Setahun yang lalu,
Hari itu departemen keuangan sedang mengadakan gathering di kota lain. Hal tersebut memang rutin diadakan divisi itu setiap tahunnya.
Malam itu mereka habiskan dengan minum-minum di sebuah club malam di sebuah hotel yang telah mereka sewa. Para perempuan sudah berpenampilan seksi dan cantik berharap bisa mendapatkan kenalan. Berbeda dengan para lelaki, mereka berpenampilan casual, begitu pun Regan. Tapi, walaupun begitu, ketampanan Regan tetap mendominasi. Banyak para wanita yang mencoba mendekatinya, tapi tak ada yang mampu menyaingi Zola.
Regan yang sudah dalam keadaan setengah mabuk, izin dengan teman-temannya untuk kembali ke kamar. Baru saja ia hendak menutup pintu, ada sebuah tangan yang menghalanginya. Dalam sekali sentak, perempuan itu sudah masuk ke dalam kamar Regan dan menutup rapat pintu itu.
Regan yang belum sepenuhnya mabuk, menyadari siapa yang ada di hadapannya.
"Clara ...? Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau ikut masuk ke kamarku?" tanya Regan heran melihat kelakuan saudari tiri kekasihnya itu.
"Kenapa? Karena aku ingin membantumu menghangatkan ranjang mu. Bukankah cuaca di sini sangat dingin." ujar Clara seraya tersenyum manis. Lalu ia melangkahkan kakinya mendekati Regan. Namun, Regan mundur menghindari Clara.
"Clara, kau adalah saudari Zola, apa kau tidak malu mencoba mendekati kekasih saudarimu sendiri?" tukas Regan tak habis pikir.
Clara mendengus lalu dengan cepat ia meraih tengkuk Regan dan melingkarkan tangannya di sana.
"Kenapa harus malu? Kau tau, aku menyukaimu. Aku tau, kau belum pernah bukan merasakan nikmatnya bercinta, maka dari itu aku akan mengajarkan mu, membantu menghangatkan ranjang mu agar kau tahu indahnya surga dunia." ujar Clara sambil menyeringai lalu mendaratkan sebuah kecupan mesra di bibir Regan.
Regan seketika menegang. Ya, walaupun ia sudah beberapa tahun menjalin hubungan dengan Zola, ia tidak pernah melakukan skinship seperti ini sebab Zola menolak tegas skinship diantara mereka. Ia hanya mau bergandengan tangan. Kalaupun mencium, itu hanya sebatas pucuk kepala dan dahi.
Tangan Clara mulai menggoda dengan memberikan usapan sensu*l di dada Regan. Regan yang baru pertama kali mengalami hal tersebut, jelas saja terpancing. Perlahan matanya tertutupi kabut gair*h apalagi saat Clara menarik tengkuk Regan dan ******* bibirnya sensu*l.
Clara memantik gair*h Regan secara perlahan tapi pasti. Jari jemari lentiknya kini mulai membuka kancing baju Regan satu persatu hingga kini ini dadanya yang kekar sudah terpampang nyata didepan mata Clara membuat Clara kesulitan menelan salivanya sendiri.
"Wow, aku tak menyangka dadamu sungguh indah! I like it." ujar Clara lalu ia melabuhkan sebuah kecupan dan hisapan di sana hingga tercetaklah sebuah tanda merah di dada Regan.
Regan yang gair*hnya telah membumbung tinggi segera menarik tubuh Clara ke atas ranjangnya lalu mulai menyerbu bibir Clara dengan brutal. Clara tersenyum smirk di sela ciuman tersebut. Clara sengaja mengeluarkan des*h*n sensu*l agar Regan semakin panas. Lalu ia membimbing tangan rekan agar membuka pakaiannya. Regan yang paham segera menarik mini dress yang menutupi tubuh Clara ke atas hingga menyisakan ********** saja membuat Regan menelan ludahnya sendiri apalagi saat melihat Clara menggeliatkan tubuhnya.
Regan yang sudah tak mampu berpikir jernih, segera membuka gesper yang melilit pinggangnya dan menurunkan celana panjangnya berikut segitiga yang menutupi senjatanya. Regan yang sudah tak sabar lagi pun segera membuka semua yang tersisa di tubuh Clara hingga akhirnya mereka melakukan semua yang tidak semestinya mereka lakukan.
