Kembali melarikan diri

Saat sampai di dekat kosan Amira memeriksa keadaan sekitarnya, ia takut ada orang lain yang juga mengawasinya. Walaupun keadaan terlihat aman Amira tak mau mengambil resiko, untung tempat kosnya terletak diujung dekat kebun tetangga. Dengan sedikit memutar Amira dan kedua bocah itu masuk kedalam kosan melalui pintu samping yang tak terlihat dari depan. Setelah masuk Amira langsung memasukkan semua pakaian mereka bahkan Anna dan Adit pun ikut membantu. Selesai membereskan semua pakaian Amira mengajak kedua anak itu untuk keluar dari pintu samping. Dengan mengendap-endap mereka keluar dari kosan dan menuju rumah pemilik kosan untuk mengembalikan kunci.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalaam...lho Amira? kenapa malam - malam kesini?" tanya pemilik kosan yang bernama bu Nani.

"Begini bu...saya kemari mau memberikan kunci sekaligus pamit saya mau kembali ke kampung..." ucap Amira.

"Kok mendadak?"

"Anu... bu..soalnya tadi saya dapat kabar kalau ibu saya sakit..." terpaksa Amira berbohong.

"Tapi bukannya kamu ga punya hp?"

"Tadi saya dihubungi melalui hp mbak Nisa, saya memang pernah menghubungi keluarga saya melalui hp mbak Nisa...." terang Amira.

Dalam hati Amira meminta maaf karena harus berbohong pada bu Nani yang selama ini baik padanya dan kedua anak asuhnya.

"Saya juga minta maaf jika selama ini saya dan anak-anak saya pernah salah..." sambungnya.

"Iya....begitu juga saya ya..lalu sekarang kalian akan naik apa pulang ke kampungmu?"

"Mungkin kereta bu...."

"Kalau begitu biar saya pesankan taxi online saja ya untuk pergi ke stasiun...kasihan anak-anak kamu jika naik ojek"

"Tapi nanti merepotkan bu..."

"Ah tidak .. cuma memesankan aja...kalian tunggu saja disini sampai taxinya datang..."

Tak lama taxi yang dipesan bu Nani pun datang. Setelah berpamitan mereka pun pergi ke stasiun dengan taxi. Di dalam taxi Amira berfikir kemana lagi ia harus bersembunyi sebab ternyata orang-orang yang mengejarnya punya kekuasaan yang lebih besar dari bayangannya, terbukti dengan cepatnya mereka menemukannya. Tak terasa taxi yang ditumpanginya sampai di depan stasiun, lalu mereka pun turun. Amira masih termangu di depan stasiun saat tiba-tiba Anna memanggilnya.

"Bunda kita mau kemana?"

"Hmm... bunda juga masih bingung sayang..." ucap Amira sambil menghela nafasnya.

"Bunda kita duduk dulu disana..." kata Adit menunjuk sebuah halte yang ada didepan stasiun.

Amira pun mengangguk dan merekapun melangkah ke arah halte tersebut dan duduk di bangku yang tersedia disana. Tiba-tiba terlintas dalam fikirannya untuk kembali ke kota J, bukankah tempat yang paling berbahaya itu bisa jadi tempat yang aman?

Akhirnya Amira memutuskan untuk mengambil resiko dan kembali ke kota J. Saat itu melintas seorang pengayuh becak dengan cepat ia memanggilnya dan memintanya mengantar ke terminal bayangan agar kepergiannya tidak diketahui oleh musuh - musuhnya. Sesampainya diterminal bayangan ia langsung menaiki bus menuju kota J yang memang kebetulan sudah akan berangkat. Kedua anak asuhnya pun sedari tadi sangat penurut dan tidak rewel, seakan tahu bahwa mereka masih belum aman sepenuhnya. Amira pun menyuruh agar keduanya tidur sebab perjalanan mereka masih panjang. Dan kedua bocah itu pun menurut selain memang karena mereka juga sudah kelelahan dan juga mengantuk.

