Arka menatap mobil Hana yang telah menghilang, dia kembali ke tempat duduknya semula.
"Kau mengenal Hana? "
Pandangan Arka langsung tertuju pada temannya. Arka hanya mengangguk sekilas dan menyeruput minumannya yang masih tersisa setangah.
Andre tertawa sambil menepuk pundak Arka, "Selamat bro! kau berhasil menjadi mainan Hana! yang habis manisnya sepahnya dibuang, hahahaha".
Arka menatap tidak suka pada Andre. Yang ia tahu Hana tidak akan bersikap seperti itu, Hana yang ia kenal adalah gadis polos yang membuat Arka merasa nyaman bersamanya. Apa selama ini Hana yang Arka kenal adalah kepribadian palsu Hana, untuk menjebak Arka. Banyak yang ingin Arka tanyakan pada Hana, dan yang pasti satu hal, Arka ingin meminta maaf pada Hana, atas kesalahannya.
"Jangan memandangku begitu, bro! aku mengenal Hana karena dia junior ku di kampus, dia mahasiswa pintar yang menjadi pujaan kaum pria, walau banyak pria yang tau bahwa Hana itu seorang playgirl tetap saja pasti ada pria yang mendekati nya" Andre kembali menepuk bahu Arka, "Aku hanya menasehatimu bro, nanti kamu menyesal dan sakit hati jika kamu teruskan perasaanmu itu" lanjutnya lagi.
"Benar yang Andre katakan, aku salah satu yang pernah patah hati karenanya" sambung Dion. "Tadi kami lihat wajahmu, seperti orang patah hati bro, kembalilah menjadi Arka sebelumnya, Arka yang biasa menjadi cassanova dan membuat hati wanita pecah, bukan hatimu yang pecah bro, hahaha" Doni dan Andre ber-tos ria.
Arka masih diam menyimak setiap kata yang kedua sahabatnya katakan. Memang benar Arka seorang Cassanova dia dapat dengan mudahnya menghancurkan hati seorang gadis. Itu semua dikarenakan masa lalunya, bukan dengan Hana melainkan dengan orang lain. Hana justru gadis yang hampir membuat Arka berhenti menjadi seorang playboy.
Apa Hana bersikap seperti itu karena marah padanya? pikir Arka. Atau ada hal lain yang Hana sembunyikan? Arka saat ini sangat ingan bertanya langsung pada Hana, tapi tadi saat bertemu, Hana seperti tidak mengenalnya.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Hallo semuanya, Saya Hani, mahasiswa yang akan magang disini"
Dengan gugup Hani memperkenalkan dirinya kepada staff hotel yang sudah berkumpul pagi itu. Para pekerja biasanya melakukan brifing sebelum waktu kerja tiba , mereka bertepuk tangan dan menyambut Hani yang sedang menundukan kepalanya .
"Hani kamu akan ditempatkan di Resepsionis, ikuti aku" ucap salah satu senior disana pada Hani.
Hani mengikuti Seniornya itu menuju tempat Resepsionis, yang akan menjadi tempat hani magang selama 3 bulan ini.
"Siapa namamu? " seorang pria tinggi menghampiri Hani yang tengah memandangi bangunan dan properti hotel di tempat resepsionis.
"Hani, pak" jawab Hani.
"Kenalkan aku, Sandy kepala bagian front office, jadi jika ada kesulitan kau bisa hubungi aku" Pria tinggi itu tersenyum hangat pada Hani dan membuatnya sedikit lega.
"Baik Pak, Terima kasih"
"Kau cukup datang jam 9 pagi sampai jam 7 malam, karena kau masih magang jadi tidak usah ambil full time" lanjut Sandy, Hani hanya mengangguk.
"Baiklah, selamat bekerja di hari pertamamu" Sandy tersenyum ia menepuk bahu Hani dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Hani menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan Setidaknya ada orang sebaik Sandy di tempat yang asing ini. Jam kerja sudah dimulai, semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. kecuali Hani yang masih berdiri dengan canggung di balik meja resepsionis. Bahkan hingga jam makan siang tiba, Hani tidak tahu harus pergi kemana.
"Kak, aku pergi makan siang dulu" ucap hani pada petugas resepsionis yang lain.
"Ya silahkan, kembali 30 menit ya"
"Baik"
Hani berjalan dengan canggung, melihat beberapa orang yang keluar masuk pintu hotel.Ia menghentikan langkahnya menggaruk kepalanya.
"Apa aku makan diluar saja" Pikir Hani sambil menggigit bibirnya, ia mengangguk dan memutuskan untuk keluar dari hotel. Mencari restoran terdekat dan makan sendirian disana.
