Ki Parapanca masih dibuat kaget dengan orang yang terbaring dihadapan nya setelah mendengar namanya.
"Suatu kehormatan bagi hamba," ucap Ki Parapanca.
"Sungguh aku berhutang budi kepada aki."
Kemudian Ki Parapanca memberikan obat untuk mempercepat proses penyembuhan. Dan membantu untuk meminumkannya.
"Sebaiknya tuan Senopati beristirahat supaya reaksi obatnya cepat bekerja," Katanya.
Senopati Lingga menganggukan kepalanya tanda setuju. Tidak lama ia sudah terlelap tertidur.
Waktu kian berlalu sangat cepat, 5 sudah Sudawira berada di Pondok Ki Parapanca.
Hari-harinya dimanfaatkan Sudawira membantu Ki Parapanca mencari daun-daunan untuk dijadikan reramuan obat-obatan, ia pun banyak belajar tentang ilmu pengobatan. Memang ilmu itu memang diharuskan untuk seorang pendekar mempelajarinya.
Senopati Lingga sudah mulai pulih bahkan ia sudah bisa bergerak-gerak seperti sediakala dan sudah bisa berjalan-jalan keluar pondok.
Karena kebersamaan mereka bertiga akhirnya saling mengenal dan sudah akrab.
Satu Minggu kemudian, Senopati Lingga sudah sembuh total.
"Ternyata kekuasaan telah membutakan tuan Kamandaka, sehingga menyalakan perang saudara," ujar Ki Parapanca setelah mendengar cerita Senopati Lingga.
"Benar Ki!" Jawab Senopati Lingga.
"Sudah menjadi hal yang tidak bisa disembunyikan bahwa sifat serakah selalu ada dalam diri manusia." Senopati Lingga menarik nafas.
"Jadi kapan tuan Senopati, akan kembali lagi ke gunung Halimun?" Ki Parapanca menatap Senopati Lingga.
"Aku akan melihat situasi dulu Ki , tapi secepatnya aku akan segera kesana!" Jawabnya.
Ki Parapanca melirik Sudawira dan berkata, "Kalau Sudawira bersedia menemani, bukankah Wira akan pergi Ke Perguruan Rajawali Putih, suatu kebetulan kan," ujarnya melirik Sudawira yang berada disebelah nya.
Sudawira yang dari tadi banyak diam berkata pula, "Jika Tuan Senopati mengijinkan." katanya sambil melirik Senopati Lingga meminta jawaban.
Senopati tersenyum hangat sambil menepuk pundak Sudawira. "Haha dengan senang hati. Wira,"
Akhirnya mereka hanyut dalam perbincangan kadang serius kadang tertawa ketika mendengar hal yang lucu.
Karena untuk mengusir kejenuhan. Senopati Lingga mengajak untuk berkeliling. Sudawira pun setuju dengan usulan itu.
Mereka berjalan menyusuri jalan-jalan terlihat hamparan padi yang siap dipanen. Seharian mereka berkeliling terlihat di perkampungan tersebut masih terbilang subur makmur damai dan tentram. Semua warga terbilang ramah terhadap para pendatang tak sedikit keduanya berpapasan dengan warga selalu menyapa ramah.
Langkah keduanya terhenti di depan sebuah kedai makanan, lumayan cukup besar dan banyak pengunjung nya yang datang.
Senopati Lingga bergegas masuk kedalam diikuti Sudawira, dan memilih duduk disudut paling pojok supaya bisa melihat pemandangan keluar.
Beberapa saat kemudian datang pelayan menawarkan Hidangan.
Senopati Lingga setelah memilih-milih berkata. "Bawakan kami bebek goreng, pecel lele, dan bawakan aku tuak terbaik," ujar Senopati Lingga.
Setelah mencatat pesanan pelayanan itu lekas bergegas pergi. Untuk memberi tahu pesanan.
Namun sayup-sayup terdengar perbicangan empat orang yang berada tidak jauh dari tempat keduanya duduk
Seseorang berwajah garang berkepala plontos berkata, " Bagaimana kakang apa sudah ada instruksi untuk bergerak."
Seseorang bertumbuh kekar wajahnya lebih garang dan matanya tajam setajam elang menjawab, "Sudah. Nanti malam kita bergerak!" berbisik supaya tidak ada orang yang mendengarnya.
Beberapa saat kemudian makanan yang dipesan Senopati Lingga dan Sudawira datang.
Pelayan yang membawa makan mempersilahkan. "Selamat menikmati tuan-tuan!"
"Terimakasih!" Senopati Lingga menganggukan kepalanya..
Keduanya pun makan dengan lahapnya setelah berkeliling kampung seharian terlihat begitu menikmatinya dan diakhiri dengan minum tuak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
AbhiAgam Al Kautsar
cerita silat klasik seharusnya menggunakan kata kata yg klasik pula.. jangan di campur kata kata dari bahasa asing
2021-07-14
0
3 jagoan
kurang panjang thor
2020-12-30
1
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
masih ada bbrp kata yg kurang baku sehingga kurang cocok utk cerita silat klasik menurut saya. contohnya kata :
nggak kerasa --> akan lbh tepat jika menggunakan kata ' tidak terasa '
but overall ok
2020-06-13
1