Sekitar jam sepuluh lewat dikit Rendi tiba didepan Mars corp yang merupakan kantor Marcel. Recepsionist langsung mengarahkan keruangan Marcel.
"pagi pak, dengan pak Rendi?" sapa Rani ramah
"iya, bosmu ada"
"ada pak, pak Marcel sudah menunggu anda, mari," Rani mengetuk ruangan Marcel dan membuka sedikit pintunya.
"pak Rendi sudah datang pak"
"persilakan masuk" masih menatap monitor di depannya.
"siang pak, apa aku boleh masuk," ucap Rendi menirukan suara perempuan.
marcel kaget dan menoleh mendengar suara perempuan.
"sialan Lo" sambil berdiri mendekati sahabatnya dan melakukan TOS ala mereka.
"duduk, gimana kabarmu sama Tante Mirna"
"so far so good"
"Bagus deh, jadi kangen sama Tante Mirna"
"Hei ngapai Lo kangen nyokap gua, masih waras Lo kan", canda Rendi.
"Sialan Lo, sepertinya kamu makin sukses ya, kapan nih undangan Lo,"?
"tenang aja, justru itulah tujuan gua pulang"
"ohhh jadi lho dah menemukan tambatan hati Lo, Bagus deh Darida Lo hancur di dunia malam," hehehehe Marcel senyum meledek.
"Sialan Lo, by the way gua boleh ngomong sesuatu ga sama Lo", kali ini wajah Rendi sudah sangat serius.
"lho kok jadi serius sih, memang mau ngomong apa sih, aku jadi merinding nih melihat Lo serius begini", canda balik marcel tapi tiba- tiba diam melihat keseriusan Rendi.
"gua harap Lo jangan emosi dan tetap berpikir jernih" ucap Rendi sangat serius.
"ok ok ok aku ga akan emosi, ada apa nih, jangan buat penasaran begini donk"
"gua lihat bini Lo masuk hotel dengan seorang pria di Singapura. gua yakin ga salah lihat, karena aku sudah kenal banget dengan istrimu. tapi laki-laki itu aku ngga kenal"
Marcel kaget tapi masih berusaha dia tutupi.
"kamu salah lihat kali, istriku beberapa waktu ini ngga ada kesingapura" sebenarnya dia juga ragu sih tapi dia berusaha meyakinkan diri sendiri.
"masa iya cel, ini nih istri Lo kan"? sambil mengeluarkan telepon genggam dari saku celananya dan menunjukkan Vidio yang sempat dia rekam dan menyerahkannya ke tangan Marcel.
Marcel berusaha tenang melihat rekaman itu. Tapi ngga berhasil, dia sangat geram melihat rekaman itu, ingin dia banting handphone sahabatnya. Untungnya Rendi masih mengingatkannya setelah Rendi melihat perubahan mimik wajahnya.
"sabar bro, jangan emosi. aku juga kurang tahu apa momentnya mereka disitu. siapa tahu untuk bekerja. cuma yang aku ga habis pikir istrimu kayaknya mesra banget sama laki-laki itu"
"kapan itu ren" tanya Marcel pelan tapi sangat dalam. jadi ini kerjaannya diluar sana, aku telah salah selama ini memberikan kepercayaan penuh padannya, dalam hati Marcel.
"tanggal persisnya aku lupa bro, yang pasti aku kesingapura sekitar dua bulan yang lalu, oh ya lihat direkaman aja tanggalnya"
"kamu benar dua bulan yang lalu" ucap marcel setelah melihat tanggal rekaman itu. dia tersenyum getir sambil menyerahkan handphone Rendi.
"sorry bro, bukannya saya ingin ikut campur, tapi kenapa kamu masih bolehin dia jadi model,"
Marcel tersenyum kecut. "kamu pikir aku setuju dia jadi model, tapi saya ngga bisa menghalanginya,"
"kenapa, apa hubungan kalian kurang baik" selidik Rendi."saya hanya tidak ingin kamu dia permainkan"! lanjut Rendi.
"maksud kamu,?"
"sorry lagi bro, saat di Singapura itu juga ada seorang klienku yang tahu banyak tentang istrimu. kamu kenal fotographer si x. bahkan dia cerita banyak tentang keburukan istrimu dan dia sempat menawari aku untuk kencan sama istrimu. dia tidak tahu aku mengenalmu"
"Apa" terlalu kaget
"sebaiknya kamu selidiki pelan-pelan bro, aku tidak ingin kamu marah tanpa tahu kejelasannya. kalau menurutku jangan terlalu percaya padanya, sebenarnya waktu itu aku ingin langsung telepon kamu, tapi aku takut kamu kecewa, kamu kan cinta mati sama dia!"
