Ok, Aretha, tenanglah ..., bersikaplah biasa, karna semakin kamu menunjukkan ketidaksukaan terhadapnya, maka dia akan semakin merasa menang. Bisiknya dalam hati seolah ingin menguatkan diri.
Aretha menghentikan langkahnya sejenak, ia mencoba menarik nafas kemudian menghembuskannya pelan. Setelah beberapa detik ia mematung di depan meja makan, ia pun menyadari bahwa ada tiga mahkluk dihadapannya yang tengah menunggu untuk makan malam. Aretha segera menarik kursi yang terletak di sebelah kursi ya tengah diduduki ibu kandungnya, Carmila. Kini ia telah duduk tepat di hadapan David. Gugup? Tentu saja. Namun, tak banyak yang bisa ia perbuat selain mengikuti keinginan kedua orang tuanya yang menurutnya sangat konyol.
Tak banyak yang mereka bicarakan saat makan malam berlangsung, hanya saja Anton sedikit menanyakan sesuatu hal mengenai bisnisnya dengan keluarga David, yang sama sekali tidak dimengerti oleh Aretha. Tak terasa makan malam pun segera berakhir.Tak perlu memanggil asisten rumah tangganya, Aretha segera membereskan piring kotor dan membawanya ke dapur untuk segera dicuci, dan itu sudah menjadi hal yang biasa baginya, terlebih lagi ibunya yang mengajarkan hal demikian.
Setelah menyelesaikan ritual makan malamnya, David segera pamit pulang kepada Anton dan Carmila.
"Om, Tante, saya pamit pulang dulu, terima kasih banyak untuk jamuan makan malamnya." ucap David.
"Loh, kenapa buru-buru sekali, nak David? Padahal masih banyak waktu loh untuk kita berbincang." ujar Anton.
"Mungkin ...," lirih David yang tak berhasil menyelesaikan kalimatnya.
"Mungkin pak David capek, pi. Maklumlah beliau kan bekerja dari pagi sampai malam, sampai lupa pulang, pula!" sindir Aretha memotong pembicaran yang kala itu telah berdiri di samping Anton.
"Kamu tuh, kalau bicara yang sopan!" sergah Anton.
Waaaah ..., berani sekali dia nyindir gue! gumam David dalam hati.
David tersenyum getir. "Baiklah kalau begitu saya pulang dulu, Om, Tante, sekali lagi terima kasih!" ucapnya sembari menungkupkan kedua telapak tangannya di depan dada sebagai isyarat ucapan terima kasih.
"Baiklah, nak David, terima kasih juga atas kunjungannya." ucap Anton
"Hati-hati di jalan, nak David!" seru Carmila sembari melempar senyum khasnya.
"Iya tante, terima kasih." jawab David. "Tapi, jika diperbolehkan, saya mau berbicara dulu dengan Aretha?" lanjutnya.
"Oh, tentu saja boleh. Silahkan!"
David mengajak Aretha untuk berbicara di depan rumah, Aretha pun mengiyakan ajakan David meski sebenarnya ia sangat malas. Entah apa lagi yang mau dibicarakan oleh David kepadanya.
"Bapak mau bicara apa?" tanya Aretha tanpa berbasa-basi
David yang kala itu tengah berdiri di samping Aretha dengan sama-sama memfokuskan pandangan mereka ke depan, mulai merubah posisi tubuhnya sehingga kini Aretha berada dihadapannya, meskipun Aretha sama sekali tidak merubah posisi tubuhnya saat itu.
"Mm ..., apa kamu keberatan saya ada di sini?" tanya David ragu.
Aretha menarik nafas pelan kemudian menghembuskannya. Ia mulai mengubah posisi tubuhnya menghadap ke arah David.
"Maksud bapak berbicara seperti itu, apa?" tanya Aretha sedikit memberi jeda, "Apa bapak sengaja mau mempermalukan saya di depan orang tua saya sendiri?" lanjutnya.
"Loh, perkataan saya yang mana yang kamu maksud?" tanya David belagak bingung, padahal ia tahu kemana arah pembicaraan Aretha.
"Gak usah sok polos, pak, saya tau bapak bukan orang yang sulit memahami sesuatu!" sergah Aretha.
"Ok, apa ada yang salah dengan ucapanku?" tanya David meyakinkan, karena menurutnya tidak ada yang salah dengan ucapannya.
