Kulempar sebentuk senyuman ke arah ayah, lalu mengedipkan sebelah mataku pada ibu. Aku tahu, mereka berdua pasti sengaja melakukan hal ini, demi untuk membantuku. Sontak kutoleh wajah Rona yang tampak sedikit kaku. Sepertinya terlalu shock dengan kalimat tanya yang baru saja tercetus dari bibir ayah kandungku.
"Om ... sebenarnya ...."
"Lusa kami akan menikah, Ayah."
Kusambar kalimat lambannya dalam waktu bersamaan. Ia gegas melirik ke arahku dengan tatapan setengah tajam, namun tak terbalaskan. Karena aku ... hanya meresponnya dengan senyuman.
Ayah dan ibu tampak begitu sumringah, lalu kembali melanjutkan percakapan. "Kalau begitu, besok kita akan lakukan persiapannya," kata ibu menjelaskan.
Rona tampak sedikit bimbang, aku tak begitu tahu pasti apa yang melayang di dalam pikiran. Mungkinkah ia masih meragukan perasaan?
"Ada yang ingin kamu katakan?" tanyaku yang sedari tadi menelisik gerak-geriknya yang seolah melukiskan kesangsian.
Ia tersenyum ringan padaku, lalu menegakkan posisi duduknya, menatap lurus ke arah si empunya kediaman. "Begini, Om ... Tante ... bukannya kalian belum mengenal betul, siapa saya sebenarnya? Berasal dari keluarga miskinkah? Kayakah?" Ia mengajukan pertanyaan.
"Bagaimana mungkin kalian bisa seyakin itu untuk menerima saya menjadi menantu di rumah ini?" Opininya masuk akal sekali, ayah dan ibu bahkan sukses dibuatnya bertukar pandangan.
Sebelum menimpali, ayah sempat mengarahkan pandangannya padaku. "Kami yakin, siapa pun yang menjadi pilihan Huda, berarti dialah yang terbaik."
Super sekali ...!
Belajar dimana ayah tentang kalimat itu?
Ibu yang merasa setuju dengan argumen sang suami, lantas bangkit dari peraduannya, lalu berdiri di antara aku dan Rona. "Ayah dan ibu sangat merestui pernikahan kalian, jadi kamu tidak usah khawatir tentang hal itu. Huda sudah menceritakan semuanya tentang dirimu."
KRECEK KRECEK
Bisa kulihat, Rona menegang sesaat ketika ibu mengatakan kalimat terakhirnya. Mungkin ia sedang bertanya-tanya, apakah aku juga menceritakan hubungannya bersama anak sang wali kota?
Ah, aku tidak sepolos itu. Mana mungkin rahasia besar tentang kehidupannya kusebarluaskan begitu saja, terlepas itu kepada kedua orang tuaku.
Cukup aku saja yang tahu!
Untuk sekarang dan seterusnya, aib Rona adalah aibku. Sementara harga dirinya juga merupakan harga diriku. Tak akan kubiarkan siapa pun mengusik kehidupannya, termasuk keluargaku.
...🍂🍂🍂...
Ibu tampak begitu sibuk dengan komunikasi satu arah--bertemankan ponsel di telinganya. Sibuk menghubungi beberapa pihak yang terlibat dalam penyuksesan acara pernikahan putra tunggalnya. Sementara ayah, beliau malah terlihat santai dan menghampiriku yang kini sedang berjibaku dengan laptop di depan mata.
"Kapan sertijabnya, Komandan?" tanyanya yang mungkin sangat mengerti dengan beberapa lembar kertas yang tergeletak di atas meja.
"Minggu depan, mungkin aku sudah harus kembali lagi ke polda." Aku menjawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar putih yang masih menyala.
Ia terdengar menghela napas panjang, lalu menepuk sebelah pundakku, yang aku yakini ada hal penting yang ingin beliau bicarakan kepada sang calon raja.
Raja sehari, maksudnya!
"Wanita itu seperti tulang rusuk, Nak. Jika terlalu ditekan, maka ia akan patah. Namun, jika dibiarkan begitu saja, maka ia akan berbuat semaunya," ucapnya dengan tiba-tiba.
Aku menghentikan aktifitas, lalu mengarahkan pandanganku padanya. "Maksud, Ayah?"
Sepertinya aku sudah salah mengajukan pertanyaan.
"Tidak mungkin seorang perwira jebolan Akademi Kepolisian, tidak paham maksud kalimat sederhana dari ayah."
Nah, benar 'kan? Aku malah dipermalukan!
Sejurus kubuang pandangan ke sembarang arah, berusaha untuk mencampakkan wajah maluku di depan lelaki paruh baya, yang masih saja terlihat sangat tampan dalam pandangan. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa terlahir dengan wajah tampan, bukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nofi Kahza
widiih! ujung2nya narsis. ini yg narsis Huda ato Othornya?🙄
2021-12-30
0
Husna
suka sama nasihat ayahnya huda,,,
2021-09-10
0
Ria Diana Santi
Rona, kau tenang sajalah! Huda itu cerdas! Dia tak akan polos² amat jadi orang! 😌😌
🤣🤣 makanya Huda, jangan sok polos di depan Ayah mu. Yuk, sini belajar sama Ryu! Biar bisa jadi laki-laki yang mengerti banyak hal! Canda, kok!😁😁
2021-09-10
1