Salah sambung

"Apa yang di lakukan suamiku di luar sana? apakah dia juga bermain wanita?" Bersandar pada headboard, Pikirannya tak lepas dari pria bernama Danu, seolah hanya nama itulah yang memenuhi isi kepalanya.

"Ahh tidak, tidak mungkin!" gumam Nina seraya menggelengkan kepala. Satu tangan ia lipat di dada, dan tangan satunya ia gunakan untuk menopang dagu. Sepasang matanya fokus menatap jam dinding yang menggantung.

"Apa mas Danu punya pacar, atau dia berselingkuh di belakangku?"

Menghela napas berat, Nina bangkit dari tempat tidur, ia berjalan ke sana kemari dengan satu tangan berkacak pinggang dan jari yang saling menjentik.

"Bagaimana kalau dia mempunyai kekasih?"

"Apa aku harus menyamar menjadi wanita yang pura-pura tertarik padanya? tapi bagaimana caranya"

"Aku harus melakukan sesuatu"

🌺

🌺

Keesokan paginya, Nina melakukan aktifitas seperti biasa, Ia memasak makanan untuk sarapan, karena ini hari minggu, Danu tidak berangkat ke kantor, dia selalu mengurung diri di kamar, atau pergi bersama teman-temannya.

Saat makanan sudah siap, Nina segera memanggil Danu untuk sarapan.

Setelah sarapan dan merapikan meja makan, Nina berniat pergi ke pasar, ia akan berbelanja kebutuhan rumah tangga dan akan mampir ke sebuah mall untuk membeli semua perlengkapan penyamarannya. Dia juga akan membeli sebuah ponsel serta nomor baru.

Satu ponsel ia gunakan untuk menghubungi suami beserta keluarga, satu nomor baru akan ia gunakan untuk menggoda suaminya.

Setelah berputar-putar cukup lama di area mall, iapun sudah membeli beberapa baju, higheels, dan juga alat make up, Nina kembali ke rumah dengan mengendarai mobilnya.

Sesampainya di rumah, tampak Danu masih berada di dalam kamar, itu di tandai dengan kamarnya yang masih tertutup rapat, dan hanya ada suara musik menemani kegiatannya di dalam kamar.

Tak ada komunikasi apapun antara Danu dan Nina, mereka bagaikan orang asing yang tinggal dalam satu atap.

Nina adalah istri yang tidak di harapkan oleh Danu, namun meskipun demikian, dia selalu melayani suaminya setiap hari, ia yang mempersiapkan segala keperluan Danu. Mulai dari pria itu bangun tidur, hingga tidur lagi.

Sebagai suami, Danu pun memberikan nafkah setiap bulannya, bahkan nafkah yang di berikan Danu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

****

Malam harinya, setelah makan malam, mereka memasuki kamar masing-masing.

Nina akan memulai aksinya, berkenalan lewat telfon, tentunya dengan nomor baru yang sudah ia beli.

^^^"Selamat malam"^^^

Pesan singkat dari Nina untuk suaminya. Tidak lama kemudian balasan dari Danu masuk ke ponselnya.

Mas Danu : "Selamat malam, siapa ini?"

^^^"Aku Nesa"^^^

Mas Danu : "Nesa siapa?" maaf sepertinya anda salah sambung" balas Danu.

Entah kenapa Nina tersenyum membaca balasan pesan dari suaminya sendiri.

"Mas Danu sedingin ini pada wanita lain" batin Nina. Jarinya kembali menari mengetik pesan balasan.

^^^"Ini mas Danu kan?" aku Nesa yang pernah berkenalan denganmu saat kamu sedang mabuk, apa kamu lupa?"^^^

Sesaat setelah Nina mengirim balasan, terdengar getaran ponsel tanda panggilan masuk. Nina sengaja tidak membunyikan nada dering sebab tidak ingin rencananya di ketahui oleh Danu.

Ragu-ragu wanita itu menekan ikon hijau pada ponselnya. Sebelum mengangkat, ia terlebih dahulu berdehem, mempersiapkan suara supaya tidak bisa di kenali.