"huhhh ok bro aku akan cari tahu tentang ini, terimakasih untuk informasinya."
"kalau begitu aku pamit bro masih banyak yang harus aku kerjakan, kalau aku tidak sempat antar undangan kamu tetap harus hadir ok," Rendi sudah bangkit berdiri..
"kamu buru-buru banget sih, belum juga aku tawarin minum,"
"next time bro, aku pasti minta traktir"
"ok, semoga lancar sampai jadi raja sehari, jangan sungkan telepon aku kalau ada yang bisa aku bantu",
"ok, aku pulang dulu, kamu ngga usah antar, aku tahu kamu super sibuk"
"kamu itu selalu pengertian"
"ok bye"
Sepeninggal Rendi hati Marcel benar-benar hancur. apalagi mengingat video yang ditunjukkan oleh Rendi. tapi Rendi benar dia harus selidiki dulu masalah ini. Marcel ingat-ingat sekitar dua bulan yang lalu dia mengunjungi mama papanya di luar negri.
'berarti saat aku mengunjungi mama papa dia bukannya ada kerjaan tapi jalan- jalan kesingapura" batin Marcel geram.
"Leon keruangan aku sekarang"
"baik tuan"
tok tok tok
"masuk"
"duduk Leon"
"iya, makasih pak"
"Leon dua bulan yang lalu saat aku mengunjungi mama coba kamu tanya Yanti dan selidiki istriku kerja dimana aja?"
"ok tapi kalau boleh tahu ada apa tuan"? tanya Leon hati- hati.
"huhhhhh ini agak pribadi Leon, berat buat aku, aku bingung sekarang,"
"baiklah kalau memang pribadi saya juga tidak mau ikut campur terlalu jauh tuan"
"aku kesal banget Leon, aku marah dan aku merasa dibodohin"
"maaf tuan aku belum faham arah masalahnya"
" Rendi pernah lihat Ingrid dengan laki-laki lain masuk ke hotel di Singapura"
"ohhhh begitu" jawab Leon enteng, membuat Marcel mengerutkan keningnya.
"kok kamu ngga kaget sepertinya, apa kamu menyembunyikan sesuatu atau tahu tentang hal ini"?
"ahhh ngga ngga tuan, saya ngga nyembunyiin apa pun"
"tapi wajahmu mengatakan kamu tahu sesuatu" Marcel makin melotot ke Leon.
Mungkin ini waktunya saya kasih tahu sedikit sama tuan tentang keburukan nyonya Ingrid, kasian kalau tuan terus mempercayai wanita itu, batin Leon masih menatap Marcel.
"kamu malah melotot ke aku, ada apa?"
"begini tuan, maaf," ucapannya sempat terpotong karena dia ragu lagi.
"katakan" ucap Marcel sudah dengan tatapan sangat tajam.
"begini tuan, waktu itu tuan ingat ga, sepulang meeting dihotel x saya bilang saya melihat nyonya dengan seorang laki-laki, terus tuan bilang mataku sudah rabun besok periksa aja. Dan tuan ingat saya waktu itu tidak pulang bersama tuan karena saya bilang mau beli sesuatu. maaf tuan saya memang kurang sopan tapi saya rasa sekarang tuan harus tahu kalau yang aku lihat itu adalah nyonya dengan fotografer terkenal. mereka masuk ke kamar hotel dengan mesra tuan. bahkan saya mengikuti mereka sampai masuk kamar."
"apaaaaa" emosinya langsung meledak sampai berdiri dari kursi kerajaannya dengan muka yang sudah berapi-api.
"kamu tahu hal sebesar ini tapi kamu tidak beritahu aku,!" Marcel menarik kerah kemeja Leon.
"maaf tuan, karena tuan pasti tidak percaya sama saya." Leon sudah menunduk.
sejenak mereka berdua hening di ruangan itu.
"dan bukan hanya itu tuan, saya pernah mendengar nyonya mengatakan kalau dia hanya memanfaatkan tuan, dia tidak benar-benar cinta sama tuan, dia masih penasaran dengan beberapa lelaki keren diluar sana", lanjut Leon tidak berani menatap Marcel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Rey Silalahi
waduhhhh cewek murahan donk walaupun cantikkk
2024-09-12
0
Suryadi Jusuf
kayaknya menarik nihhhh
2024-05-11
1
Maria Magdalena Indarti
marcel bodo kali kau
2024-04-15
1