"Apakah anda sudah lupa, bahwa anda telah menangtang aku!"
Kini Pria berbadan kekar mengerti bahwa dirinya telah masuk perangkap pemuda didepannya. Dia mengumpat-ngumpat.
"Jadi sekarang apa mau tuan pendekar?"
Sudawira menghilang dan sudah berada didepan pria berbadan kekar itu.
kejadian itu terlalu cepat membuat semua orang mematung.
"Sekarang aku ampuni kalian, cepat pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran!"
Sontak semua pendekar itu berlarian meninggalkan tempat itu.
Dia menanyakan tabib kepada orang yang berpapasan dengan nya.
Setelah mendapatkan jawaban dia Lekas menuju tabib tersebut.
Langkahnya berhenti di muka sebuah pondok kecil. Menurut warga Pondok tersebut milik orang tua bernama Ki Parapanca. Dia lekas bergegas mepahnya ke pintu yang tekatup rapat.
Perlahan-lahan Sudawira mengetuk pintu rumah itu dengan penuh harapan. Ketika Sudawira telah beberapa kali mengetuk terdengarlah apa dari dalam lirih, "Siapa?"
"Aku" jawab Sudawira, "Ada seseorang yang terluka membutuhkan pertolongan aki"
Karena mendengar ada yang terluka, Maka orang tua itu segera tergesa-gesa berjalan ke arah pintu.
sesaat kemudian pintu bambu itu bergerit, dan muncullah dari celah-celahnya seorang tua bertumbuh sedang. Rambutnya telah hampir seluruhnya menjadi putih. Dahinya terbuka lebar serta dibawahnya memancar sepasang mata yang tajam bening.
"Marilah" Ki Parapanca mempersilahkan, "Tolong dudukan, biarlah aku mencoba melihat luka-lukanya."
Sudawira berlega hati. Ia tak perlu memintanya. Orang tua itu telah berusaha untuk menolongnya atas kemauannya sendiri.
Segera Sudawira membantu untuk mendudukkanya di atas bale-bale bambu. Kemudian Ki Parapanca Membuka pembalut luka-lukanya. Ketika Ki Parapanca melihat luka-luka yang menganga ia menggelengkan kepalanya, gumamnya, "Hem, luar biasa"
"Apa yang luar biasa" desis Sudawira sambil mengerutkan dahinya.
"Tubuhnya sangat tahan". Sudah beberapa darah yang tertumpah. Dia masih bisa bernyawa". Kemudian Ki Parapanca menyandarkan nya pada setumpuk bantal.
Sambil mengusap luka dengan reramuan daun-daunan Ki Parapanca bertanya, "Agaknya Kisan berdua menjumpai bahaya diperjalan".
"Aku menolongnya di hutan saat dia diserang oleh beberapa orang" jawab Sudawira.
"Jadi kalian bukan kawan seperjalanan"
"bukan" jawab Sudawira singkat.
"O" Ki Parapanca tidak bertanya lagi, Ia segera menyelesaikan pekerjaannya. Baru kemudian ia duduk di samping Sudawira. Di biarkan pria itu beristirahat.
Kemudian Ki Parapanca bertanya, "Hem, Kita belum berkenalan , Siapa namamu dan dari kamu berasal?"
"Namaku Sudawira,Dari gunung Gede" Jawab Sudawira.
"Gunung Gede" Gumamnya.
"Iya" jawab Sudawira singkat.
"Hanya ada seorang di gunung Gede, Ki Banyu Rekso" gumamnya pelan
Sudawira kaget mendengar nya "Aki kenal Eyang Guru" katanya penasaran.
Ki Parapanca terkekeh-terkekeh " Tentu, Tentu aku kenal aku salah satu sahabat nya"katanya.
"Hormat kepada Aki"Sudawira tersenyum canggung.
"Tidak usah sungkan Wira, sebaiknya kamu ganti dulu pakain mu" Ki Parapanca menunjukan ruangan kepada Sudawira agar mengganti pakaiannya yang penuh noda darah.
Sudawira menganggukan kepalanya lalu berdiri pergi kekamar yang ditunjukan Ki Parapanca.
Setelah beberapa saat kemudian Sudawira kembali dengan pakaian yang sudah diganti, lalu duduk disamping Ki Parapanca. keduanya belum ada yang membuka suara.
Tiba-tiba Sudawira bertanya, "Kalau aki sahabatnya eyang guru, berarti aki mengenal Jayapati" Katanya
Ki Parapanca terbatuk-batuk lalu berkata "Jayapati dia pendekar yang berbakat dimasanya" Jawabnya.
Sudawira menganggukan kepalanya dia tidak terlalu heran karena memang gurunya selalu menceritakan nya. Suasana pun kembali hening. Mereka berada dalam angan-angan masing-masing.
Waktu pun tidak terasa siang telah berganti dengan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Asep Dki
semangat thor..
2021-01-30
1
3 jagoan
mantap kisahnya
2020-12-30
2
Mamat Stone
mantap
2020-09-01
0