Aku yang menyadari hal tersebut, sudah tidak bisa lagi melarikan diri. Jalan satu-satunya adalah menumbangkan orang-orang ini terlebih dahulu, sebelum mereka merebut Rona kembali. Beruntungnya adalah ... keduanya sedang tidak berbekal senjata api.
Perlahan tapi pasti, kugeser tubuh Rona sehingga berada tepat di belakangku. Lalu, menantang kedua penjaga itu dengan lambaian tanganku. Sepertinya mereka merasa terpacu karena kode dariku.
Dengan ekspresi wajah penuh emosi, keduanya maju bersamaan dan berusaha menyerangku. Tak ingin salah langkah, sontak kutangkis serangan keduanya secara bersamaan, lalu menerbangkan tendangan memutar ke arah rahang kedua manusia berkepala botak itu.
Ternyata kekuatan mereka tak sekuat ukuran badannya. Keduanya sukses kubuat terkapar di trotoar pinggir jalan. Karena tidak ingin menyerah begitu saja, salah satunya masih berusaha bangkit dan melayangkan sebuah batu berukuran sedang ke arahku, yang sudah dalam keadaan siap menerima serangan. Tentu saja, gagal total, kuhindari benda keras berbentuk tak beraturan itu, lalu memutar tubuh dan menendangnya kembali kepada sang tuan.
DEBUUUK
Batu itu berkhianat kepada pemiliknya dalam beberapa detik saja. Memukul telak kening si Botak yang tampak begitu luas dan terbuka.
Kasian sekali dia!
Di saat aku ingin menambah langkah untuk menghampiri si Botak yang satunya, rombongan penjaga lainnya tampak berbondong-bondong bergerak ke arahku dan Rona. Wanita itu lantas menarik tanganku agar memutuskan untuk melarikan diri saja daripada mati konyol di tangan mereka. Karena logikanya adalah ... kami sudah kalah angka.
Belum jauh dari posisi awal kami berlari, kulihat mobil anggota polisi yang sedang standby, bertengger gagah tepat di persimpangan jalan. Dengan mengedikkan dagu kepada salah satu anggota yang bertugas sebagai Dantonnya, ia langsung mengerahkan anggotanya untuk melindungi--mereka punya atasan. Bisa kulihat, rombongan penjaga itu berbalik ke arah berlawanan. Sepertinya mereka tidak ingin kasus ini dibawa ke ranah hukum yang bisa memberatkan.
Memberatkan mereka, pastinya!
...🍂🍂🍂...
Menurut informasi yang aku dengar dari Edi, TR mutasiku telah keluar siang tadi. Jadi, sudah tidak ada kewajiban apa-apa lagi, aku di kota ini. Walaupun masih ada prosedur yang harus aku lewati, namun hal tersebut bisa aku selesaikan nanti.
"Sebaiknya kalian pergi sekarang!"
Kurang lebih seperti itulah saran dari sahabatku, Edi. Aku mengangguk, sangat setuju dengan pemikirannya kali ini.
Tak ingin mengulur waktu lagi, kubawa Rona bersamaku, dengan mengendarai mobil pribadi. Aku harus memastikan keamanannya, mulai saat ini. Karena aku yakin, Endar tidak akan berdiam diri.
Setelah mengemasi barang masing-masing, aku langsung tancap gas menuju kota kecil dimana aku ditugaskan setelah ini. Semoga saja, dengan membawa Rona bersamaku, akan membuat hidupnya lebih baik lagi.
Selama perjalanan, kutatap wajahnya yang kini terlelap di sampingku. Sungguh, aku merasa hari ini adalah hari bersejarah di dalam hidupku. Untuk pertama kalinya, aku memperjuangkan sesuatu yang sangat berharga bagiku. Tentu saja, dengan bantuan teman-temanku dan belas kasihan dari Tuhanku.
Alhamdulillah!
Dengan menempuh delapan jam perjalanan, kami pun sampai di kota tujuan. Rona yang tadinya masih nyenyak dalam tidurnya, terpaksa aku bangunkan. "Hei ... kita sudah sampai." Kuelus sebelah pipinya yang masih saja terlihat bening, walaupun telah banyak melewati rintangan membahayakan.
Ia lantas membuka kedua kelopak matanya perlahan, dan menegakkan posisi tubuhnya. "Dimana ini, Mas?" tanyanya seraya mengucek-ucek kedua mata.
Aku tersenyum simpul seraya mendekatkan wajahku padanya. "Sekarang ... kita sedang berada di surga."
Hah???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Milhiyah
Surga bayangkari ya huda....😁😁😁
2022-09-14
0
Nofi Kahza
surga apa yg dimaksud???
2021-12-26
0
Nofi Kahza
🤣🤣🤣ngakak
2021-12-26
0