Mulai penyamaran

***Sebelum membaca cerita, harap di baca terlebih dulu sinopsisnya ya, Disana sudah di jelaskan bahwa PENYAMARAN DI LAKUKUKAN BEGITU APIK, SEHINGGA MEMANG TIDAK BISA DI KENALI DARI SEGI MANAPUN, BAIK SUARA, WAJAH, ATAU APAPUN ITU.

yang tidak suka skip saja...tidak perlu meninggalkan komentar yang membuat semangat penulisnya terjun bebas***..

Terimakasih

"Kita ketemu di fave hotel, saat jam makan siang, besok aku kabari lagi"

Balas Nina melalui pesan whatsapp

Mas Danu

"Ok Nesa, sampai ketemu besok"

Dada Nina masih berdegup kencang, bahkan lebih kencang dari sebelumnya, tubuhnya bergetar, serta keringat membasahi tubuhnya, segera ia berlari ke kamar mandi, mencuci muka, berharap air hangat mampu menetralisir rasa yang entah apa namanya.

Hingga pukul 11 malam ia masih belum bisa memejamkan matanya.

Cemburu yang ia rasakan saat ini, cemburu pada Nesa, yang berhasil membuat suaminya ingin menemuinya. Padahal Nesa adalah Nina.

Keesokan paginya, Nina melihat wajah suaminya begitu sumringah, saat melahap sarapan, ia begitu bersemangat hari ini

"Aku tidak pernah melihatmu bahagia seperti ini mas" batin Nina

Nina sangat tahu kenapa suaminya terlihat berseri-seri. Dia akan menemui Nesa.

Selesai sarapan, Danu segera meninggalkan meja makan, seraya bersiul saat melangkahkan kakinya.

bahkan saat hendak berangkat kerja, Danu tidak pernah memberi kesempatan pada Nina untuk mencium punggung tangannya, begitupun saat pulang dari kantor. Bagi Danu, Nina hanyalah seorang pembantu.

"Aku akan membuatmu tergila-gila pada Nesa mas, setelah itu, aku akan mengatakan bahwa Nesa adalah Nina, aku tidak peduli setelah aku jujur nanti, apa kamu akan semakin membenciku, atau justru akan semakin mencintai Nesa"

"Jika memang kita harus bercerai aku akan siap"

Nina bertekad ingin menjadi selingkuhan sang suami, dia juga siap menerima segala konsekuensinya, jika penyamarannya nanti di ketahui olehnya

Menggunakan gamis, berwarna maron di padukan dengan hijab cream, tak lupa dia memakai masker, Nina meninggalkan rumah menuju hotel tempat mereka janjian. Dengan membawa perlengkapan lengkap untuk penyamarannya.

"Setelah sampai di hotel, aku akan berganti pakaian, dengan begitu, aku tidak perlu memperlihatkan auratku, pada khalayak rama**i"

Nina menginjak pedal gas, mulai melajukan mobilnya pergi meninggalkan rumah.

Sesampainya di hotel, kamar no 34 berada di lantai dua sudah di pesan oleh Nesa yang tak lain adalah Nina, setelah memasuki kamarnya, Ia mengirim pesan pada Danu.

"Aku tunggu di fave hotel kamar nomor 34"

Send

Mas Danu

"Ok Nesa, jam istirahat makan siang aku akan menemuimu"

Setelah membaca balasan dari Danu, Nina bergegas melangkahkan kakinya ke kamar mandi, memakai lulur sebelum mengguyur tubuhnya dengan air dingin.

Aktifitas mandi pun selesai, ia mellihat jam di ponselnya.

"Masih punya waktu 1,5 jam" gumam Nina

Dengan gerak cepat Nina memakai dress selutut, terlihat betisnya yang putih mulus, bodynya yang ramping saat mengenakan pakaian itu, terlihat sangat seksi, segera ia mengoles berbagai cream untuk melindungi kulit wajahnya dari efek make up, mengoles fondation tipis-tipis, sebuah spon bedak ia tap-tapkan ke wajahnya, menyapu ujung pipi menggunakan blush on, memasang softlens berwarna coklat, menggunakan eyeliner untuk mempertajam sorotan mata, mascara yang membuat bulu matanya sedikit lebih lentik, tidak lupa memakai eye shaddow, terahir ia memoles bibirnya menggunakan lipmate. Untuk rambut, Nina sengaja mengikatnya tinggi-tinggi, memperlihatkan leher jenjangnya.

