Zola sedang berdiri pusing tujuh keliling. Ia kini sedang berbaring di kasur sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Sesekali ia menendang-nendang entah apa saja dari bantal, selimut, guling hingga berhamburan di lantai.
Bagaimana tidak pusing, ia masih kepikiran dengan pembicaraannya dengan Ellard tadi. Bagaimana lelaki itu begitu gigih menuntut pertanggungjawaban dirinya.
'Hello , yang dirugikan itu aku lho, aku, bukan dia, tetapi kenapa dia seolah habis kehilangan keperawanan.'
Yah, dia bilang karena ia sudah hilang keperjakaan dan mata, tangan, serta tubuhnya sudah ternodai. Jadi ia menuntut Zola bertanggung jawab karena selama ini ia sudah menjaga itu untuk sang istri.
'Bukannya cowok gampang, mau setiap hari juga main, nggak bakal ada yang tau dia masih perjaka ting tong apa nggak, bukan kayak cewek. Yah, paling orang curiga kalau tiba-tiba dia udah mahir. Tapi kan kadang insting bisa mengalahkan pengalaman. Nah, kalau cewek , sekalinya udah jebol ya pasti ketahuan. Belum lagi ... ah, gimana kalau aku hamil? Apa Ell nuntut pertanggungjawaban itu alih-alih untuk bertanggung jawab denganku? Tapi kami kan baru kenal. Aku juga nggak tau apa-apa tentang dia. Dia juga nggak tau apa-apa tentang aku. Apa keluarganya mau menerimaku yang bahkan keluarga saja sudah membuangku?'
Zola menghela nafas berat. Ia memijat pelipisnya yang begitu pusing. Zola juga tengah pusing memikirkan siapa yang teganya memasukkan obat setan kedalam minumannya. Apa sebenarnya tujuan orang itu? Mengapa harus dia? Apakah orang itu musuhnya? Tapi Zola selama ini tidak pernah memiliki musuh. Atau ada yang sengaja mau menjebak dirinya? Tapi siapa dan kenapa? Ah, Zola benar-benar bingung sekarang. Di saat ia sedang sibuk bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba bellnya berbunyi. Zola pun segera bangkit dan membuka pintu tanpa melihat lagi melalui interkom siapa yang datang.
Ceklek ...
"Zola ..." pekik Keira senang saat melihat Zola ada di apartemennya. "Hei, kamu semalam kemana sih? Kok nggak nungguin aku lagi. Tiba-tiba pulang, bikin aku panik tau." geram Keira sambil mendengus.
"Sorry Kei, kepalaku semalam pusing banget jadi aku pulang duluan. Aku nggak enak gangguin kamu yang lagi senang-senang sama temen-temen kamu." ujar Zola menyahuti protesan Keira. Lalu Zola berjalan menuju kulkas dan membukanya. Ia mengambil 2 kaleng softdrink lalu meletakkannya di meja.
"Hmm ..." Keira menyahut dengan gumaman. Lalu matanya memicing memperhatikan penampilan Zola yang tampak begitu berantakan. "Are you okay?" tanya Keira menyelidik.
"I'm okay, Kei. Thank you for your attention." sahut Zola seraya tersenyum manis.
"Tapi aku melihat kau seperti tidak baik-baik saja, Zo. Look, lingkar matamu, sudah seperti mata panda beneran, udah besar, hitam lagi. And then, penampilan kamu ...ck ... so bad. Berantakan." sinis Keira sambil geleng-geleng kepala. "Common, tell me why? Katakan, kenapa hm? Apa yang terjadi padamu?" ujar Keira menuntut penjelasan.
Zola menghela nafas berat lalu mulai bercerita.
"Semalam aku sedikit mabuk Kei, karena itu aku pamit pulang duluan. Tapi baru aja mau keluar, ada yang mencegatku, entah siapa. Aku nggak tau. Dia kayak punya niat jelek gitu, untung ada yang nolongin terus bantu anter aku pulang. " tutur Zola tak menceritakan yang sebenarnya.
Bagaimana pun, biar itu jadi rahasia pribadi ia dan Ellard. Ia juga belum tau harus melakukan apa ke depannya. Apa ia harus menerima tawaran Ellard untuk menikah dengannya? Apa itu tidak terlalu jauh? Pernikahan itu bukanlah hal main-main. Pernikahan adalah komitmen yang sakral. Prinsipnya ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup. Saling mencintai hingga waktu hidup tak bersisa lagi di dunia. Apakah Ellard mau melakukannya? Dan yang paling mendasar adalah, mereka tidak saling mencintai? Bisakah mereka menjalani biduk rumah tangga tanpa adanya cinta di antara mereka?
