Di Malam Bulan Purnama

Perguruan rajawali putih terletak di daerah lereng gunung Lawu tempatnya di perkampungan gunung lawu. Perguruan rajawali putih sangat luas maka perguruan itu memutuskan untuk dibagi menjadi dua kepemimpinan, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar dipimpin oleh Ki Suryalaya dibantu oleh beberapa tetua lainnya, sedangkan bagian dalam dipimpin langsung oleh Ki Sadewa. Namun meskipun dipimpin oleh dua orang perguruan tersebut menjadikan Ki Sadewa sebagai pemimpin tertinggi.

Malam itu Sudawira berjalan-Jalan menikmati udara malam ditemani langit buang cerah karena bulan purnama ditambah gerlip bintang-bintang menambah kesan yang sangat indah.

Didalam keremangan malam dibawah cahaya bulan. Seorang gadis muda bernama Gantari, Bertubuh aduhai berparas cantik hidung mancung sorot matanya yang indah bening.

Ia sedang berlatih dengan sebilah pedang di tangan mungilnya. Gerakannya sangat cepat,tangkas dan mematikan dia pandai sekali memainkan pedangnya menyambar-nyambar. Tubuhnya yang lentur mengikuti permainan pedangnya seolah-olah sedang menari menakjubkan sehingga pedangnya berkilat-kilat karena tertembak cahaya bulan.

Ketika ia merasa ada yang mengawasi nya, ia segera menghentikan. terdengar berteriak lantang namun suaranya yang indah tidak seperti berteriak "Hei jangan jadi pengecut hanya bersembunyi balik semak-semak" katanya nyaring.

Setelah beberapa saat kemudian seorang pemuda loncat didepannya membuatnya tidak menghilangkan kewaspadaan.

Gantari menatap dengan dingin terdengar, "Berani sekali kamu memata-matai perguruan kami?"Katanya tegas.

Sudawira masih tetap tenang dia tersenyum,

"Maap nyai aku hanya kebetulan lewat" Jawabnya.

"Apa katamu sekedar lewat tapi tidak harus mengintip juga" katanya.

Gantari tidak memberikan Sudawira kesempatan untuk berbicara, ia loncat dengan mengarahkan pedang ke arah leher Sudawira. Namun Sudawira dengan tangkas merendahkan diri dengan cepat ia melontarkan tubuhnya kesamping, namun Gantari menggunakan kakinya untuk menendang Sudawira ia yang kaget karena serangan tiba-tiba terpaksa memukul kakinya hingga terjadi benturan.

Gantari menggeram marah karena serangannya dipatahkan begitu saja. Ia kembali menyerang dengan lebih garang.

Sudawira berusah menjelaskan sambil terus menghindar terdengar,"Nona sudahlah jangan salah paham akau tidak bermaksud demiakan"

Namun Gantari tidak memperdulikan kata-kata Sudawira dia terus melancarkan Serangan pedangnya ke arah Sudawira dengan tebasan-tebasan yang mematikan.

Semakin lama pertarungan tersebut berjalan semakin sengit Gantari menyerang seperti seekor elang menyambar-nyambar dan mematikan, sedangkan Sudawira terus menghindar dengan gerakan lincahnya menghindari serangan tersebut seperti kijang. Gantari menyadari pemuda dihadapannya sangat lincah ia juga mempercepat serangan nya.

Gantari mengumpat sehabis-habisnya serangan yang dilancarkan nya terus dihindari, ia semakin marah karena merasa diremehkan karena lawannya terus menghindar "Kurang ajar jangan sombong"katanya.

"Aku tidak menyombongkan diri nona tapi buat apa kita bertarung ini hanya kesalahpahaman" jawab Sudawira.

"Persetan" kata Gantari.

Lama semakin lama Gantari mulai kelelahan dan ketika dia akan menebaskan pedangnya sialnya kakinya menginjak batu kerikil yang bulat dia terpeleset jatuh, namun Sudawira melihat kejadian itu dengan gerakan cepat tangannya meraih tubuh gadis itu,

Mereka bertatapan mata dalam suatu pelukan. Gantari terdiam membeku tubuhnya bergetar getar hebat hatinya berdebar-debar dia merasakan belum pernah melihat mata yang indah tajam dan senyuman dari seorang pria. Sudawira memandangi indah wajah gadis itu membuat jantung nya berdenyut kencang matanya yang indah membuat dadanya semakin berdebar-debar tanpa ia sadari dia tersenyum memandangi wajah gadis itu.