Pagi itu, Aretha terlihat sedang membaca buku dalam posisi tengkurap di atas tempat tidur. Kala itu ia memang tidak disibukkan dengan kegiatan sekolah karena libur. Selain hobi, membaca buku juga termasuk salah satu caranya dalam menghilangkan rasa bosan. Pada zaman modern seperti sekarang, membaca buku adalah termasuk hobi yang langka di kalangan anak remaja seusianya.
Disaat yang lain lebih menyukai berkutat dengan alat tekhnologi canggih seperti telepon pintar dan sejenisnya. Namun, tidak dengan gadis itu. Kecanggihan tekhnologi saat ini tidak lantas membuat gadis itu melupakan akan hobinya.
Di tengah kegiatannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang diiringi suara panggilan dari Carmila Grissham yang tak lain adalah ibu kandung dari gadis itu.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Re, ini Mami!" seru Carmila di balik pintu kamar.
Dengan sigap gadis itu beranjak dari tempat tidur dan segera membuka pintu kamarnya.
"Iya, Mi, ada apa?" tanya Aretha dengan masih memegang daun pintu.
"Mami dan papi mau menghadiri pesta pernikahan anaknya rekan bisnis papi, kamu mau ikut?" tanya Carmila.
"Gak deh, Mi ... aku di rumah aja, ya?" jawab Aretha malas.
"Ya sudah, kalau begitu mami berangkat dulu, ya!" pamit Carmila sembari mencium kening anak semata wayangnya.
"Iya, Mi. Hati-hati, ya!" Aretha menutup kembali pintu kamarnya, setelah Carmila berlalu dari sana.
Gadis itu berniat meraih kembali buku yang tadi sempat ia baca. Namun, seketika ia mengurungkan niat itu, ketika mendengar bunyi ponsel yang tergeletak tak berdaya di atas nakas, di samping tempat tidurnya. Ia langsung meraih benda pipih tersebut dan segera menerima panggilan yang ternyata dari Richard, kekasihnya.
"Hallo, Kak!" sapa Aretha, setelah berhasil menerima panggilan itu.
"Hallo, Sayang, kamu lagi sibuk?" tanya Richard di seberang sana.
"Enggak, sih. Kenapa?" tanya Aretha sedikit memberi jeda. "Aku baru saja mau lanjutin baca buku," imbuhnya.
"Aku ganggu ya?" tanya Richard seolah merasa tidak enak hati.
Aretha terkesiap. "Hn? Eng-enggak, kok!" jawabnya gugup.
"Tadinya aku mau ngajakin kamu jalan, Yank," ujar Richard memberi tahu. "Tapi sayang, kayaknya kamu lagi sibuk!" keluhnya.
"Enggak. Sibuk apaan, cuma baca buku doank!" jelas Aretha.
"Beneran??" tanya Richard meyakinkan.
"Iya!" jawab Aretha singkat.
"Ya udah, kita jalan yuk!" ajak Richard.
Gadis itu berpikir sejenak. Ia merasa bingung, antara harus menerima atau menolak ajakan Richard. "Mmm ... kayaknya aku lagi males keluar deh, Yank!" jawab Aretha.
"Yah ... gak jadi melepas rindu dong?" lirih Richard kecewa.
"Ya udah kamu ke sini deh, temenin aku nonton!" titah Aretha. "lagian aku juga lagi BT di rumah, mami sama papi lagi pergi," lanjutnya.
"Emang boleh berduaan di rumah kamu?" ucap Richard menggoda.
Gadis itu berdecak sebelum menanggapi. "Kata siapa berduaan? Di sini masih ada bibi lho, Yank!" ujarnya.
"Hehe ... kirain, pahal aku udah seneng, lho ...," balas Richard cengengesan. "Ya udah, wait ya, Sayang!" lanjutnya girang.
Setelah mengakhiri obrolan dengan Richard, Aretha kembali melanjutkan membaca buku yang belum sempat ia selesaikan
***
Lima belas menit berlalu, deru lembut sebuah knalpot mobil memecah di sekitar halaman rumah. Suara mobil yang sangat familiar di telinga gadis itu. Ia sudah menduga bahwa itu adalah suara mobil Richard
Ah, aku sangat mengenal suara mobil itu, gumamnya.
Gadis itu segera beranjak dari kamarnya, menuju pintu depan. Dalam waktu yang bersamaan, Wati, sang asisten rumah tangga terlihat tengah berjalan menuju pintu depan, setelah indra pendengarannya menangkap suara ketukan pintu. Namun, Aretha segera menghentikan langkah perempuan paruh baya itu sehingga membuat Wati membalikan badan, menghadap ke arah gadis itu.
"Biar saya yang buka, Bi!" seru Aretha.
"Oh ... baik, Mbak," ucap Wati mengangguk kemudian kembali berjalan menuju dapur.
"Bi, tolong bikinin minum ya, buat Richard!" seru Aretha kepada Wati, sebelum ia berhasil meninggalkan tempat itu.
Wati yang sudah sempat melangkahkan kakinya kembali menoleh ke arah Aretha. "Baik, Mbak!" jawab Wati sembaru menganggukkan kepalanya.