Setelah kedua bocah itu tidur Amira masih belum bisa menutup matanya ... fikirannya terus melayang mencari cara agar ia dapat mencari tempat tinggal yang aman bagi mereka sekaligus dekat dengan rumah sakit tempat nyonya Sarah dirawat. Sebab menurut berita dari televisi nyonya Sarah sudah di pindahkan kesalah satu rumah sakit ternama di kota J. Namun karena terlalu lelah Amira pun akhirnya tertidur.

Di kota P pria yang tadi sudah dilumpuhkan oleh Amira sedang menghubungi majikannya sambil menahan sakit pada lukanya.

"Maaf tuan.. saya gagal lagi..." ucapnya sambil bergetar.

"Bodoh ... bagaimana bisa dua kali kamu dipecundangi oleh pengasuh gendut itu..."

"Sekali lagi maaf tuan..." belum selesai ia bicara telpon sudah dimatikan dari sebrang.

"Sial... bagaimana aku caranya aku ke rumah sakit dalam keadaan begini...."

Dengan menyeret tubuhnya menggunakan kedua tangannya ia pun berusaha pergi dari tempat itu, namun belum lagi ia dapat berpindah dari tempat semula tiba-tiba ada sepasang kaki yang menghalanginya. Saat ia mendongakkan kepalanya terlihat seorang laki-laki dengan wajah yang tertutup masker berdiri dihadapannya.

"Si...siapa ... kau?" tanyanya tergagap.

Orang itu pun menjongkokkan badannya sehingga wajah mereka setara.

"Kamu tidak perlu tahu...kau hanya perlu menjawab pertanyaanku dengan jujur..." ucapnya.

"Apa mau mu...".

"Katakan siapa yang menyuruhmu ?"

"Aku tidak tahu apa maksudmu.."

"Jangan pura-pura bodoh...jawab siapa yang menyuruhmu mencelakai gadis tadi..." ucap pria itu sambil mencengkeram kerah laki-laki yang sudah tak berdaya itu, namun dia tetap bungkam membuat lawan bicaranya semakin kesal lalu ia pun menginjak luka tembak pada kakinya.

"Aaarrgghh..." pria itu pun mengerang kesakitan namun ia tetap bungkam karena ia tahu apa resikonya jika ia sampai berkhianat.

Karena sudah tidak dapat menahan rasa sakit akibat lukanya yang diinjak akhirnya pria itu pun pingsan membuat lawannya berdecih kesal.

"Ckk..baru segitu aja udah pingsan merepotkan..." ucapnya.

Lalu ia pun menyeret tubuh pria yang pingsan itu dan menaikkannya ke dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat itu. Lalu di bawanya ke sebuah rumah yang memang sudah ia sewa, disana kemudian ia pun menelpon seseorang untuk merawat lukanya. Tak lupa ia pun menelpon majikannya untuk melaporkan peristiwa yang baru saja terjadi.

Mendengar laporan dari anak buahnya tentang seseorang yang akan mencelakai kedua keponakannya dan juga Amira, tuan Sam pun jadi geram. Ia berfikir keras siapa yang menginginkan kedua bocah itu celaka karena jika melihat perilaku Amira tampaknya bukan gadis itu yang ingin mencelakai keduanya namun ada orang lain. Tapi siapa ? Ingin tuan Sam memberitahukan hal ini pada tuan Bram namun instingnya mencegahnya untuk melakukan hal itu.

"Lalu bagaimana dengan gadis itu dan kedua keponakanku? apa mereka sudah kembali ke kosan?"

"Doni sedang mengikuti mereka tuan, saya disini masih menjaga cecunguk ini menunggu dokter".

"Baiklah akan kuhubungi dia nanti, sekarang jaga orang itu dan tunggu aku..."

"Baik tuan..." panggilan pun berakhir.

