Sementara disatu kota dipinggiran jakarta bi Ani yang sedang melayani pembeli kaget mendengar cucunya menangis.
"Sebentar ya Bu, cucu saya menangis," sambil masuk kedalam rumah.
"Rio kenapa nak, kok menangis"?
"tadi aku ngga liat nenek" jawabnya terbata-bata.
"o alah nak, nenekkan didepan melayani orang beli"
"Ira tolong layani ibu itu nak, nih Satrio nangis ini mau mandi dulu" ternyata Ira juga mendengar tangisan Satrio tadi.
"oh iya Bu"
sambil mengusap-usap punggung cucunya bi Ani menghibur Satrio yang masih sesenggukan sisa menangis tadi.
" sudah jangan nangis lagi, bentar lagi nenek mau ke pasar, ikut ga, beli tembakan lho" goda bi Ani karena itulah kesukaan cucunya beli mainan tembakan.
"ikut nek, ikut, " jawab Rio antusias.
"ya udah berarti sekarang mandi terus kita sarapan. barulah setelah itu kita ke pasar"
"asiap nek" langsung lompat menuju kamar mandi.
"kamu itu, dengar pasar aja langsung cerah" sambil geleng-geleng kepala.
Setelah selesai mandi dan pakai baju Satrio berlari kedepan, ternyata dagangan nasi uduknya juga sudah hampir habis.
"ya sudah nak, sisanya itu buat sarapan kita aja, mumpung kamu libur kita kepasar sama Satrio"
"iya ma"
" kasian dia sudah lama tidak beli mainan"
"iya ma, saya juga pengen beli bajunya satu stel"
"ya sudah beresin gih, nanti aja cuci piringnya pulang dari pasar, toh kamu libur ini" sekarang Ira kerja dipabrik garmen dan setiap Sabtu Minggu dia libur.
"iya ma"
Akhirnya mereka bertiga jalan kaki menuju pasar karena memang tidak terlalu jauh.
Sampai di pasar Rio langsung menuju toko mainan supaya selama dipasar dia tidak rewel.
setelah itu barulah belanja buat dagang dan Ira belanja pakaian buat Rio dan juga mamanya.
"Ira, sudah apa belum"?
"sudah Bu, ayo Rio kita pulang sudah beli mainan jangan nakal ya",
"iya ma, nek," dengan sumringah
Begitu sampai dirumah, Bu Ani menyimpan semua belanjaannya dikulkas kecil dirumah itu sementara Ira sudah bermain dengan Satrio.
Sekarang memang Ira sudah bekerja dipabrik garmen dan Bu Ani setiap pagi jualan nasi uduk. Biarpun sederhana sekali tapi mereka terlihat bahagia. mumpung libur dia ingin nemanin Satrio main.
"cape juga mama nemanin kamu" ucapnya sama Satrio
"ih mama begitu aja cape, orang harus bisa lari-lari ma"
"ya sudah sekarang kamu main sendiri, mama mau istirahat dan bantu nenek" berlalu keruang tengah.
"sini Bu, Ira bantu, cape juga main sama Satrio"
"emang iya, anakmu itu ga bakalan diam selain tidur"
Sambil membantu mamanya memotong- motong sayuran Ira bersenandung kecil.
"tumben kamu nyanyi, udah lama ibu ngga lihat kamu nyanyi di kamar mandi dan senang"
"ihh ibu bisa aja,"
"apa kamu lagi jatuh cinta, sepertinya nak Edy itu orang baik"?
"ibu apaan sih, saya belum kepikiran laki-laki Bu, fokus kita kan Rio ganteng"
"iya sih nak, coba dulu ibu ngga bawa kamu ke Jakarta mungkin sekarang kamu sudah menikah dengan orang yang kamu cinta"
"ehh ibu malah salahin takdir. itu semua sudah jalannya Bu. kalau aku tidak ikut ibu kerumah itu aku tidak dapat Satrio. berkah terbesar dalam hidup. walaupun pertama-tama memang aku ngga terima Bu."
