Ruangan kelas yang cukup besar terasa sedikit pengap ketika banyak mahasiswa yang hadir, suara dosen yang tengah menyampaikan materinya siang ini sedikit terganggu dengan suara berisik dari kipas angin yang terus berputar.
"Hana, Han, cepat bangun" Satya, pria itu terus menyenggol bahu Hana yang tengah tertidur pulas ia seperti sama sekali tidak terganggu oleh dosen yang sedari tadi memanggilnya dari arah mimbar.
"HANA! " setelah lepas kendali dosen pria yang dikenal killer itu melemparkan penghapus papan tulis kearah kepala Hana, namun kecepatan tangan Satya lebih hebat dibanding kecepatan lemparan sang dosen, alhasil penghapus itu berhasil ditangkap Satya dan gagal mendarat kepala cantik Hana.
"Huuuaaaaahhh hebat!" hampir seluruh mahasiswa terkagum dan terpesona dengat sikap Satya.
"HANA! "
"ya? " sontak Hana membuka mata ia sedikit terkejut karena mendengar panggilan namanya. Terlihat semua mata tertuju padanya, termasuk Satya.
"Kenapa?" tanya Hana pada Satya, ia belum sepenuhnya sadar.
"Dewi Hana Saputri, setelah ini temui saya di ruangan dosen! "
"Baik Pak" angguk hana lemah.
Beberapa orang tertawa dan menatap kearah hana, ada sebagian yang tertawa mengejek karena memeng iri dengan kecantikan Hana, ada sebagian yang tertawa karena merasa tingkah hana sedikit lucu.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Kau gila! kenapa tidur di mata kuliah dia?" Satya mengomel, ia menaruh penghapus papan tulis itu dimeja dan segera memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Hooaaaamm" hana kembali menguap, "semalam aku menonton film sampai jam 4 pagi. kau tau aku hanya tidur sampai jam 6 lalu bunda menyuruhku menemaninya kepasar. aku butuh energi ---"
"Cepat ke ruangannya! " Satya memangkas kalimat Hana, ia membereskan buku-buku Hana dan memasukkannya ke dalam tas dan mendorong Hana untuk segera keluar dari dalam kelas yang sudah kosong.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Hana, sudah 3 kali tidak hadir dikelas saya, dan sekarang malah tertidur" omel dosen.
"Maaf Pak" Hana malas menatap dosen itu, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. terlihat beberapa dosen yang tengah bercengkrama.
"kau bahkan tidak pernah mengerjakan tugas, semester lalu tugasmu sangat hancur dan sekarang ---"
"Hooooaammm"
Dosen itu menatap tajam kearah hana yang malah menguap, Hana segera menutup mulutnya ia bahkan melakukan hal itu dengan tidak sengaja.
"Maafkan saya Pak, semalam saya kurang tidur jadi---"
"Aku tidak mau tau! sekarang kau harus cari 5 buku tentang manajemen bisnis dan kau harus merangkumnya! berikan tugas itu padaku minggu depan".
" Apa?!! tapi itu keterlaluan Pak bagaimana saya bisa meresumekan semuanya dalam waktu yang singkat"
"Itu urusanmu, cepat keluar! " hanya bisa mengepalkan tangan dan menggerutu dalam hatinya. Hana lalu keluar dari ruangan dosen dan menarik nafasnya dalam-dalam.
"Dia sakit jiwa, ini betul betul menyebalkan!" geram hana setelah cukup jauh dari ruangan dosen.
🌺🌺🌺🌺🌺
Ditaman taman kampus, Hana duduk di salah satu bangku yang tersisa ia seperti tidak peduli dengan terik matahari yang menyengat. bahkan suhu panas hatinya seakan tak terkalahkan dengan cuaca siang ini.
"umurmu akan berkurang kalau kau terus menggerutu seperti itu" rasa dingin menyengat pipi Hana. Ketika Satya menempelkan minuman kaleng disana. Hana menoleh menatap Satya, masih tetap mempertahankan wajah cemberutnya.
