Di kediaman Regan,
"Aaakh ... brengs*k, sialan, bedeb*h. Dari mana Zola bisa dapatkan video aku bercinta dengan Clara ? Bukannya saat itu ruanganku terkunci dari dalam? Apa ada yang memasang kamera di ruanganku ya?"
Regan menyugar rambutnya frustasi. Ia tak pernah membayangkan hubungannya dengan Zola akan berakhir seperti ini. Ia tak pernah sedikitpun berpikir untuk meninggalkan Zola apalagi melepaskannya. Ia memang benar-benar mencintai Zola. Ia akui ia salah karena berhubungan dengan Clara di belakang Zola. Tapi itu salah Zola sendiri yang tidak pernah mengizinkannya menyentuhnya. Ia mempunyai kebutuhan biologis jadi ia terpaksa memanfaatkan Clara yang memang pandai memuaskan hasr*tnya yang menggebu.
Regan kesal, marah, frustasi, kecewa, bagaimana begitu mudahnya Zola melepaskan dirinya yang sudah mendampinginya bertahun-tahun seakan ia tak ada artinya sama sekali bagi Zola.
Padahal hari pernikahannya sebentar lagi, tapi dengan begitu mudahnya Zola membatalkan pernikahan mereka dan memintanya menikahi Clara.
Ia tak pernah sekalipun berpikir akan menikahi Clara karena memang ia tidak pernah mencintai Clara. Mereka hanya sebatas partner saling memuaskan. Hubungan mereka hanya sebatas simbiosis mutualisme.
"Aarkh, brengs*k!"
prang ...
prang ...
prang ...
Regan melemparkan semua benda yang ada di hadapannya.
Daddy dan mommy Regan pun masuk ke kamar Regan. Kedua orang itu pun tak kalah kecewanya. Bukan kecewa dengan keputusan Zola, tapi kecewa dengan apa yang telah putra mereka lakukan.
"Berhenti, Regan!" bentak Daddy Regan. "Semua sudah terjadi. Ini semua salahmu. Makanya, harusnya kamu berpikir sebelum berbuat. Kalau sudah begini, kamu sendiri yang menyesal."
"Dad, bantu Re, dad, Re nggak mau kehilangan Zola, dad! Re sangat mencintai Zola." Regan memelas dan mengiba. Wajahnya sudah tampak basah karena air mata.
"Daddy dan mommy nggak bisa berbuat apa-apa, Re! Ini semua salah kamu. Kenapa kamu menduakan Zola seperti itu? Kenapa kamu malah bercinta dengan Clara yang padahal kamu sudah ketahui dia itu saudara Zola. Kalaupun, mommy yang jadi Zola, mommy pun akan melakukan hal yang sama. Mommy nggak sudi kembali dengan orang yang sudah menduakan mommy. Apalagi menduakannya dengan cara seperti itu. Padahal kamu juga sudah tau, Zola benci dengan pengkhianatan. Kamu sama saja membuka luka lamanya, Re. Mommy nya meninggal karena perbuatan Jordan yang menduakannya, lalu kau mengulanginya lagi dengan menduakannya dengan sumber kesedihannya. Percuma kamu menyesal, Re. Semua sudah terlambat." imbuh Mommy Regan.
"Andai hubungan kalian tidak sejauh ini, ingin rasanya Daddy membatalkan pernikahan kalian. Jujur, Daddy tidak menyukai wanita itu dan ibunya. Tapi itu tak mungkin, apalagi Clara bilang dia hamil anakmu. Ibu dan anak sama saja. Suka menghancurkan hubungan orang lain. Hah, Daddy dan mommy berharap, takkan ada masalah lain lagi di kemudian hari." timpal Daddy Regan.
"Mommy harap, dimana pun Zola berada, ia bisa meraih kebahagiaannya." pungkas mommy Regan.
Setelah itu, mereka berdua pun meninggalkan Regan yang meraung sendiri untuk merenungkan kesalahannya.
...***...
Zola telah terbangun pagi-pagi sekali, begitu pun Keira. Keira pun segera kembali ke unitnya untuk bersiap pergi bekerja.
Zola dan Keira pergi bekerja dengan kendaraan masing-masing. Beruntung Zola memiliki motor yang dibelinya dari hasil usahanya sendiri. Zola memang gadis pekerja keras. Sejak kecil ia tak pernah mau bergantung dengan orang tuanya. Zola juga gadis yang pintar dan berprestasi sehingga ia selalu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, tidak seperti Clara yang selalu bergantung pada orang tuanya.
Motor Zola kini tengah membelah jalanan ibu kota. Dengan kepala ditutupi helm dan kaca mata hitam untuk menutupi wajah sembabnya yang memang sangat kentara setiap dia habis menangis.
