Tiga hari menjadi sekretaris pribadi CEO seperti David, bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi Aretha. Sikap David yang terkadang baik, namun kadang pula galak, memang membuatnya sulit untuk menebak akan sikap asli dari pria itu. Itu menjadikan tantangan tersendiri bagi gadis itu dalam menghadapinya.
Lelah? Pasti. Namun, tidak sedikit pun mengurangi semangat gadis itu dalam menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa magang di perusahaan tersebut, meski ia harus pulang malam sekali pun.
Tepat pukul 20.00, gadis itu baru saja tiba di depan rumahnya. Kala itu ia di jemput oleh supir pribadi keluarganya, yang tak lain adalah Iman. Ada hal tak biasa yang di tangkap oleh netranya, ketika ia turun dari mobil.
Nampak sebuah benda berwarna putih terparkir di halaman rumahnya. Ya, benda itu adalah sebuah mobil mewah yang menurutnya tidak asing. Namun, ia masih mengingat-ingat pemilik dari mobil itu.
"Mobil siapa ini, seperti tidak asing?" lirih Aretha seraya berjalan menhampiri mobil tersebut, lalu mengusapnya pelan.
Sejenak Aretha berpikir. "Lho, bukannya ini mobil pak David?" ucapnya seraya meletakan jari jempol dan telunjuk di atas dagu seolah tengah mengingat sesuatu. "Ah, mungkin cuma mirip," lanjutnya.
Tanpa berpikir panjang, gadis itu segera berlalu dari halaman rumahnya. Ia berjalan masuk menuju pintu depan. Pintu itu tampak terbuka lebar. Seketika ia menghentikan langkahnya, ketika mendapati ketiga makhluk yang berada di ruang tamu.
Bukanlah hal yang aneh, ketika hanya ada kedua orangtuanya di sana. Namun, ia cukup terlonjak, tatkala menyadari bahwa David yang telah menjadi tamu di rumahnya.
Keberadaan David Wijaya yang secara tiba-tiba di rumahnya membuat gadis itu sedikit speechles. Ia terdiam seribu bahasa. Tak ada yang ia lakukan, selain memandangi atasannya itu, pun sebaliknya.
David yang kala itu tengah asik berbincang dengan Anton dan Carmila, terlihat sangat terkejut akan kehadiran Aretha di sana. Seketika orbrolan mereka terhenti. Anton dan Carmila juga tampak mengalihkan perhatiannya kepada Aretha.
Mereka beradu pandang. Namun, seketika terhenti, tatkala mendengar suara bariton yang cukup membuat mereka kaget.
"Sayang, kamu sudah pulang, Nak?" tanya Anton
Aretha terkesiap. Secepat kilat ia menoleh ke arah Anton. "I-iya, Pi," jawabbya singkat.
Apa? Papi? Jadi, ternyata dia anak sultan??? bisik David dalam hati.
Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya kepada David. Ia tampak menatap heran pria itu. "Pak David, apa ada pekerjaan saya yang tidak beres sehingga bapak harus menyusul saya sampai ke rumah, seperti ini?" tanyanya, sontak membuat lamunan David seketika ambyar.
"Oh ... ti-tidak! Bahkan, saya tidak tahu kalau ini rumahmu," jawab David sedikit gugup.
"Lantas, sedang apa Bapak di sini??" tanya Aretha seraya mengernyitkan dahi.
"Nak David ini datang kesini karena ada keperluan sama papa untuk membicarakan tentang bisnis papa dengan pak Kris," jelas Anton.
Seketika gadis itu menganggukkan kepala seolah paham. Ia memang telah lebih dulu mengetahui bahwa Kris adalah salah satu rekan bisnis ayahnya sehingga ia tidak terlalu kaget mendengar itu.
Aku lupa kalau ternyata pa Kriss itu rekan bisnis papa, batinya saat iu.
"Jadi, Aretha ini putri Om dan Tante?" tanya David.
"Iya, Nak David, Rere ini putri semata wayang kami," jawab Carmila. "Sini, Nak, duduk!" perintahnya kepada Aretha sembari menepuk-nepuk bidang sofa di sampingnya, mengisyaratkan agar putrinya duduk di tempat itu.
Gadis itu tampak mengiyakan. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa empuk berwarna abu itu.
David masih menatap gadis itu sembari tersenyum jahil. Sementara, Aretha terlihat tidak peduli.
It's show time, nona Aretha, batin David saat itu.
David menarik kedua sudut bibirnya seraya melebarkan senyum. "Putri Om dan Tante cantik, cerdas pula. Jika diperbolehkan, saya ingin kenal lebih dekat dengan Aretha," lirihnya tanpa ragu.
Seketika Aretha membelalakkan matanya, merasa terkejut dengan apa yang diucapkan oleh seorang David Wijaya yang selama ini terkenal dingin terhadap kaum hawa.
Gadis itu menatap tajam pria yang satu meter berada di hadapannya, seolah memberikan isyarat dengan penuh ancaman. Sedangkan, David hanya menatap gadis itu sembari tersenyum getir, seolah merasa menang.
"Maksud Nak David apa?" tanya Anton yang juga merasa terkejut akan ucapan David yang sangat spontan.
