Masih mencari tahu

Saat Amira tengah larut dalam sedihnya melihat keadaan nyonya Sarah tiba - tiba ia mendengar suara langkah kaki. Dengan tergesa ia letakkan kembali tangan nyonya Sarah di dadanya lalu ia pun segera mengintip dari celah pintu. Tampak dua pengawal itu sudah berdiri di depan pintu. Amira merasa bingung bagaimana caranya agar ia dapat keluar dari kamar tersebut tanpa diketahui oleh kedua penjaga yang ada di depan kamar.

"Apa yang harus aku lakukan?.... ayo Amira berfikir..." batinnya.

Saat Amira masih kebingungan di dalam kamar terdengar suara hp berbunyi dari arah luar. Rupanya hp dari salah satu pengawal tersebut. Entah apa yang dibicarakan mereka Amira tak dapat mendengarnya dengan jelas namun tak lama ia dapat mendengar langkah kaki menjauh dari depan kamar. Saat ia mengintip kembali dari celah pintu dilihatnya kedua orang itu menuju lift sepertinya mereka sedang menunggu seseorang. Tak membuang waktu Amira pun langsung menyelinap keluar dari kamar dan dengan sembunyi-sembunyi ia meninggalkan tempat itu. Untung saja di setiap ruangan ada sedikit celah yang dapat ia gunakan untuk sembunyi agar tak terlihat oleh para penjaga. Setelah sampai di pintu tangga darurat ia langsung membukanya dan bergegas turun. Sengaja ia menggunakan tangga darurat agar tak bertemu dengan orang yang mengenalnya. Namun Amira tak menyadari bahwa gerak geriknya sedari tadi sudah ada yang mengawasi.

"Cepat kejar gadis itu jangan sampai lolos lagi..." kata seseorang saat dilihatnya Amira pergi ke tangga darurat melalui kamera cctv.

Dengan cepat beberapa orang berpakaian hitam sudah menyusul Amira menuruni tangga darurat. Amira yang merasa ada yang mengikuti mempercepat langkahnya bahkan ia keluar dari tangga darurat dan menelusuri lorong - lorong rumah sakit, mencoba berbaur dengan para pengunjung yang sedang mengunjungi pasien. Untung saja saat itu memang sedang jam besuk sehingga tak ada yang memperhatikan saat ia berkeliaran disana.

Sesampainya di lobi rumah sakit Amira melihat beberapa orang berpakaian seperti pengawal yang ia lihat didepan kamar nyonya Sarah tadi seperti sedang mencari-cari seseorang. Secara reflek Amira langsung menyembunyikan dirinya dalam rombongan orang-orang yang ingin keluar dari rumah sakit setelah membesuk. Untung saja Amira berhasil lolos dan begitu ia sampai diluar ia pun langsung mencegat sebuah angkot yang baru saja menurunkan penumpangnya di depan rumah sakit tersebut dan langsung naik kedalamnya. Lalu angkot tersebut pergi setelah Amira duduk di dalamnya. Sehingga orang-orang yang mengejarnya pun kehilangan jejaknya. Tak lama angkot tersebut berjalan Amira pun meminta untuk turun dan setelah membayar ongkosnya Amira pun berjalan kaki ketempat ia memarkirkan motornya.

Setelah mengambil motornya ia pun segera menaikinya dan pulang kerumah bu Wati. Sementara itu beberapa orang yang tadi mengejar Amira sedang menghadap majikannya.

''Bodoh... kenapa bisa kalian kehilangan gadis itu lagi hah!!'' kata tuan Sam dengan marah.

Ya tuan Sam memang mengawasi kamar dimana adiknya itu dirawat melalui kamera cctv rumah sakit karena dia adalah pemilik dari rumah sakit tersebut makanya ia dapat mengetahui keberadaan Amira disana.

"Maaf tuan.."

"Sudah..sekarang kalian cari gadis itu sampai ketemu dia pasti sudah kembali ke kota ini." titahnya.

"Baik tuan ..." dan mereka pun meninggalkan ruangan tersebut hanya Lukas yang masih berdiri disana.

