Disinilah Marcel sekarang berada, dirumah besar keluarganya. Dia ingin malam ini harus selesai bersama Ingrid. Semua hal dan bukti yang dia dapat sudah cukup untuk mengambil keputusan. Dia harus bercerai dengan Ingrid karena diantara mereka tidak ada saling mencintai, hanya Marcel yang cinta sama Ingrid.
Dan sekarang cinta Marcel terlalu kecil dibanding rasa kecewanya. merasa dibohongi, dipermainkan dan dimanfaatkan untuk kesenangannya sendiri.
Sekitar jam 11 malam Ingrid sampai dirumah itu. Begitu melihat mobil Ingrid masuk pekarangan, Marcel sudah turun dari lantai dua menuju ruang depan menunggu Ingrid masuk.
"baru pulang,? tanya Marcel pelan mengagetkan Ingrid yang baru masuk disusul Yanti asistennya.
"iya, saya cape mau istirahat" katanya enteng hendak berlalu dari tempat itu.
"jangan masuk ke kamarku lagi. semua barangmu itu sudah di packing sama Sri, dan ini hari terakhir kamu menginjakkan kaki dirumah ini"
degg
Ingrid sangat kaget dan shock.
'apa maksud Marcel, dia mengusirku. apa dia tahu aku sama si x tadi malam. tapi bodo amat dia kan cinta banget samaku nanti aku pura-pura nangis dikit deh, batin ingrid'
Dia berbalik menatap Marcel yang masih terlihat tenang dengan kedua tangan terlipat di dada.
"apa maksudmu" tanya Ingrid pura-pura bingung.
"biar aku jelaskan kalau begitu pelan-pelan" jawab Marcel tenang.
"Yanti, kemarin kalian pemotretan dimana"?
"daerah puncak tuan" Yanti sudah gemetaran melihat ekspresi Marcel begitu juga Ingrid. Marcel ngga pernah semarah ini, batinnya.
"sampe jam berapa"
"sampe malam tuan" bermaksud menutupi kesalahan Ingrid.
"kamu tidak bohong" tanya Marcel menatap tajam membuat Yanti tambah takut.
"ti...ti...." belum selesai ngomong sudah dipotong oleh Marcel lagi.
"kok kamu sepertinya sangat takut, apa kamu melakukan kesalahan" todong Marcel lagi. Yanti sudah sangat ketakutan biar bagaimana pun dia memang tahu bosnya selingkuh. tapi dia bisa apa, dia digaji oleh ingrid. lalu dia menoleh ke Ingrid majikannya berharap ada bantuan dan perlindungan. Dan Ingrid pun mengerti lalu menatap Marcel juga.
"maksud kamu apa interogasi Yanti begitu" tanyanya masih mencoba mempertahankan egonya seperti biasa.
"diammmmm" teriak Marcel membuat Ingrid kaget sampai mundur beberapa langkah. Yanti jangan ditanya lagi takutnya, dia hanya bisa menunduk.
"apa tadi aku bertanya padamu, apa kamu itu Yanti",? teriak Marcel lagi.
Terlihat Leon sang asisten mendekat keruangan itu begitu mendengar teriakan tuannya tadi. tapi dia tetap jaga jarak jangan sampai terlalu ikut campur.
Ingrid sudah sadar sekarang dia dalam bahaya.
Tapi dia harus tetap sok dan egois untuk mempertahankan harga dirinya. dia harus bicara. tapi sebelum dia bicara lagi Marcel sudah mendekati Yanti.
"sampe jam berapa bekerja kemarin dan apa yang kamu lakukan dengan bosmu" suara Marcel sedikit rendah walaupun tetap mengintimidasi.
"hanya pemotretan tuan", jawabnya sudah hampir terbata-bata.
"jam berapa kalian ke hotel istirahat, jangan bohong, aku akan menyeretmu ke polisi kalau kamu bohong"
"kamu kenapa sih, kenapa kamu interogasi Yanti begitu, kami cape kami ingin istirahat" Ingrid sudah merapat ke tubuh Yanti untuk melindunginya.
Marcel menatap tajam Ingrid. Dari caranya Ingrid yang ketakutan Marcel sudah sangat yakin untuk bercerai.
"baik, kalau begitu istirahatlah. keluar dari rumah ini dan bawa semua barangmu beserta asistenmu itu, besok pengacara akan mengurus perceraian kita"
deggggg
Ingrid sangat kaget. dia memang ngga cinta sama Marcel tapi dia juga belum siap kehilangan Marcel.
"ohhhh kamu mau menceraikan saya, ok " jawab Ingrid masih dengan egonya seperti biasa. karena dia pikir dia sudah punya beberapa aset Marcel seperti rumah mewah, apartemen mewah dan juga mobil mewah.
"ayo Yanti," ajaknya ke asistenya."tolong panggil pak Tono untuk angkat semua barang saya" ucap Ingrid dengan sombongnya.
"iya Bu," ucap Yanti sambil berjalan menunduk keluar.