"Gak ada salahnya 'kan, Om, jika kita bisa kenal lebih dekat?" tanya David.
"Ya, tentu saja tidak. Malah Om dan Tante senang jika kalian bisa kenal lebih dekat lagi." jawab Anton seraya tersenyum simpul. "Iya kan, Mi?" imbuhnya seraya menoleh kepada Carmila.
"Papi, apa-apaan, sih?" protes Aretha.
"Lho, tidak apa-apa, Sayang, kan bisa mempererat tali silaturahmi kita juga," balas Anton.
"Ya, tapi gak harus begitu juga, Pi ...," rengek Aretha, sontak membuat David merasa gemas melihatnya dan terpaksa harus menahan tawa.
Gadis itu kembali melempar tatapan tajam terhadap David, tatapan dengan penuh ancaman. Tentu saja bukan cuma merasa terkejut tapi dia merasa keberatan akan sikap sang atasan yang menurutnya sok gentleman.
Padahal, selama ini seluruh dunia juga tahu bahwa David adalah seorang CEO yang terkenal dingin akan sosok kaum hawa. Sungguh mencurigakan, entah apa yang tengah direncanakan oleh bosnya itu, pikirnya.
"Ya sudahlah, aku pamit ke kamar dulu!" kesal Aretha dengan tidak menghentikan tatapan sinisnya kepada David.
"Ya sudah, mandi dulu sana! Setelah selesai mandi, kita makan malam bersama," titah Carmila. "Nak David tidak keberatan, kan, jika makan malam dulu di sini?" tanya Carmila kepada David.
"Haish ... Mi, gak—"
"Saya gak keberatan kok, Tante. Dengan senang hati!" jawab David penuh penekanan seraya memotong pembicaraan gadis itu. Lagi-lagi ia tersenyum penuh kemenangan.
Sial! Kayaknya itu orang sengaja ngerjain gue, deh! umpat gadis itu dalam hati.
Seolah ingin menunjukkan kekesalan kepada tiga makhluk yang berada di ruangan itu, Aretha berjalan menuju kamar dengan sedikit menghentakan kakinya, sedangkan David hanya tersenyum melihat tingkah lakunya saat itu.
***
Di dalam kamar, gadis itu tak berhenti menggerutu kesal akan ulah David. Ia mulai bermonolog .
"Bisa-bisanya dia ngerjain gue di depan orang tua gue sendiri, apa-apaan coba, memangnya dia pikir dia siapa, hah?" ucapnya sembari meletakkan tas di atas nakas yang saat itu masih melekat ditubuhnya.
"Lihat saja pembalasanku!" lanjutnya. Seketika ia naik darah.
Gadis itu berpikir sejenak. "Ya Allah ..., tolong ampuni hambamu ini, aku gak ada maksud untuk dendam lho, hanya saja orang seperti dia memang perlu dikasih pelajaran, mohon pengertiannya, Ya Allah ...," ucapnya kemudian.
"Arrghh!!" Aretha mengerang frustasi. "Dasar Gila!! Whatever lah my crazy boss!" umpatnya.
Aretha segera berlalu menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya, sebelum makan malam.
Tak berlangsung lama. Lima belas menit ia telah selesai dengan kegiatannya. Namun, ia tidak langsung keluar dari kamarnya untuk menemui kedua orangtuanya di meja makan.
Hidangan makan malam telah siap di meja makan. Nampaknya Anton, Carmila dan David telah duduk di sana. Mereka siap untuk menyantap hidangan makan malam tersebut, hanya saja masih ada seseorang yang mereka tunggu. Ya, siapa lagi kalau bukan Aretha.
Gadis itu sengaja mengulur waktu untuk makan malam dengan lebih lama melakukan aktivitas di kamar. Hal itu dilakukannya karena ia merasa malas. Salah! Maksudnya bukan malas. Mungkin lebih tepatnya ia tidak ingin jika harus makan malam bersama David.
"Ya ampuuun, dari sekian banyaknya CEO di Indonesia, kenapa harus dia yang jadi bos gue???" keluhnya, kembali bermonolog. "Ah, sudahlah, hidup gue memang terlalu menyebalkan!" lanjutnya.
Dengan langkah gontai, gadis itu berjalan menuju ruang makan. Berharap David sudah pulang waktu itu karena terlalu lama menunggu. Namun, nyatanya harapan ia musnah begitu saja, ketika melihat sosok yang tengah dibencinya saat itu telah duduk di kursi makan dan siap untuk makan malam bersama.
Ok, Aretha, tenanglah ... bersikaplah biasa, karena semakin kamu menunjukkan ketidaksukaan terhadapnya, maka dia akan semakin merasa menang, bisiknya dalam hati seolah ingin menguatkan diri.
________________________
Maaf ya readers tercinta up-nya lumayan lama, semoga kalian tetap mau membaca karyaku yang receh ini.
jangan lupa Like, Comment, and Rate 5 star ya 🙏🙏🙏 mohon bantu dukungannya 😊😊
Happy Reading ....!😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Utit Dewisetyowati
semangat
2021-05-19
0
PUTRI PUTRI
menarik
2021-05-11
0
daffidza eha
keren...
2020-07-29
1