"Apa sebenarnya yang kamu fikirkan gadis bodoh..." gumam tuan Sam sambil memandang keluar jendela dari tempatnya berdiri.

"Tuan boleh saya bicara?" tanya Lukas yang sedari tadi memperhatikan tingkah tuannya.

"Hmm..." sahutnya singkat.

"Dari rekaman cctv tadi sepertinya gadis itu tidak seperti orang yang ingin mencelakai nyonya Sarah..."

"Bahkan sepertinya ia sangat mengkhawatirkan keadaan nyonya Sarah." terangnya.

"Kau benar... tapi aku juga khawatir dengan keadaan kedua keponakanku itu.. apa dia merawat mereka dengan baik?" ungkap tuan Sam.

"Karna itu aku ingin bicara dengan gadis itu..." ungkapnya lagi.

"Lukas bagaimana dengan hasil penyelidikan yang kau lakukan? apa sudah ada titik terang tentang orang dibalik semua yang menimpa adikku?".

"Belum tuan...sedang pria yang kemarin juga belum mau buka mulut".

Memang saat tuan Sam tiba di tempat pria yang ditembak Amira pria itu sedang di operasi untuk mengangkat proyektil yang bersarang pada tempurung lututnya sehingga tuan Sam belum belum bisa menginterogasinya sendiri dikarenakan ia tak bisa berlama - lama di kota P.

"Lalu bagaimana dengan orang yang kita curigai itu?"

"Kami belum punya bukti yang kuat tuan karena sampai saat ini gerak geriknya masih wajar dan tak ada yangencurigakan..."

"Terus awasi dia jangan sampai ada yang terlewat, karena aku yakin dengan firasatku..."

"Baik tuan..." jawab Lukas.

Di rumah bu Wati dua bocah yang sejak pagi bersenang - senang dengan membantu bu Wati membuat cookies walaupun berakhir dengan tubuh yang belepotan tepung kini telah rapi dan wangi karena telah mandi. Dan saat Amira sampai keduanya pun menyambutnya di depan rumah.

"Bunda...." teriak keduanya bersamaan saat melihat Amira masuk ke halaman rumah mengendarai motornya.

Setelah Amira memarkirkan motornya kedua bocah itu langsung berlari dan memeluk Amira.

"Hmm....anak - anak bunda sudah wangi semua..."

"Iya dong bunda ini kan udah sore..." ujar Anna .

"Ya sudah kalau begitu bunda juga mandi dulu ya..."

"Ok..." sahut keduanya sambil memberikan kode jari.

Saat menuju kamarnya Amira melihat bu Wati yang sedang menata kue dan minuman teh hangat di meja makan.

"Assalamualaikum bu..." ucapnya .

"Waalaikum salaam... kamu sudah pulang Ra?".

"Sudah bu..."

"Lalu bagaimana hasilnya?"

"Alhamdulillah bu...saya sudah bertemu nyonya Sarah, namun kondisinya masih koma...". "Ya sudah kamu mandi dulu gih... baru nanti kamu ceritakan semua pada ibu." ucap bu Wati.

"Baik bu..." jawab Amira yang kemudian masuk kekamarnya untuk mandi.

Selesai mandi Amira pun melaksanakan ibadahnya terlebih dahulu sebelum keluar kamar untuk menemui bu Wati. Saat menemui bu Wati di ruang keluarga terlihat Anna dan Adit juga ada disana. Keduanya tampak sedang menikmati kue dan minum teh hangat bersama bu Wati. Amira pun ikut bergabung dengan mereka. Dan mereka pun menikmati sore itu dengan bersenda gurau sambil menikmati camilan beserta teh hangat. Amira pun sempat membahas keadaan nyonya Sarah yang masih koma. Mendengar keadaan mamanya yang belum sadar membuat kedua anak itu ingin menjenguk. Namun Amira berkata agar keduanya bersabar dulu menunggu situasi yang memungkinkan mereka untuk menengok nyonya Sarah.