"Astaga, kamu serius? Kamu nggak ingat gimana tampang pria yang mencegatmu itu? Terus siapa yang menolong kamu?" cecar Keira yang tampak begitu penasaran.
"Aku benar-benar nggak tau siapa lelaki itu. Aku juga nggak ingat wajahnya. Yang menolongku juga. Cuma kata pihak keamanan dia seorang laki-laki." dusta Keira.
Walaupun ia dalam keadaan hampir tak sadarkan diri semalam, tapi sisa-sisa ingatan itu masih ada. Biarlah ia pura-pura tak ingat agar suatu saat bila melihat orang itu, ia bisa langsung menyelidikinya. Untuk Ellard, ia juga sengaja berdusta. Ia tak ingin orang lain tau urusannya dengan Ellard. Sebab ia juga ingin mencari tau, siapa yang sudah tega menjebaknya dan apa tujuannya.
"Astaga Zo, aku senang kau akhirnya selamat. Aku mungkin akan sangat menyesal bila terjadi sesuatu yang buruk padamu. Maafkan aku, Zo. Maafkan aku, Zo, aku janji nggak akan mengajakmu ke tempat seperti itu lagi."
...***...
Malam harinya, Zo kembali bergelung dengan guling dan selimut. Tapi ia tidak berada di dalam kamar, melainkan di ruang tamu. Sebenarnya ia merasa kesepian. Ingin mengajak Keira tapi Keira ada urusan jadi kini ia hanya seorang diri di dalam apartemen miliknya. Hanya suara televisi yang menyala yang menemaninya.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, membuat Zola terkejut siapa yang bisa masuk dengan sesuka hatinya ke apartemen miliknya.
Mata Zola seketika melotot tajam saat melihat sosok yang masuk itu.
"Kau!!!" seru Zola terkejut dengan jari telunjuk mengacung ke arah Ellard. "Kenapa kau bisa masuk ke sini sesuka hatimu?" seru Zola penuh tanda tanya.
"Iya, aku. Kenapa ? Bukankah wajar calon suamimu mengetahui sandi apartemen milik calon istrinya?" Ujar Ellard seraya mengedipkan sebelah matanya.
Zola membelalakkan matanya dengan mulut menganga.
"Calon suami? Calon istri? Siapa calon siapa? Are you crazy, El?" seru Zola kesal.
"Tentu calon suamimu. Dan kamu, calon istriku. Bukankah kita sudah tidur bersama jadi kenapa kau masih malu-malu? Aku bahkan sudah melihat setiap inci tubuhmu, begitu pun aku. Apa aku harus membuka kembali bajuku untuk memperlihatkan betapa liarnya kau malam itu?" goda Ellard seraya memainkan kedua alisnya membuat wajah Zola bersemu merah.
"No, jangan tunjukkan!" Zola memalingkan wajahnya yang sudah memerah.
"Kenapa? Kau takut khilaf lagi? Kalau takut, mengapa kita tidak menikah saja supaya kau bisa bebas melihat tubuh berotot milikku." godanya lagi.
"Ell, stop menggodaku!" sergah Zola seraya kembali bergelung dengan selimut dan guling miliknya. "Kau mau apa kemari? Ini sudah malam. Aku mau istirahat."
"Aku hanya ingin mengajakmu makan malam. Aku belum makan. Kau mau menemaniku? Please?" mohon Ellard seraya mengangkat sebuah kantong yang sepertinya berisi makanan.
Zola yang memang belum makan karena kehilangan selera makannya lantas melirik Ellard.
"Kau membawa apa?"
"Ramen. Kau mau makan denganku? Kau menyukai ramen kan?"
"Dari mana kau tau aku menyukai ramen?" tanya Zola penasaran.
"Kau calon istriku, tentu aku tahu banyak mengenai dirimu." ujar Ellard santai seraya berjalan ke dapur untuk mengambil 2 buah mangkuk dan 2 kaleng softdrink membuat Zola melongo karena tingkah Ellard yang sudah seperti tuan rumah saja.
...***...
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Trisna
ellard adalah takdirmu Zola
kabahagiaan yang kamu dambakan selama ini
2024-07-23
1
Andriyati
kok aku curiga sama Keira ya,, mungkin kah
2024-07-16
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
kira-kira siapa yang memasukkan obat perangsang ya
2024-04-14
2