"Apa? Bapak masih ...,"
"Jangan terlalu formal lah, di kantor aku memang atasanmu, tapi di luar itu, anggap aku teman kamu!" seru David memotong pembicaraan.
"Maaf, saya gak bisa!" jawab Aretha sembari menunduk.
"Oke, terserah kamu!" ujar David. "Jadi, dimana letak kesalahan saya?" lanjutnya.
"Saya cuma bertanya maksud dari ucapan bapak tadi!"
"Apa salah jika saya ingin kenal kamu lebih dekat?" tanya David.
"Maaf, saya sulit untuk mengartikan kata DEKAT yang bapak maksud!" jawab Aretha dengan memberi penekanan akan ucapannya.
"Tidak usah dipikirkan, tidak ada salahnya jika seorang rekan kerja bisa mengenal lebih dekat, itu akan bagus juga untuk proses pekerjaan." jawab David sembari menepuk punggung Aretha.
"Saya pamit!" lanjutnya sembari tersenyum kemudian melangkahkan kakinya menuju mobil yang sejak tadi terparkir di halaman rumah Aretha.
"Hish ..., bahkan itu sama sekali bukan penjelasan!" umpat Aretha kesal.
***
Tring!
Seketika dering ponsel membuyarkan lamunan Aretha. Waktu memang sudah menunjukkan pukul 23.30, namun aretha masih terjaga, entah mengapa perkataan David tadi begitu mengusik pikirannya sehingga membuatnya enggan untuk memejamkan mata.
Diraihnya benda pipih yang tergeletak tak berdaya di atas nakas. Ternyata hanya notif pesan Whats app. Segera ia membuka pesan tersebut.
"Hmm ..., pak David, mau apa lagi sih dia?" ucapnya setelah melihat nama pengirim pesan tersebut.
David : Pastikan besok kamu bangun tepat waktu dan tidak terlambat datang ke kantor!
"Hah? Apa-apaan seenak jidat ngatur hidup orang??" umpat Aretha.
Ia mulai menggerakkan jempolnya dengan menekan layar sentuh pada ponsel itu, menandakan sedang mengetikan sesuatu. Tak butuh waktu lama, ia segera mengirimkan balasan akan pesan yang dikirim oleh David
Aretha : Siap, Bos!!
David : Tidur!!
Perintah David dalam balasan pesan selanjutnya.
Aretha : Gimana saya bisa tidur kalau bapak terus-terusan kirim pesan ke saya?
David : Apa yang sedang kamu pikirkan?
Aretha : Tidak ada!
David : Lantas, apa yang membuatmu tidak bisa tidur malam ini?
Aretha : Maksud bapak apa? Bapak Pikir saya sedang memikirkan ucapan bapak yang tadi?
Aretha merasa jengkel. Sementara di tempat yang lain, David hanya tersenyum membaca balasan pesan dari Aretha.
David : Bukan saya yang ngomong loh ya ...!
"Ish ..., Menyebalkan!" kesal Aretha. "Lagian ngapain jg sih gue balas kayak gitu, jadi ketahuan kan kalau gue lagi mikirin omongan dia. Aaaarggh ...!" Aretha mengerang frustasi.
Aretha : Saya mau tidur, TAKUT KESIANGAN, BYE!!!
Membaca balasan terakhir dari Aretha, membuat David tak lagi bisa menahan tawa, ia tertawa terpingkal-pingkal, rasanya ia puas sekali bisa mengerjai Aretha malam itu.
"Akhirnya aku bisa mebalasmu, nona Aretha! HAHAHA ...!!!" ucap David senang.
"Nona Aretha yang lucu!" ucapnya sembari menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman.
"Haisssh ..., mikir apa aku ini?" pikirnya. "Tapi emang menarik sih!" lanjutnya.
________________________
Happy reading Readers tercinta!!
JANGAN LUPA LIKE AND COMMENT-NYA YA ..., JANGAN CUMA JADI SILENT READER DONK🙏🙏🙏
COMMENT KALIAN SANGAT BERARTI BUAT AUTHOR RECEH KAYAK AKU🙄🙄🙄 MESKIPUN CUMA "NEXT", BIAR AKU SEMANGAT UP-NYA🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
UDH MULAIKN,, TINGGAL NUNGGU SHOWTIME NYA....😘😘😘
2022-11-04
0
Ummu Alysa Azwa Aulia
Suka❤️❤️❤️
2021-10-13
0
Ani Ani Nurazizah
000 09
2021-05-20
0