Bab 12

Dalam keterbatasan waktu yang aku punya, gerak cepat sudah semestinya dilakukan. Tidak seharusnya aku menunda sesuatu yang semestinya aku selesaikan.

Ketika matahari sudah bertengger gagah di singgasananya, aku memutuskan kembali ke perumahan elit itu. Tentu saja, dengan mengubah identitas asliku. Dalam kondisi seperti ini, menjadi teknisi sebuah jasa perbaikan pendingin ruangan adalah pilihan terbaik bagiku. Pastinya dengan menjalin kerja sama dengan pihak bersangkutan terlebih dahulu, sehingga aku mempunyai kesempatan untuk masuk ke rumah itu.

Mudah sekali, bukan?

Sebenarnya tidak semudah itu. Ada beberapa prosedur yang harus aku lewati terlebih dahulu. Setelah itu, barulah aku bisa melancarkan aksi jitu.

Aku yakin, Tuhan pasti bersamaku!

Hari ini, misiku fokus pada penyelamatan Rona. Sementara untuk kasus narkotika yang melibatkan suaminya, aku serahkan kepada para aparat yang bertugas pada bidangnya. Tugasku hanyalah menemukan barang bukti dan beberapa informasi yang bisa memberatkannya. Walaupun beberapa kali tertangkap basah, namun tetap saja pria itu bisa terhindar dari jeratan penjara.

Beruntung sekali, Dia!

Aku menuju TKP dengan membawa semua peralatan yang dibutuhkan. Untung saja, kalau hanya untuk membersihkan dan mengisi freon pada pendingin ruangan, itu sudah biasa aku lakukan. Jadi, tugasku kali ini, hanya meyakinkan mereka bahwa aku adalah seorang teknisi sungguhan.

Anggap saja aku sedang menjadi aktor dalam sebuah film action ternama. Berani mengambil resiko besar demi mencapai ending yang sempurna. Bukannya sedang berhalu ria, namun inilah kenyataannya. Situasi seperti ini cukup menegangkan bagi siapa saja. Masuk ke dalam kandang singa dengan membawa daging segar sebagai umpannya.

Siap-siaplah menjadi mangsanya!

Setelah melewati pemeriksaan di gerbang depan, aku diizinkan masuk ke dalam rumah megah nan indah itu. Pandanganku mengekori setiap detil rumah ini, sembari mencari-cari pergerakan wanitaku.

Ya, anggap saja begitu. Kali ini Rona adalah wanitaku. Wanita yang bertahta paling tinggi di dalam kalbu.

"Hei ... kau mau kemana?" Suara salah satu penjaga rumah tersebut, menghentikan gerakanku yang semakin maju. Aku menoleh ke arahnya dan mendapatkan petunjuk baru. Salah satu ruangan itu terbuka sedikit, menampakkan Rona dan pria itu sedang beradu argumen, sepertinya begitu.

"Ruangan kerja bos ada di sebelah sini." Penjaga berpakaian serba hitam itu mengarahkan sebelah tangannya pada sebuah ruangan yang terdapat di sebelah kiriku. Sementara, tangan yang satunya lagi, masih kokoh memegang senjata api yang aku yakini berisi peluru penuh dan siap menembus keningku.

Jika aku salah melangkahkan kakiku!

Tanpa berlama-lama lagi, kumasuki ruangan itu, lalu mengerjakan tugasku. Aku ditemani salah satu teknisi lain yang dengan siaga menggantikan peranku jika sudah adanya waktu. Waktu untuk membawa Rona bersamaku.

Rencana penyelamatan ini sudah tersusun dengan apik. Apalagi, dua pleton pasukan sudah disiapkan sebelumnya--jika terjadi sesuatu yang berbahaya. Membahayakan nyawaku, maksudnya.

Ketika penjaga itu berpindah tempat, aku meminta temanku untuk berganti peran. Sedangkan aku ... mencoba mengintip dari celah pintu ruangan. Bisa kulihat, Endar keluar dari kamar tersebut, lalu membanting daun pintu itu dengan penuh kekuatan.

Sekali lagi, aku melihat amarah yang tergores penuh pada setiap garis wajahnya. Semoga, Rona baik-baik saja.

Perlahan kulangkahkan kaki keluar, mengendap-endap seperti maling--yang sedang berusaha mengincar harta karun di dalam istana itu.

Dan ... aman!

Kuputar knopnya pelan-pelan, lalu menelusupkan tubuh kekarku dalam sekali gerakan. Seketika itu juga, aku melihat Rona tersentak bukan main, pasti ia mengira aku ini adalah seorang rampok yang siap meluncurkan aksi kejahatan.

"Siapa, Kamu?!" pekiknya tak mau tahu.

Ia terlihat begitu ketakutan. Mungkin karena aku menggunakan penutup kepala, maka dari itu ia tidak bisa melihat wajahku yang paling tampan.

"Ssst ... ini aku, Huda." Sejurus kulepas topiku, dan ia pun sontak menghambur ke dalam pelukan.

Pelukanku, pastinya!

Beberapa detik, dapat kurasakan tubuhnya bergetar karena ketakutan. Namun, sepersekian detik kemudian, ia melerai dekapan. "Apa yang kamu lakuin di sini, Mas? Tempat ini sangat berbahaya untukmu." Ia menggoyang-goyangkan bahuku, menagih jawaban.

Kuelus pelipis hingga pipinya dalam sekali usapan. "Aku datang untuk menyelamatkanmu."

Kedua matanya membola sempurna, setelah mendengar penuturan gilaku. "Yang perlu diselamatkan itu diri, Mas. Endar sedang mengerahkan orang-orangnya untuk menghabisimu. Tolong, pergilah dari sini. Selamatkan dirimu!"

DEG

Terpopuler

Comments

Milhiyah

Milhiyah

Wah jadi tegang ....tàpi si komandan kan sudah siap gerak

2022-09-14

0

Nofi Kahza

Nofi Kahza

woaah... krna ini based on real story jd berasa beneran tegangnya😦

2021-12-22

0

KOwKen

KOwKen

ahhh mantap

2021-09-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!