Ceklek
Benar saja dugaan Aretha bahwa tamu itu adalah Richard. Tampak raut semringah di wajahnya. Seketika ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman, lalu mempersilakan pria itu untuk masuk.
"Hai, Kak, silakan masuk!" sapa Aretha, lalu memepersilakan Richard masuk dan duduk di ruang tamu. Secepat kilat pria itu mengiyakannya. Mereka tampak duduk bersebelahan di kursi panjang yang berada di ruang tamu tersebut.
"Nih, buat kamu!" ucap Richard sembari menyodorkan paper bag kecil berwarna putih yang dibawanya.
"Apaan nih?" tanya Aretha seraya meraih paper bag itu, kemudian mengintip isinya.
"Buku lagi," lirihnya seraya menatap wajah Ricjard. "Kamu gak bosan kasih aku buku terus?" tanya Aretha seraya melirik ke arah Richard.
"Memangnya kamu sudah bosan dengan hobi kamu itu?" ucap Richard bertanya balik.
"Mana bisa aku bosan dengan hobiku itu," jawab Aretha manyun sembari mengambil buku yang ada di dalam paper bag itu.
"Itulah alasannya kenapa aku tidak pernah bosan kasih kamu buku," jelas Richard.
"Kyaaa ... ini kan novel terbaru, Kak! Thanks ya, aku seneng banget. Dari kemarin - kemarin aku mau beli ini, tapi belun sempat!" ucap Aretha girang.
"Kamu tahu gak, aku beliin kamu buku biar apa?" tanya Richard sembari mencondongkan kepalanya ke depan, lebih mendekati gadis di hadapannya.
"Biar apa?" tanya Aretha penasaran.
"Biar kamu inget terus sama aku!" jawab Richard tanpa ragu. Aretha mengernyitkan dahinya seolah merasa heran. Ia pikir apa hubungannya coba?
"Kalau aku kasih bunga, sehari juga layu, ujung - ujungnya kamu buang, sekali pun bunganya tetap mekar gak mungkin kamu pandangin terus, kan?" ucap Richard mulai menjelaskan.
"Tapi kalo buku, aku tahu kamu pasti mau baca buku itu karena itu kan hobi kamu. Jadi, setiap kali kamu baca buku dari aku, aku harap kamu selalu inget sama aku." lanjutnya Richard panjang kali lebar.
Aretha terkekeh menahan senyumnya. "Tanpa di kasih buku pun, mana mungkin aku melupakanmu, nyebelin!" ucap aretha memanyunkan bibirnya.
"Yang bener??" tanya Richard menggoda Aretha sembari menoel dagunya menggunakan jari telunjuknya.
"Ish ... apaan sih!!" Aretha menahan senyum sembari menepis pelan tangan Richard. Seketika wajahnya bersemu merah, merasa malu atas perlakuan Richard terhadapnya.
Belum selesai pria itu menggoda kekasihnya, tiba-tiba Wati datang menghampiri mereka. Ia membawa nampan yang berisikan dua gelas air minum beserta cemilannya, lalu ia meletakan makanan dan minuman itu di atas meja yang berada di hadapan mereka.
Setelah Wati selesai menyuguhkan makanan dan minuman tersebut, ia kembali ke dapur dan melakukan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
"Aku tuh gemes kalo liat ekspresi wajah kamu kayak gitu!" ucap Richard kembali menggodanya.
"Apaan?" ucap Aretha membelalakan matanya ke arah Richard sambil menahan senyum, sontak membuat pria itu semakin gemas melihatnya. Secepat kilat pria itu meraih kedua pipi Aretha yang chubby kemudian mencubitnya gemas layaknya kepada seorang bayi.
"Aaww ... sakit!" pekik Aretha.
"Aku gemas banget sama kamu!" ucap Richard menghentikan cubitannya kemudian mengusap pipi Aretha untuk menghilangkan rasa sakit yang tidak seberapa itu.
"Kalau pipi aku di cubitin terus kayak gitu, nanti tambah chubby pipi akunya!" gerutu Aretha manja sembari megusap kasar pipinya kemudian memajukan bibirnya hingga lima centimeter.
"Gak usah manyun gitu, kalau gak mau aku makan!" ucap Richard membuat Aretha berdecak.
Meskipun mereka berdua hanya menghabiskan hari liburnya di rumah. Namun, itu tidak mengurangi keseruan antara mereka. Banyak yang mereka bahas waktu itu. Karena sudah merasa bosan, Aretha mengajak Richard untuk menonton film di rumahnya. Richard pun mengiyakan ajakan gadis itu.
Tak terasa waktu sudah semakin sore. Richard segera berpamitan untuk pulang, setelah orang tua Aretha pulang. Gadis itu tampak mengantar Richard ke depan rumahnya dan menunggu sampai mobil milik pria itu sudah tidak terjangkau oleh netranya.
__________
Happy Reading ...!!!
Ditunggu Kritik dan sarannya ya ...
Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan LIKE and COMMENT
🤩
NEXT EPISODE ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
semoga saja ga ada yg mengganggu
2021-12-17
0
Iiq Rahmawaty
trlalu romantis tp pda akhirnya berkhianat
2021-11-05
0
Zakiya Rahmania
nyimak
2021-06-08
0