"Hallo mas Danu?" suara Nina terdengar sangat halus dan lembut di telinga Danu.

"Iya hallo, kamu Nesa?", maaf aku lupa, bahkan aku tidak ingat pernah berkenalan denganmu"

"Waktu itu mas Danu mabuk, mungkin itu yang membuat mas Danu lupa" ucap Nina takut-takut.

"Begitu ya, maaf sekali lagi"

"Tidak masalah" jawabnya. Nina menggunakan nama Nesa dalam penyamarannya.

Hening, Danu dan Nina saling Diam, satu detik hingga beralih ke beberapa detik.

"Kalau begitu, maaf sudah menganggu" lanjut Nina, memecah keheningan di antara mereka.

"Tidak apa-apa, aku tidak merasa terganggu"

"Aku tutup mas, selamat malam"

"Tunggu" sambar Danu cepat. Karena Danu pun merasa kesepian, dia mencoba membuka diri untuk orang lain.

"Iya mas?"

"Boleh aku menyimpan nomormu?"

Hingga beberapa detik, Nina terdiam, sorot matanya lurus menatap bayangan dirinya lewat pantulan kaca. Ia bimbang, sekaligus kecewa dengan sikap Danu. Bahkan dia tidak menyangka akan mendapat respon secepat itu darinya.

"Hallo"

"Oh iya bo boleh mas" sahut Nina dengan terbata. "panggil saja aku Nesa"

"Baiklah, Nesa"

Sambungan di putus seketika oleh Nina. Dada Nina bergemuruh, antara senang telah mendapat respon darinya, dan juga kecewa karena sang suami mengira Nesa adalah wanita yang berbeda dengan Nina.

"Ya Allah apa perbuatanku salah, sudah membohongi suami?" gumam Nina dengan tatapan kosong.

"Tidak, dari pada mas Danu berselingkuh dengan wanita lain, mas Danu akan berdosa, dan aku akan lebih sakit. Aku juga tidak rela jika mas Danu selingkuh dengan wanita lain, aku tidak bisa terima, aku cinta sama dia, apapun akan aku lakukan demi mendapat cintanya, meskipun harus berperan menjadi wanita lain"

****

Hari berganti hari, sudah seminggu sejak perkenalan itu, Nina belum menghubungi Danu kembali, begitu juga dengan Danu yang tidak menghubunginya.

Di dalam rumah, Nina selalu memakai baju gamis setiap hari, dan jilbab yang tak pernah lepas dari kepalanya.

Setiap malam Nina selalu berharap agar Danu menghubunginya terlebih dahulu. Namun nihil, bahkan sudah seminggu yang lalu ia mendengar suara sang suami dari balik telfon.

"Apa mas Danu memang tidak tertarik pada perempuan?" Nina membatin seraya mengoles cream di wajahnya.

"Apa mas Danu menyukai lelaki sesama jenis" Nina bergidik ngeri membayangkannya. "Ah tidak, mas Danu tidak seperti itu, dia normal"

Nina meyakinkan dirinya sendiri sembari menyandarkan punggung pada headboard.

Tiba-tiba getaran ponsel mengagetkannya dari lamunan, Ia segera meraih benda tipis yang berkedip di atas nakas.

"Mas Danu"

Nina sedikit bergetar mengangkat telfon dari suaminya.

"Hallo mas Danu"

"Hallo nesa, hmmm maaf mengganggu" suara bas milik Danu membuat Nina kian takut campur gemetar.

"Tidak mas, aku sedang tidak sibuk kok" jawab Nina melalui sambungan telfon

"Maukah kalau kita bertemu?"

Degg... dada Nina berdetak, napasnya tercekat, dan tubuh terkulai lemas.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MUDH2N MENARIK NI CERITA SPRTI WHAT'UP ISTRIKU DN TERJERAT PERJODOHAN

2022-11-10

0

Asrinda 24

Asrinda 24

kecuali nafkah batin tentunya

2022-05-11

0

Asrinda 24

Asrinda 24

kecuali nafkah batin tentunya

2022-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!