Itulah Hani, dia tidak terlalu bisa berbaur dengan lingkungan yang baru dia kenal. Kenapa Hani masuk jurusan perhotelan? padahal disana dia diharuskan untuk banyak bertemu dengan orang, dan dia harus pandai berbicara semuanya hanya karena satu hal yaitu kedua orang tuanya. Daddy Haris memiliki Hotel dan beberapa properti lainnya, walau Daddy Haris tidak mengharuskan Hani untuk menggantikan posisinya, Hani tetap merasa sebagai anak satu-satunya di keluarga Widjaya dia harus mengemban tugas itu.
Hani menghela nafas panjang, rasanya memang tersiksa ketika tidak bisa berbaur dengan yang lainnya. Hani juga lelah dengan dirinya yang seperti itu, setiap hari dirinya berniat menyapa atau akrab dengan yang lain ia selalu memikirkan respon negatif soal bagaimana jika dirinya tidak disukai oleh orang lain. 30 Menit berlalu begitu saja, Hani memutuskan untuk kembali ke hotel.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Haduh ibunda ratu kau bisa kembali ke singgah sana mu sekarang"
"Aku ingin lihat kau masuk kedalam"
"Haduh, ibunda ratu ini terlalu overprotective sekali. memang aku pacarmu? "
seorang ibu dan anak tengah saling adu mulut, Arka baru saja diturunkan didepan hotel dan ibunya bersikukuh ingin melihat Arka masuk kedalam.
"Atau mami perlu mengantarmu masuk kedalam? atau Pak Didi Sekertaris mami yang akan mengantarmu"
"Tidak perlu, aku akan masuk" Arka tersenyum ia lalu berjalan masuk kedalam hotel milik ibunya itu. Sesekali ia menoleh ke belakang dan melihat mobil milik ibunya masih berada didepan.
"Sialan, kenapa tidak pergi saja" gerutu Arka sembari memperlambat langkah kakinya.
"Dia sudah masuk kedalam nyonya" ucap sekretaris pribadinya.
"Baiklah awasi dia terus"
"Baik"
Mobil pun melaju, Arka bisa menarik nafas leganya. Ia berbalik arah dan berniat untuk pergi keluar dari hotel. Di depannya terlihat seorang perempuan sibuk melihat kertas panduan ditangannya. Ia seperti membaca tugas-tugas yang akan dia lakukan.
Tiba-tiba muncul niat jahat Arka, tadi malam dia dibuat seperti pria patah hati, tapi sekarang dia akan mengikuti permainan Hana.
"Kenapa kau ada disini? "
Kepala hani mendongak menatap siapa yang berbicara dengannya.
"Apa? " tanya hani bingung, kenapa pria ini tiba-tiba muncul lagi dihadapannya.
"Masih bersikap tidak mengenal ku?" tanya Arka. ia mengernyitkan halisnya dan memperhatikan wajah gadis itu dari dekat. Tatapan Hani memang menyiratkan kebingungan.
"Maaf, aku memang benar-benar tidak mengenal anda" ucap Hani, ia lalu berusaha untuk menghindar dan pergi.
"Hani! cepat kembali ke front office"
"Baik" Gadis itu pergi. sementara Arka masih memperhatikannya dari belakang. Tidak salah lagi, Arka jelas masih mengingat wajah itu apalagi ia terlihat jelas dari jarak yang dekat. Arka tidak mungkin salah orang.
"Apa? Hani? seingatku namanya Hana, apa dia sudah ganti nama➖ eiiyy tidak mungkin" Arka memperhatikan gadis yang dipanggil Hani itu lalu berdiri dibagian resepsionis.
"Pak manager, kami sudah menunggumu ayo keruangan rapat" Sandy lalu menghampiri Arka yang tengah mematung di dekat pintu.
"ck, Sandy! aku tidak mau rapat" keluh Arka.
"Ayo pak manager" Sandy tersenyum dan menyeret Arka untuk ikut dalam rapat bulanan yang biasanya diikuti oleh setiap kepala bagian, manager dan juga beberapa staff penting yang memang harus mengikuti rapat.
Menjadi seorang manager atau penerus perusahaan bukanlah bagian dari rencana hidupnya. Arka sama sekali tidak pernah setuju saat ibunya memaksa ia meneruskan usaha hotelnya itu, meskipun berkali-kali Arka mengatakan bahwa dirinya lebih tertarik untuk bidang seorang photographer tapi nampaknya sang ibu tidak setuju soal itu.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Arka dipaksa untuk mengambil posisi manager di holel yang sudah dirintis ibunya sejak dulu. Ibunya bilang itu adalah pembelajaran agar Arka terbiasa ketika harus menjadi CEO nantinya.
🌺🌺🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Bzaa
ternyata jadi orang kaya itu gak enak ya gak leluasa 😊😄
2022-06-20
0
Hanifah atun
smangat
2021-12-14
1
Hanifah atun
lanjutkna
2021-12-14
1