Kali ini, Pendekar bertopeng sendiri terseret oleh tenaga tangannya sehingga hampir-hampir saja ia tidak mampu melepaskan diri dari serangan Sudawira yang tiba-tiba.
Untunglah kemampuan nya cukup tinggi, sehingga ketika sebuah pukulan mengarah ke wajahnya, Pendekar bertopeng sempat merendahkan dirinya.
Tetapi ternyata Sudawira pun cukup lincah. Ketika disadarinya bahwa serangan tak menyentuh tubuh pendekar bertopeng, cepat-cepat ia menggerakkan kakinya langsung menyerang dada. Pendekar bertopeng yang sedang merendahkan dirinya itu terkejut. Ia tidak sempat mengelak, yang dapat dilakukannya adalah, memukul kaki Sudawira dengan kedua sisi telapak tangannya.
Benturan kekuatan itu pun telah mendorong mereka masing-masing beberapa langkah surut. Dan sesaat kemudian mereka telah berloncatan kembali, saling menyerang dan saling bertahan.
Demikian dahsyatnya perkelahian itu, sehingga seakan-akan tenaga mereka pun segera terhisap habis. Baik Sudawira mau pun Pendekar bertopeng telah mempergunakan pula setiap tenaga cadangan di dalam tubuh mereka.
Kekuatan-kekuatan yang dilambari dengan ketekunan latihan-latihan dimasa-masa lampau telah mereka kerahkan. Namun keadan mereka masih tetap berimbang. Bahkan setelah tenaga mereka semakin susut pun, mereka tak dapat melampaui satu dari yang lain.
Pendekar bertopeng sesekali melihat Anak buahnya alangkah menggeram marah ketika anak buahnya sudah separuh terbunuh dilihat
empat kawannya sudah semakin surut perlawanannya karena ada pendekar lain yang tidak kalah hebat.
Maka dia mengumpat sehabis-habisnya. Karena itu maka Pendekar bertopeng pun segera mengambil keputusan untuk menyelamatkan orang-orangnya. Ia sama sekali tidak melihat keuntungan apa pun apabila ia memperpanjang perlawanannya. Rencana yang disusunnya benar-benar telah hancur berantakan.
Tiba-tiba saja ia meloncat surut. Kemudian sambil berdiri tegak di atas kedua kakinya yang kokoh, ia berkata lantang, “Pendekar, perkelahian kita tidak akan ada akhirnya!”
Sudawira tidak segera menyerangnya. Ia pun kemudian berdiri beberapa langkah dari Pendekar bertopeng katanya, “Apakah yang kau inginkan kemudian?”
"Bukankah kita masih bisa bermain-main lain kesempatan?" ujar Pendekar bertopeng hitam.
Sudawira menarik napas dalam-dalam, ditatapnya wajah Pendekar bertopeng itu dengan seksama. Dia memahami arti kata lawannya yang akan mundur maka terdengar Sudawira berkata, "Aku akan menunggu kesempatan itu!"
Maka yang kemudian dilakukan oleh Pendekar bertopeng itu adalah pergi melayang melewati pagar rumah, melepaskan diri dari ikatan pertempuran dengan Sudawira. Dengan nyaringnya ia berteriak, “Tinggalkan pertempuran. Segera!”
Maka dengan terdengar suara pemimpinnya dengan sigap para Pendekar lembah hitam mundur dan melesat kesegala arah menghilang dikegelapan malam.
Disudut lain pertarungan antara Senopati Lingga masih terus berjalan. Demikianlah, Senopati Lingga bertarung dengan segenap kemampuannya.
"Jurus Pedang Angin Timur"
Milik Senopati Lingga sangat merepotkan bukan hanya gerakan pedangnya yang cepat tapi gerakannya juga cukup lincah seakan-akan senopati Lingga mampu memanfaatkan kegelapan malam dia dapat menghilang lalu muncul dengan tebasan pedang yang tajam
membuat mereka harus lebih berkonsentrasi penuh.
Lama-lama mereka terdesak terlihat 4 saudara itu sudah mendapatkan beberapa luka sayatan.
Senopati Lingga benar-benar menghancurkan kombinasi 4 Saudara dari bukit tengkorak yang terkenal itu.
Keempat nya loncat surut pergi meninggalkan Senopati Lingga setelah mendengar perintah untuk meninggalkan pertempuran, terdengar sayup-sayup berkata "Kita akan bertemu lagi pendekar!"
Senopati Lingga menarik nafas dalam-dalam kemudian menghampiri Sudawira dan Ki Parapanca yang sedang duduk bersama ketua kampung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Hardisiswanur09 ßiswadinur
hehe... jagoannya awalnya kejam nd tegas.... tp cepat amat ladi lembek ngadapin penjahat...
2021-05-22
0
Hadi Sukamno
masalahx tdk jelas, pindah episode lain. hadehhhhhh
2020-09-08
0
Mamat Stone
lanjut
2020-09-01
0