"iya ya nak, syukurlah kamu sudah bisa berdamai dengan keadaan. Ibu janji akan selalu mendukungmu dengan semua kemampuan ibu"
"makasih ya Bu, biarpun dulu sangat sangat berat, tapi ibu selalu mendukungku dan selalu ada buat aku. makanya aku bertekad Bu nanti kalau uang tabunganku sudah banyak kita beli rumah ya Bu, biarpun kecil tempat berteduh"
"iya sayang, kita sama-sama berjuang ya"
"semua kenangan dirumah majikan ibu itu sudah saya kubur dalam-dalam Bu, saya hanya bawa Satrio hehehe"
"iya Ra, melihat Satrio ibu jadi lupa sakit dan susahnya" sambil meneteskan air mata.
"ma, nek..." tiba-tiba Satrio sudah ada didepan mereka.
"ehh iya nak, ada apa,?
"kok wajah nenek sedih, nenek habis nangis ya? sambil mengusap wajah neneknya.
"ngga sayang, nenek hanya terlalu bahagia melihat Satrio sudah besar sekarang" sambil mengusap kepala Satrio.
"emang kalau terlalu bahagia itu mengeluarkan airmata ya ma,?
"kadang begitu sayang" ucap Ira"udah Sono main lagi mama sama nenek mau beresin ini dulu"
"ok ma" sudah berlari keluar rumah...
"oh ya ma kapan-kapan pas aku libur kita main ya kerumah Bu Alma. biar bagaimana pun dia yang bawa kita bisa sampai seperti sekarang ini," mengingat dulu ibu almalah yang mencarikan Bu Ani tempat kerja cuci gosok dan juga kontrakan kamar dekat kerjaan itu. sampai akhirnya setelah memiliki sedikit modal Bu Ani memutuskan jualan nasi uduk setelah Ira bekerja di garment.
"iya ya Ra, sudah lama tidak ketemu Alma, ntar ibu telepon deh"
"kamu ingat ga dulu pertama kita ngontrak dia sampe minjamin kita kompor sama ember",
"iya Bu, Ira sangat ingat"
"nanti kita kesana aja deh, sore-sorean, atau kita ajak dia ketemu dimana gitu"
"boleh juga Bu, toh besok masih hari Minggu masih bisa istirahat. "
"ok ibu telepon dia dulu deh"
Setelah membereskan sayuran yang tadi dipotongin Ira pun mandi karena sangat gerah.
"Ra, kata Alma nanti jam 4 kita ketemu didepan mall x itu, ngga papa kan,"?
"ok Bu, aku menggosok cucian kemarin dulu deh kalau begitu"
"nanti kita naik apa Ra,"
"kita naik taxi online aja Bu, kasian Satrio kalau naik angkot jalan dari jalan raya kemallnya lumayan jauh"
"oh iya nak, ibu setuju, kita masih ada rezeki"
"saya sudah ada tabungan beberapa juta Bu, tenang aja. g Joajiku selalu utuh aku simpan"
"nanti kasih sedikit uang buat almanya nak,sekarang kamu sudah kerja. ingat dulu dia sangat membantu" Bu Ani mengingatkan putrinya
"iya Bu nanti aku kasih, kita cari ATM nanti"
"kamu tidak usah ambil di ATM, ini mama ada duit sedikit pakai ini dulu. setiap hari mama sisihin sedikit sedikit."
"ibu sangat hebat ya, belanja hari-hari kita juga sudah ibu tanggung dari penjualan nasi uduk"
"kalau kita berusaha dan berdoa pasti mendapatkan hasil nak" jelas mamanya.
"iya Bu, sekarang aku merasa bahagia. ada ibu ada Rio dan ibu berjualan sementara saya sudah bekerja. kita sudah sangat bahagia Bu"
"iya sayang, kita sudah bahagia. jangan selalu menuntut lebih, kita bersyukur aja atas berkat kita"
"iya ibu Ani yang baik" sambil mencebikkan bibir menggoda ibunya.
Itulah keseharian mereka sekarang sangat bahagia dalam kesederhanaan. Mungkin apa yang mereka miliki hanya debu bagi orang kaya termasuk Marcel ,tapi mereka sangat bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Rey Silalahi
ohhhj ternyata ira sudah melahirkan anak marcell toh
2024-09-12
0
Suryadi Jusuf
wahhhh antara si kaya dan si miskin ya
2024-05-11
1
Rain Hard
ikut dulu thor
2024-04-13
1