"Bagaimana aku tidak menggerutu? Profesor sialan itu semakin gila saja! " keluh hana sambil menyeruput minuman yang disodorkan Satya tadi.
"Siapa yang membuat masalah awalnya? sudah aku peringatkan berkali-kali. Kali ini ini apalagi? membuat makalah lagi?" Tanya Satya sambil mengelus puncak kepala Hana.
Dengan tawa hambarnya Hana menjawab "merangkum 5 buah buku dalam 1 minggu, KERENKAN! " Hana menegaskan dengan senyum sinisnya.
Tawa Satya pecah, "hahaha selamat menikmati".
sedang asik tertawa tiba-tiba Satya merasa merinding, dilihatnya Hana menatap nya dalam.
Seperti tau apa yang akan terjadi Satya dengan cepan mengontrol mimik mukanya, " Han.. jangan melihatku seperti itu".
Hana masih tetap menatap Satya, membuat muka yang sepolos dan semanis mungkin sambil bersedekap tangan didada.
Satya memundurkan posisi duduknya, "gak han, jangan seperti itu" Satya sudah merasakan bencana akan segera menghampirinya.
" Satya, teman tercintaku teman tersayangku" ucap hana dengan nada yang dibuat-buat agar terkesan imut.
"sebagai teman yang baik, kamu pasti mau kita selalu sama-sama kan, jadi kamu mau kan memban--"
"Jangan harap! " Satya dengan cepat memotong perkataan hana dan bersiap berdiri.
"Haisss menyebalkan, kau memang tidak berguna" keluh Hana dengan kesal setelah Satya menolaknya mentah-mentah.
"Tidak berguna? kamu pikir siapa yang mengerjakan semua makalahmu semester lalu? " Balas Satya sambil menyentil kening Hana dan membuatnya meringis kesakitan. Hana tak tinggal diam, dia segera menyingkirkan tangan Satya dari keningnya.
"hehehe, karena itulah, kamukan sudah biasa mengerjakan tugasku, jadi Satya bantui---"
"ahh aku lupa, harus segera kumpul dilapangan, aku duluan Han" setelah mengacak puncak kepala hana Satya segera mengambil langkah seribu, agar tidak terpedaya oleh Hana, jika dia terlalu lama dibujuk maka akhirnya dia akan luluh dan ikut membantu Hana dengan tugasnya. Bukan sekali dia kali Satya luluh dan berakhir mengerjakan semua tugas Hana.
"Satya! Andara Satya Pratama! " pekik hana berkali-kali namun sayang Satya sudah berhasil melarikan diri.
Dengan kesal Hana menendang nendang rumput di kakinya, ini bukan petama kalinya Hana memohon, merengek dan memaksa Satya untuk mengerjakan tugasnya.
Sebenarnya bukan Hana tidak bisa mengerjakan tugas. Hanya saja dia terbiasa dimanjakan Satya. Satya tau masuk jurusan akuntansi bukanlah pilihan Hana, melainkan kedua orang tua Hana, impian Hana adalah menjadi artis, tapi kedua orang tuanya tidak pernah membolehkan.
Hana sangat bebakat dibidang akting, waktu sekolah dia sering ikut dalam klub drama dan sering mendapatkan peran utama. sudah berkali-kali hana menunjukkan minatnya didepan kedua orang tuanya. tapi tetap saja ditentang. Alasan mereka itu semua tidak berguna.
Ada satu alasan yang membuat orang tua Hana tidak ingin wajah Hana tersebar di dunia maya, tapi Hana tidak pernah tau apa alasannya. sejak kecil Hana selalu menurut dengan apa yang di katakan kedua orang tuanya. Jadi sampai kuliah pun dia akhirnya mengalah dengan pilihan orang tuanya.
'drrttt'
📲 sayang kita jalan yuk? ❤❤
Sebuah pesan masuk menghentikan kekesalan Hana.
📲 oke, tunggu di cafe biasa
balas Hana singkat. dia segera mengambil tasnya dan segera pergi menuju kafe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Ima Ashahri
lanjuut baca
2022-08-01
0
Bzaa
menarik....
2022-06-20
1
Hanifah atun
seru
2021-12-04
2