Part 5

"Kita bertemu di Sindoro villa..."

Sebuah pesan sharelok di kirim oleh Nina, ia bertekad untuk melanjutkan sandiwara sebagai Nesa. Karena Nina pun juga merindukan Danu, dia ingin sekali menatap wajahnya, menghabiskan waktu bersamanya.

Nina sudah bertekad akan melanjutkan pebyamarannya, kembali berperan menjadi Nesa hanya untuk bisa bersama dengan sang suami.

Mas Danu : "Baiklah, aku akan datang tepat waktu"

Dengan tangan bergetar Nina membuka pesan dari suaminya. Wajahnya memerah saat membaca pesannya, lagi-lagi ia membayangkan jika Nesa adalah orang lain.

"Nina lakukan saja, biarkan mengalir seperti air, ikuti alur yang kamu buat sendiri" pungkasnya tanpa sadar.

**

"Mas, setelah ini aku mau ijin ke rumah salah satu temanku" ucap Nina saat sedang sarapan bersama Danu.

"Kamu mau kemana saja terserah kamu, tidak perlu ijin dariku"

"huft Sabar Nina" batinnya lalu menundukkan pandangan.

"Tunggu" Sambar Danu

Membuat Nina mengangkat kepala, menatap Danu yang tetap fokus pada sarapannya.

"Memangnya ada acara apa kamu pagi-pagi sudah berkunjung ke rumah teman?" Sinisnya sambil menyendokkan nasi di piring, lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Hmmm cuma ngumpul saja, dan akan pulang pada sore harinya" jawab Nina ragu-ragu.

"Terserah kamu, pulang silakan, tidak pulang juga boleh"

Nina kembali mengangkat kepala, menatap Tama penuh selidik, lalu menelan salivanya dengan susah payah. Pria yang tak pernah menatap dirinya barang sebentar "Tega sekali kamu mas" Nina membatin dengan sorot sepenuhnya menatap Danu "Aku akan balas ucapanmu, bahkan kamu akan merasakan yang lebih sakit dariku"

Beberapa menitpun berlalu. Danu sudah menghabiskan sarapannya, ia meraih gelas berisi air, lalu meneguknya hingga tak bersisa.

Tanpa sepatah kata, pria itu bangkit dari duduknya kemudian berlenggang menuju kamar, tanpa memperdulikan Nina yang menyorot penuh luka.

Dia benar-benar tak pernah menatap wajah istrinya dalam waktu yang lama.

Tak mau ambil pusing, reflek mata Nina melirik jam yang menggantung di dinding, dia bergegas membereskan peralatan makan ketika jam sudah menunjuk di angka tujuh.

"Aku tidak punya waktu banyak, aku harus merias wajahku supaya mas Danu tidak mengenaliku" racaunya sembari mencuci piring kotor.

Selesai dengan pekerjaanya di dapur, Nina segera menuju ke kamar, tanpa mengganti pakaiannya, ia segera menyambar tas berisi perlengkapan penyamaran yang sudah di persiapkan tadi malam. Dia berjalan mengendap-endap ke ruang tamu, takut Danu mencurigai isi tasnya.

"Sepertinya mas Danu ada di kamar, aku harus cepat meletakan tas ini ke mobil" Nina sedikit berlari menuju garasi. Dia akan kembali lagi ke dalam untuk berpamitan pada suaminya

tok,,tok

"Mas, aku pergi dulu"

"Pergilah" jawabnya dari dalam kamar.

*******

Sesampainya di vila kecil milik abi, dia lebih dulu mengamankan kendaraaannya sebelum kemudian berniat mandi dan berendam setidaknya sepuluh menit.

"Aku benar-benar tidak memiliki waktu banyak"

Selesai mandi, dia melirik jam menunjukan pukul 09:12.

"Apa aku bisa berdandan dalam waktu setengah jam" ucap Nina seraya memakai dress seksinya.

"Mas Danu pasti akan datang sebelum pukul sepuluh" Dengan cepat ia memakai berbagai make up, melukis kedua alisnya serta memasang bulu mata palsu. Hampir selesai memoles wajah, tiba-tiba bel pintu berbunyi, membuat jantung Nina persekian detik berdetak tak tahu aturan.

"Itu pasti mas Danu" Nina segera mengoles bibirnya dengan lipstik, sekali lagi ia memindai penampilannya lewat cermin.

"Aku rasa sudah cukup" Bel tidak berhenti berbunyi membuat Nina semakin merasa gugup, saat hendak berjalan menuju pintu ia ingat ada sesuatu yang kurang.

"Astaga aku lupa memakai softlens"

Ia kembali berdiri di depan cermin. Tidak lebih dari dua menit, softlens sudah terpasang sempurna di matanya.

Ia melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Kok lama" ucap Danu saat pintu terbuka.

"Maaf, aku sedang di kamar mandi tadi"

Danu memindai penampilan Nina dari atas ke bawah, baginya Nesa adalah wanita yang sempurna.

"Kenapa mas Danu memperhatikanku seperti itu, apa dia mengenaliku? tidak.. ku mohon jangan sekarang?",aku ingin membuatnya tergila-gila pada Nesa"

" Hari ini kamu sangat cantik" pujinya, dengan sorot mata tak mengerjap.