Setelah makan malam dan kedua anak itu tidur barulah ia dapat bercerita selengkapnya pada bu Wati. Mendengar cerita Amira, bu Wati berfikir jika kedua anak itu bisa menjadi penyemangat nyonya Sarah agar sadar dari komanya. Namun untuk membawa keduanya pergi bertemu dengan nyonya Sarah sangat tidak mudah. Apalagi seperti yang dikatakan Amira disana penjagaannya sangat ketat. Lama keduanya terdiam dalam fikirannya masing - masing.

"Ra , ibu fikir sebaiknya untuk sementara kamu jangan keluar rumah dulu... karena mungkin saja saat ini mereka tengah mencarimu keseluruh sudut kota."

"Lalu bagaimana dengan nyonya Sarah bu ?"

"Ya untuk sementara kamu jangan ke sana dulu sambil kita cari jalan agar dapat mempertemukannya dengan Anna dan Adit..."usul bu Wati.

"Ibu benar ... untuk saat ini memang kita harus bersabar dulu..." ucap Amira.

Sementara itu di bagian kota yang lain tampak seorang pria sedang sibuk menatap laptop yang ada dihadapannya , terkadang terlihat keningnya berkerut tanda ia sedang berfikir keras. Tanpa disadarinya seseorang sudah duduk didepan meja tempatnya beraktivitas.

"Sayang ... tumben kamu belum pulang?" tanyanya lembut.

Yang ditanya hanya menggerakkan kepalanya sekilas lalu kembali lagi pada kesibukan.

"Sayang...." ucapnya sedikit memaksa saat tahu dirinya diabaikan.

"Ah... kalau kau ingin sesuatu katakan saja jangan bertele-tele ...." jawab laki-laki itu sedikit kesal karena merasa terganggu.

"Kok kamu gitu sih... aku kan cuma tanya..." ucap wanita yang terlihat elegan dengan balutan baju kerja itu sewot.

"Kamu ga liat apa ? Aku lagi sibuk" sergah laki- laki itu masih tak melepaskan matanya dari laptop yang ada dihadapannya.

"Emang ada masalah apa sampai kamu serius gitu?"

"Hah... kamu tahu akhir - akhir ini semua gerakanku diawasi jadi aku tidak bisa bersantai - santai saja ..." ucapnya sambil mendengus kesal.

"Kenapa tak kamu selesaikan saja semuanya ?".

"Kau pikir mudah? apalagi sekarang ada si Sam sialan itu.. makin rumit saja masalahnya..."

"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu..." ucap wanita itu sambil melenggang pergi.

Mendengar itu pria yang masih berkutat dengan laptopnya itu pun hanya mendengus sebal. Pikirannya masih kacau dengan segala laporan keuangan yang harus ia revisi kembali agar kecurangannya tak terendus oleh tuan Sam. Walau pun statusnya masih ipar dari tuan Sam namun tak membuatnya kebal jika apa yang dilakukannya selama ini pada perusahaan diketahui oleh tuan Sam. Dan dia tahu apa yang harus di hadapinya jika hal itu sampai terjadi. Selain kehilangan apa yang sudah ia dapatkan selama ini bisa juga nyawanya ikut juga melayang.

Sementara itu Amira yang sudah berada ditempat tidur bersama kedua anak asuhnya belum juga bisa memejamkan matanya. Fikirannya masih melayang mengira-ngira siapa yang ingin menangkapnya tadi siang. Jika orang yang ingin mencelakai nyonya Sarah itu tidak mungkin karena sepertinya mereka orang-orang yang sama seperti yang berjaga didepan kamar nyonya Sarah. Dan tampaknya mereka sangat menjaga keamanan nyonya Sarah tapi siapa yang meyuruh mereka? Apakah tuan Bram? . Banyak pertanyaan yang melintas dalam fikiran Amira namun tak ada jawaban yang pasti. Hal ini membuatnya semakin merasa lelah hingga ia pun akhirnya tertidur.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

suami bodoooh. cuma karena belaian wanita tukang morotin, tega sama istri dan anak kandung.

2024-12-29

0

💗 AR Althafunisa 💗

💗 AR Althafunisa 💗

Bram selingkuh sama sekertaris nya kali ya 😌

2025-01-05

0

RizQiella

RizQiella

si Bram

2024-01-09

6

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!