Setibanya di parkiran, Zola langsung turun dari motornya dan melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri memasuki gedung Shoppa Lova. Setiap pasang mata selalu memandang kagum Zola yang selalu nampak anggun, ramah, dan cantik. Walaupun ada juga sebagian yang iri sebab hampir semua pria yang bekerja di sana menyukai Zola, namun Zola tak pernah mempedulikan itu. Yang penting ia tak pernah berupaya menggoda para karyawan lelaki di sana. ia hanya berusaha ramah tanpa membedakan -bedakan.
"Zo, ..." panggil Roland sambil berteriak saat melihat Zola sedang berdiri di depan pintu lift.
Zola yang mendengar panggilan Roland pun lantas menoleh, kemudian tersenyum sembari melambaikan tangan.
Hosh ... hosh ... hosh ...
Zola terkekeh saat melihat Roland yang bernafas terengah-engah.
"Ngapain lari-larian sih? Kayak anak kecil takut ditinggal mamanya aja." ejek Zola.
"Iya, Roland emang takut ditinggalin mama Zola. Mama Zola jangan pergi, ya!" rengek Roland seolah-olah menjadi anak kecil.
"Idih, amit-amit punya anak kayak kamu. Anak ketemu gede. hahaha ..." Zola tergelak karena tingkah Roland yang kadang membuatnya tertawa sendiri. Kini mereka telah berada di dalam lift menuju lantai 3 divisi mereka.
"Wah, mama Zola kalau ketawa makin cantik deh! " goda Roland dengan smirk jahilnya.
"Stop Land, ih kamu itu nyebelin banget ih. Aku ogah punya anak kayak kamu." Zola mencibir.
"Kalau punya anak dari aku, mau?" Roland menggoda sambil memainkan alisnya.
"Awww ... Sakit, Zo! Ampun ... ampun, Zo! Lepasin, Zo!" Roland memekik kesakitan saat Zola menjewer telinganya.
"Rasain tuh! Makanya jangan suka godain aku melulu. Entar Keira cemburu gimana." Zola mendelik.
"Emang apa hubungannya sama Kei, sih? Kita kan cuma temenan, Zo! Sama kayak aku ke kamu jadi suka-suka aku dong mau godain siapa aja termasuk kamu." kesal Roland.
"Duh, ngambek nih ye! Iya .. iya ... maaf. Aku tuh cuma nggak enak aja, kan semua juga tau , Kei itu suka sama kamu." imbuh Zola. Saat ini mereka telah tiba di ruangan kerja mereka.
"Zo, tumben pakai kaca mata hitam?" tanya Roland heran. Lalu dengan gerakan cepat ia melepaskan kaca mata itu. "Zo, mata kamu? Kamu habis nangis? Kamu kenapa? Ada masalah?" cecar Roland. Roland pun menarik kursi ke samping Zola dan duduk di sebelahnya.
"Aku nggak apa-apa kok." kilah Zola.
"Zo, kita temenan udah lama. Kalau kamu ada masalah, jangan sungkan-sungkan berbagi cerita sama aku." ujar Roland dengan mimik wajah serius.
Zola menghela nafasnya untuk mengurai sesak di dadanya. Ia tak mau tiba-tiba menangis di kantor. Tak lama kemudian, Keira pun tiba dan ikut duduk di sebelah Roland.
"Zo udah membatalkan pernikahannya sama Regan, Land." ujar Keira memberi tahu Roland.
"Hah! Serius? Kenapa? Lho, kok kamu udah tau Kei?"
"Ya iyalah aku tau, aku kan sahabat Zo! Wek .." ujar Keira sambil menjulurkan lidahnya. "Malah Zo udah ambil unit di apartemen tempat aku tinggal."
"Wah, kayaknya banyak yang aku nggak tau nih!" Lalu Roland melihat jam tangannya dan menghela nafas. Sudah waktunya memulai aktivitas, pikirnya. "Kalian hutang penjelasan sama aku. Makan siang nanti pokoknya kamu harus cerita." tekan Roland yang dijawab Zola dengan senyuman manis.
'Aku beruntung memiliki kalian sebagai sahabat. Andai kalian tak ada, mungkin aku akan makin terpukul. Thanks banget my best friends.'
...***...
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
σƈα
clara hamil anak siapeee/Applaud/
2025-02-16
1
1+1
Harusnya Regan yg jadi anak si Jordan Krn punya sifat yg sama sdngkan zola jadi anaknya Mommy & Daddy nya si regan
2024-10-27
1
alfanovfa
menghempaskan pengkhianat itu semudah menghempaskan upil /Sweat/
2024-08-02
2