"iya Bu" pak Tono sudah datang setelah dipanggil Yanti.
"tolong angkat itu semua ke mobil' Ingrid menunjuk barang-barangnya yang sudah dipacking itu dan dengan somboongnya meninggalkan Marcel yang masih berdiri tenang.
"dimasukkan ke mobil yang mana Bu," tanya pak Tono setelah tiba diluar.
"ya mobil sayalah," ucap Ingrid yang sedang memainkan handphonenya.
"tapi...", pak Tono belum menyelesaikan ucapannya.
"tapi apa lagi sih pak, jangan ikut bikin aku pusing deh"
"kunci dan surat mobil sudah diambil pak Leon Bu"
"apaaa" dia melangkah masuk lagi.
"Leon Leon " dia masuk lagi memanggil Leon yang tadi masuk dari pintu samping.
"ada apa Bu," jawab Leon tenang di dekat tuannya Marcel.
"apa maksudmu mengambil kunci mobil saya," Ingrid sudah benar-benar emosi.
"saya hanya menjalankan perintah Bu," jawab Leon tenang melirik bosnya.
"kamu benar-benar kelewatan ya, sampai mobil yang sudah kamu kasih kamu tarik lagi, laki-laki macam apa kamu,"? tunjuk Ingrid diwajah Marcel. Sebenarnya Marcel ingin menampar wanita ini tapi dia ingat pesan Leon dan pengacaranya untuk jangan sampai main fisik.
"kenapa emang, dulu mobil itu aku kasih untuk istriku, yang aku anggap sayang sama aku. tapi sekarang istriku itu sudah tidak ada yang ada hanya sampah sisa orang, jadi aku ambil aja mobilnya buat aku sumbangkan ke orang yang membutuhkan." jawab Marcel setenang mungkin..
"ihhhhh kurang ajar kamu ya" ucap Ingrid sudah sangat geram. "kamu akan menyesal" ucapnya dan berlalu keluar.
Harus bagaimana sekarang, apa dia panggil sopir yang di rumah lama nya saja. Mau ngga mau harus begitu.
Lalu dia telepon sopir dirumahnya yang lama untuk mengambil semua barangnya.
"Yanti pesankan kita taksi"
"baik Bu"
Lalu menunggu taksinya datang dia memainkan handphonenya.
gimana ini kalau Marcel menceraikannya, sementara sang fotografer masih punya istri. padahal sekarang dia butuh dada seorang laki-laki tempat bersandarnya.
tidak berapa lama taksi pun datang dan mereka berlalu dari tempat itu.
"kemana kita Bu" tanya Yanti hati-hati
"apartemen' jawabnya singkat dan masih memejamkan matanya.
"ke apartemen xxx pak"
"baik Bu" jawab sang supir.
Sampai di apartemen mewah itu jam sudah menunjukkan angka 3 subuh.
Yanti langsung mengambil kartu acces apartemen tersebut dan memasukkannya, tapi ditolak. dia coba lagi tapi ditolak lagi sampai tiga kali. Ingrid belum sadar apa yang terjadi, dia sibuk dengan handphonenya..
"kartu acces nya ditolak Bu,"
"apa"
"ini saya sudah coba 3 kali Bu"
"kurang ajar, sini gua coba," sambil mencoba dan karena ngga bisa melemparkan kartunya.
Karena melihat seperti butuh bantuan seorang security pun mendekat.
"ada yang bisa dibantu Bu," tanyanya sopan
"ini pak kayaknya accesnya diganti pak Marcel,"
"iya Bu kemarin orangnya pak Marcel mengganti kartu acces memang"
Ingrid sangat geram mendengarnya,
"kamu kurang ajar marcel' gumamnya.
"ya sudah Yanti kita kehotel aja dulu yang disebrang itu,"
"iya Bu"
Merekapun turun dan menuju hotel mewah disebrang jalan. Dengan sigap Yanti buka kamar untuk mereka.
"kamar VIP ya"
"baik Bu, ditunggu sebentar"
"bayar cash atau card Bu,"?
"card" jawab Yanti sambil menyodorkan black card Ingrid yang dibuatin oleh Marcel.
"sebentar ya Bu, " lalu pegawai hotel itupun menggesekkan kartunya.
"kartunya ditolak Bu, ada kartu lain"?
"apa, " card-nya juga sudah diblokir batin Yanti.
"kartu ini sudah ngga bisa Bu, ATM yang dikasih pak Marcel juga ngga bisa"
"apa,... Marcel benar-benar ya", makinya...
"ini pake atmku" lalu menyodorkan ATM pribadinya.
Setelah semua kejadian dan drama hari kemarin sampai subuh akhirnya mereka bisa tidur dan istirahat dihotel itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Rey Silalahi
syukurin inggrid
2024-09-12
0
Suryadi Jusuf
kamu terlalu percaya diri inggrid
2024-05-11
1
mama Neo
terimakasih👍🙏
2024-04-14
1