Sejak dari itu, Regan seolah menjelma sebagai lelaki yang kelebihan hormon testosteron, membuatnya hampir tiap hari melakukan hal tersebut dengan Clara. Clara pun dengan senang hati melayani Regan apalagi Regan tak segan-segan memberikan apa saja yang ia mau setelah mereka selesai bercinta.
...***...
Pagi ini kantor pusat Shoppa Lova tampak riuh dengan suara-suara perempuan. Suara itu adalah suara-suara pujian terhadap sosok lelaki yang baru saja menginjakkan kakinya di kantor Shoppa Lova. Padahal lelaki itu tengah memakai pakaian kebesaran seorang Office Boy dengan tangan yang memegang sapu dan ember berisi air lengkap dengan alat pel.
"Oh my God, siapa itu? Cakep banget."
"Wah, gantengnya! Dia mau nggak ya jadi pacar aku?"
"Hei, apa mataku rabun? Aku nggak salah liat kan? Masa' ada OB secakep itu sih!"
"Astaga, ibunya nyidam apa sih kok anaknya bisa seganteng itu!"
"Pokoknya aku mau dia jadi pacar aku."
"Dia beneran OB atau artis yang lagi syuting sih! "
Begitulah teriakan-teriakan histeris para wanita saat melihat lelaki yang memiliki ketampanan di atas rata-rata. Memiliki wajah super tampan, sorot mata tajam, hidung mancung, bibir tidak terlalu tebal tapi berisi, tubuh tinggi mencapai 187 cm, badannya tegap, kekar, dan berotot. Membuat mata semua karyawan perempuan di Shoppa Lova hampir meloncat, bahkan yang sudah menjadi ibu-ibu pun ikut terpesona.
Zola masuk ke kantor dengan langkah gontai. Pagi ini ia merasa sedang sangat buruk karena sikap ayah, ibu tirinya, dan Clara. Belum selesai masalah dengan Regan, pagi ini sudah ditambah masalah dengan keluarganya.
Karena sedang tidak fokus, tubuhnya menabrak sesuatu yang keras saat berjalan hingga ia hampir jatuh ke lantai. Namun, sebuah tangan kekar tiba-tiba melingkari pinggangnya membuat tubuhnya seolah menggantung di udara.
Mata kedua orang itu saling bertatapan membuat semua perempuan yang ada di sana menatapnya iri.
"Wah, Si Zola beruntung banget sih bisa dipeluk si OB ganteng."
"Yah, yah, yah, Zola , yah, kenapa sih si Zola beruntung banget!"
"Yah, aku juga mau dipeluk kayak gitu! Apa aku harus pura-pura menabraknya lalu terjatuh biar bisa dipeluk si OB ganteng?" ucap mereka sambil terkikik geli .
"Eh, maaf, lepasin!" Zola merasa tak nyaman dalam posisi itu. Lalu OB itu pun membantu Zola berdiri. "Terima kasih." ucapnya lembut.
OB itu mengangguk lalu menjulurkan tangan.
"Ellard." OB itu memperkenalkan dirinya.
Zola memperhatikan tangan itu selalu menyambutnya.
"Zola." Lalu Zola mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia dapat melihat bagaimana tatapan lapar dari para perempuan menatapi OB tersebut. Ellard ikut mengalihkan pandangannya ke arah yang Zola tatap.
Zola tersenyum, "Sepertinya aku harus pergi. Aku tak mau diterkam oleh singa singa lapar tersebut." ujarnya sambil terkekeh geli. Ellard tersenyum simpul menanggapi perkataan Zola.
"Senang berkenalan denganmu." ucap Ellard membuat Zola terperangah. Zola mengerjapkan matanya berkali-kali lalu tersenyum canggung.
"Senang juga berkenalan denganmu." sahutnya sebelum berlalu dari hadapan Ellard.
'Sangat cantik dan menarik.' pujinya dalam hati.
...***...
...HAPPY READING 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ranny
Clara ternyata wanita murahan seperti WC umum tempat pembuangan kotoran
2024-12-30
0
Puji Rahayu
ceo nyamar jd ob...
fiks...jodoh zola
2024-10-09
1
Trisna
Bos nyamar jadi OB
2024-07-23
2