"Sempurna" gumam Nina

Penampilan yang maksimal, bahkan Nina sendiri tampak pangling dengan dirinya sendiri

Nina berhasil merubah penampilannya dalam waktu satu setengah jam. Berkali-kali ia memindai penampilannya, dari ujung rambut hingga ke ujung kaki

Tidak lama setelah itu, pintu di ketuk dari luar

"Itu pasti mas Danu" lirihnya

Perlahan Nina melangkahkan kakinya menuju pintu, Ia menarik napas panjang sebelum memutar handle pintu. Saat pintu terbuka, benar saja sosok yang tinggi serta tampan dengan kemeja dan dasi yang menggantung pada lehernya, tetap gagah walau tanpa memakai jas

"Nesa" ucap Danu

Nina tampak tak bergeming, namun seketika ia sadar dengan rencananya

Danu memindai penampilan Nesa yang baginya sangat cantik dan seksi

"Iya saya Nesa"

"Saya Danu"

Nina memperkenalkan diri sebagai Nesa, mereka saling berjabat tangan, lalu Nesa menyuruhnya masuk, kini mereka duduk di sebuah sofa panjang, yang memang sudah tersedia di setiap kamar. Duduk bersisihan dengan jarak kurang dari satu meter. Mereka tampak canggung satu sama lain.

"Nesa kamu cantik sekali" puji Danu

Entah Nina harus senang atau sedih atas pujian yang di lontarkan oleh suaminya.

"Nina, dia memuji Nesa, bukan memujimu"

"Terimakasih" jawab Nina

"Kenapa kamu mengajaku bertemu di sini?"

"Karena di luar sangat panas mas, aku tidak suka" jawab Nina asal

"Oh begitu"

"Apa mas Danu sudah makan?"

"Belum, jam istirahat hanya satu jam, jadi saya buru-buru dari kantor langsung kesini"

"Ya sudah, nanti kita makan siang sama-sama, aku sudah memesan makanan, mungkin sebentar lagi pesanan datang"

Benar saja, tidak lama setelah itu, makanan yang sudah di pesan oleh Nina datang.

Oseng Cumi cabe hijau, tumis kangkung, pepes ikan, dan sate kambing muda, semua yang di pesan Nina adalah makanan kesukaan Danu

Danu sempat heran kenapa yang ia pesan adalah makanan favoritnya

"Ayo mas makan, aku ambilin ya"

"Kebetulan sekali makanan yang kamu pesan adalah yang aku sukai"

"Masa si mas" jawab Nesa

Nina pura-pura tidak tahu, padahal dia sangat paham. Dua tahun hidup bersama Danu, membuatnya mengetahui apa yang di sukai Danu dan tidak di sukainya, tentu saja mama mertua yang memberitahukannya.

Mereka menikmati makan siang bersama, Nesa melayani Danu layaknya seorang istri yang melayani suaminya.

Usai makan siang, mereka sedikit berbincang selama beberapa menit, lalu Danu berpamitan hendak kembali ke kantor, karena jam istirahatnya hampir habis

"Terimakasih Nesa, sudah sudi bertemu denganku, terimakasih juga atas makan siangnya" ucap Danu "Bisakan kita bertemu lagi lain waktu?"

Nina tampak menanggukan kepala tanda setuju

"Kalau begitu, aku permisi" pamit Danu

"Iya mas, hati-hati di jalan"

Nina mengantar Danu sampai di ambang pintu, hingga sosoknya tak terlihat, dia segera menutupnya, beruntung saat pintu terbuka, tidak ada satu orang pun yang melewati depan kamarnya, sehingga tidak ada yang melihat betis mulus milik Nina, kecuali Danu suami sahnya.

Penyamaran pertama berjalan lancar. Danu benar-benar tidak menyadari bahwa Nesa adalah Nina.

Setelah pintu tertutup, Nina buru-buru membuka pakaiannya, mengganti bajunya dengan gamis yang dia pakai saat datang kemari. Gamis itu ia simpan di dalam lemari hotel.

Mengenakan hijabnya, lalu mengemasi pakaian dan peralatan make up ke dalam tas, kemudian ia keluar dari kamar tersebut. Dengan langkah yang gesit ia segera menuju parkiran, masuk ke dalam mobilnya.

"Seandainya kamu memberi kesempatan pada dirimu sendiri untuk mengenalku lebih dekat, pasti aku tidak akan melakukan hal gila ini mas, setiap hari bahkan aku akan berdandan untukmu, melayanimu sepenuh hatiku, aku akan selalu membuatmu jatuh cinta di setiap harinya"

^^^BERSAMBUNG^^^

Terpopuler

Comments

Bojone AgustD 💜

Bojone AgustD 💜

Danu tidak bisa melihat sisi cantik mu saat di rumah Nina, knp gak dandan sprti Nesa pas di rumah?

2025-03-06

0

Murniyati

Murniyati

demi cinta ke suami ya oke lahh

2024-12-29

0

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

abisnya si Danu udah kecewa duluan Ama Nina karena cara menikah mereka terpaksa...tp itukan bukan salahnya Nina seharusnya Danu itu lebih terbuka hati dan pikirannya...KL menerima dgn lapang mungkin dia nggak sebenci itu ke Nina

2024-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!