Ucapan Danu membuat Nina mengangkat kepala, terlihat dia sedang tersenyum kagum.

"Mas silakan masuk" ucap Nina gugup, tangannya masih sedikit gemetar saat menutup pintu.

Nina mempersilahkan Danu untuk duduk, Ia berniat ke dapur untuk membuatkan minuman.

Sekian menit berlalu, Nina duduk bersebrangan dengan Danu yang juga terlihat gugup. Sementara di atas meja, sudah ada Teh chamomile kesukaan Danu serta beberapa biskuit.

"Nes, ada yang ingin aku sampaikan" Danu menatap dalam wajah Nina, membuat jantungnya seketika berdetak dengan tidak sopannya.

"A-apa yang ingin mas sampaikan?" sahut Nina dengan terbata, tangan yang saling meremat di atas pangkuan, tak mampu mengurangi rasa gugupnya.

Danu tersenyum melihat tingkah Nina, ia sangat gemas pada wanita yang duduk di hadapannya.

"Sejak pertama kali bertemu, aku tertarik padamu Nesa, maaf kalau ini terlalu cepat"

Menelan saliva, Nina terlonjak kaget atas ucapan suaminya. Dia benar-benar tidak menyangka. Bahkan hanya dengan satu hentakan, Nesa mampu menjerat Danu kedalam muara cintanya.

"Nesa, aku minta maaf sudah lancang" ucapnya lagi ketika Nina masih bungkam.

Tanpa peringatan apapun, tahu-tahu Danu berlutut di depannya, lalu memegang tangan Nina, "Nes maukah kamu menjadi kekasihku? aku merasa nyaman berada di dekatmu"

Hening, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Nina, sebenarnya ia ingin sekali berteriak, namun lidahnya mendadak kelu.

"Nesa"

Panggilan Danu membuyarkan lamunan Nina yang tengah sibuk dengan pikirannya.

"Iya mas"

"Maukah kamu menjadi kekasihku?" Ulang Danu

Satu detik, dua detik, hingga berganti menjadi tiga detik, Nina menganggukan kepala sebagai jawaban. Seketika Danu merangkum wajah Nina, saling peradu pandang mempertemukan netranya, sepersekian detik Danu menciumnya dan sedikit memberikan lum*atan.

Bulir bening meluncur begitu saja membasahi pipi Nina, hingga ciuman itu berasa asin karena air matanya.

"Apa karena aku menciummu jadi kamu menangis?" Tanya Danu setelah mengurai ciumannya. "maafkan aku Nesa" imbuhnya masih dengan kening yang saling menempel.

"Abi, umi, kenapa sesakit ini, haruskah aku menyerah sekarang?"

"Mulai sekarang, kamu adalah kekasihku, aku akan menikahimu, setelah membereskan Nina, kamu sabar ya, aku akan cari cara buat ngomong sama orang tuaku. Tolong jangan tinggalkan aku?" katanya yang langsung menyadarkan Nina dari lamunannya, lalu mendaratkan ciuman di kening Nina.

Sepertinya Nina masih syok dengan ajakan Danu, tapi dia mengiyakan begitu saja, apalagi saat merasakan ciumannya yang lembut, dan memabukkan membuat Nina tak ingin berpaling darinya.

"Bagaimana kalau kita tiduran di ranjang?"

"Tapi mas, kita bukan suami istri"

"Aku tidak akan menyentuhmu, kita hanya tiduran saja, tidak lebih dari memelukmu"

Terpaksa Nina melangkahkan kaki sebab tangannya terus di tarik oleh Danu. Pria itu menuntun Nina merebahkan diri di atas ranjang. Danu pun ikut merebahkan dirinya di samping Nina.

Mereka tidur dengan dengan posisi memiringkan tubuh saling berhadapan.

Sungguh Danu tidak menyadari bahwa yang tidur dengannya saat ini adalah istrinya.

Nina yang begitu pandai merias wajah, dan Danu yang memang tidak pernah menatap Nina lebih dari tiga detik. Selain itu, dia selalu melihat Nina dengan pakaian syari'i dan jilbabnya yang menjuntai, membuat dia tak mengenali wajah sang istri.

Setelah puas bercengkrama, saling pandang, dan bercerita di atas tempat tidur, mereka pun tertidur hingga pukul dua siang.

Danu membuka mata, di lihatnya wanita yang tidur di sebelahnya, menatap dalam wajahnya, lalu membelai anak rambut yang sedikit menutupi mata Nina. Satu kecupan mendarat di bibir Nina membuat ia membuka mata.

"Mas Danu" ucap Nina.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

langsung aja buka penyamaranya ingin tahu gimna reaksi si danu

2024-10-06

0

NurKarni

NurKarni

harusnua dari sini nina bisa menyimpulkan kalau danu itu emang kang selingkuh, yah walaupun selingkuhnya sama istri sendiri

2024-09-23

0

Susilawati

Susilawati

berarti si Danu suka dgn perempuan yg berpakaian terbuka Nina, lalu Krn sdh resmi pacaran Danu juga langsing berani main cium2, dari situ seharusnya Nina sdh bisa menilai laki2 seperti apa suami nya itu, jgn bodoh jadi perempuan Nina

2024-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!