku, tentu kita harus tinggal bersama. Aku juga harus menjagamu. Aku tak mau ada yang macam-macam lagi denganmu apalagi lelaki brengs*k itu." ujarnya tak peduli melihat ekspresi Zola yang sudah seperti gunung berapi yang sedang bersiap untuk memuntahkan lahar panasnya.
Ellard pun segera memejamkan matanya. Sebenarnya ia sudah cukup lelah. Banyak yang harus dia urus. Beberapa hari lagi, ia sudah harus turun tangan mengurus Shoppa Lova. Belum lagi perusahaannya di Milan. Mengurus 2 perusahaan di 2 negara berbeda bukanlah hal yang mudah. Tapi dengan bantuan orang-orang kepercayaannya, ia mampu melakukan itu semua walaupun harus mengurus tenaga dan pikirannya.
Tak lama kemudian, terdengar deru nafas teratur Ellard. Zola mendekat dan memperhatikan Ellard yang sepertinya sudah terlelap. Zola menghembuskan nafas berat. Sepertinya tidak mudah menghadapi orang seperti Ellard. Tapi apa yang dikatakannya memang benar, ia butuh perlindungan. Bisa saja Regan sewaktu-waktu bertingkah lagi. Belum lagi, ia belum tau siapa yang sengaja menjebaknya dengan memberi obat perangs*ng pada minumannya. Entah ia harus bersyukur atau marah atas semua yang dilakukan Ellard. Di satu sisi ia bersyukur selamat dari pria brengs*k yang hendak berbuat macam-macam padanya, di sisi lain ia kesal karena harus kehilangan kehormatannya pada lelaki yang bukan suaminya.
'Apakah aku benar-benar harus menikah dengannya?'
Zola bimbang. Ia segera mengambil selimut miliknya yang tergeletak di lantai dan menutupi tubuh Ellard sebatas dada. Dipandanginya wajah tenang Ellard, satu kata yang kini ia akui setelah beberapa hari mengenal Ellard, yaitu tampan. Setelah memasangkan selimut, Zola beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam kamar.
Tanpa Zola sadari, sesaat setelah ia masuk ke dalam kamar, Ellard membuka matanya perlahan. Sebenarnya ia belum benar-benar tidur. Ellard tersenyum samar.
'Perlahan tapi pasti, aku akan membuatmu jadi milikku. Aku juga akan membuatmu jatuh hati padaku. Kau hanya milikku, Zola Amaria.'
...***...
Matahari pagi telah menyapa, Zola mulai mengerjapkan matanya. Cahaya pagi terasa menyilaukan pandangannya. Ia pun segera duduk bersandar di kepala ranjang. Ia segera meraih ponselnya yang di charger dan menyalakannya. Dilihatnya, jarum jam sudah menunjukkan pukul 6.30. Tidak biasanya ia bangun sesiang ini sebab dahulu sewaktu di kediaman ayahnya, ia sudah harus bangun pukul 4 pagi untuk mengerjakan semua pekerjaannya.
Saat sedang melamun, Zola mencium aroma masakan yang cukup menggoda. Tak peduli pada penampilannya yang terlihat berantakan, Zola segera keluar dari kamar untuk melihat siapa yang sudah masak sepagi ini dengan aroma yang cukup menggugah selera.
"Kau ..." tunjuk Zola pada sosok pria berotot yang tengah memakai apron merah muda miliknya.
"Ya, kenapa?" tanya Ellard santai. Penampilannya sudah rapi dan wangi. Sepertinya ia sudah mandi. Tapi kapan ia mengambil baju ganti karena seingatnya Ellard datang ke rumahnya tanpa membawa pakaian 1 helai pun. Dan yang lebih membuatnya terkejut ternyata laki-laki itu pandai memasak.
"Kau ... kapan mengambil pakaian ganti? Dan kau bisa memasak?" tanya Zola penasaran.
"Yah, aku pagi-pagi sekali sudah mengambil barang-barangku." ucap Ellard seraya menunjuk dengan dagunya ke arah sebuah koper hitam. "Yah, aku sedikit bisa memasak. Aku pastikan masakanku aman dan kau takkan keracunan." ucapnya seraya terkekeh.
"Ya, kau harus benar-benar memastikannya sebab aku tak mau mati sebelum menikah." ketus Zola.
"Tenang saja sweety, aku takkan mungkin meracuni calon istriku." ujarnya santai lalu Ellard mendekat ke arah Zola .
Zola yang merasa terancam segera mundur, namun gerakannya masih terlalu lambat hingga dengan mudah dihentikan Ellard . Ellard menarik tangan Zola hingga wajahnya membentur dadanya dan ...
Cup ...
Ellard memberikan satu kecupan hangat di dahi Zola membuatnya seketika mematung.
"Morning Kiss." bisik Ellard pelan di telinga Zola membuatnya makin salah tingkah. Rona merah terlihat jelas di pipi Zola membuat Ellard tertawa renyah.
"Kau ..." tunjuk Zola pada Ellard yang masih tertawa.
Kesal ditertawakan, Zola berlalu dari hadapan Ellard sambil menghentakkan kaki membuat Ellard makin tertawa riang.
"Ah, sungguh menyenangkan mengganggu dirinya."
...***...
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ranny
ada ya mengurus tenaga bukannya menguras tenaga Thor 🤭
2024-12-31
0
1+1
Seperti biasa jomblo hanya kebagian nyengir doang
2024-10-29
0
vj'z tri
uuuuuu so sweet El 😘😘😘aku pada mu
2024-08-14
2