"Lukas ..hubungi Doni ..."

"Baik tuan...." jawab Lukas lalu ia pun langsung menghubungi anak buahnya yang bernama Doni.

"Mereka sudah masuk kedalam kosan tuan.... dan sepertinya mereka sedang tidur karena lampu sudah dimatikan.." lapor Doni saat dihubungi Lukas.

Dia tidak tahu bahwa saat lampu dimatikan Amira diam - diam keluar lewat pintu samping dengan kedua anak asuhnya dan mengambil jalan lain dari saat ia baru datang sehingga Doni tidak melihatnya.

Hampir dini hari saat mobil yang membawa tuan Sam beserta rombongan anak buahnya sampai di kota P . Ia langsung menuju arah kosan Amira sebab ia ingin segera menemui kedua keponakannya itu. Tiba di depan kosan Amira, tuan Sam langsung mengetuk pintu kosan tak peduli jika saat itu tidak wajar jika seseorang bertamu karena suasana masih gelap. Tak ada jawaban dari dalam kosan membuat tuan Sam tak sabar dan kembali mengetuk kali ini dengan suara yang lebih keras. Namun kembali tak ada respon dari dalam kosan. Hal ini membuat tuan Sam curiga dan langsung mendobrak pintu. Setelah terbuka ia pun langsung masuk kedalam disusul oleh anak buahnya. Mereka pun menggeledah isi kosan namun tak menemukan Amira maupun kedua bocah yang ada bersamanya bahkan pakaian mereka pun tak ada.

"Sial ...sepertinya mereka sudah pergi tuan" ucap Lukas.

"Doni...bagaimana bisa kamu kecolongan seperti ini hah!!" sergah Lukas marah.

"Maaf tuan saya sudah mengawasi mereka sejak mereka masuk lewat pintu samping tapi saya tidak tahu kalau mereka keluar lewat jalan lain..." ucap Doni.

"Sudah ...sekarang kita ketempat orang yang menyerang pengasuh itu dulu...aku masih penasaran siapa dalang dari semua ini" kata tuan Sam.

Namun baru saja mereka akan meninggalkan tempat itu tiba-tiba banyak warga yang mengepung mereka. Ternyata tetangga sebelah kosan Amira menelpon pemilik kosan setelah mendengar kegaduhan dari kosan Amira yang kemudian melapor pada ketua RT dan mengumpulkan warga.

"Kalian siapa? beraninya berbuat onar dilingkungan saya..." ujar ketua RT.

"Maaf pak kami kemari mau mencari Amira..." sahut Lukas berusaha meredam suasana yang terasa memanas.

"Emang ada urusan apa kalian dengan Amira?" ucap pemilik kosan.

"Amira sudah membawa lari dua keponakan saya...apa kalian tidak sadar?" jawab tuan Sam tak mau kalah.

"Membawa lari? memang dua anak itu bukan anak kandungnya?" kini suara pemilik kosan menjadi lemah.

"Benar...apa bapak-bapak tidak curiga wanita seusia dia sudah punya dua anak? apalagi wajah mereka tidak mirip..." sambung Lukas.

"Apa bapak tidak minta kartu identitas saat dia mau kos disini?" tanya tuan Sam.

"I..itu... karena Amira bilang kalau dia kena jambret sedang semua surat identitas ada pada tas yang dijambret itu..." terang pemilik kosan.

Tuan Sam menarik nafas berat...

"Ya sudah saya tidak akan memperpanjang masalah ini tapi tolong beritahu saya dimana Amira sekarang"

"Tadi malam Amira pamit pada saya katanya dia mau pulang kampung..." jelas pemilik kosan.

"Bapak tahu dimana kampungnya?" tanya Lukas.

"Tidak..." jawab pemilik kosan dengan wajah menyesal.

"Baiklah kalau begitu...bapak-bapak sebelumnya saya minta maaf sudah membuat kekacauan disini, dan ini pak untuk mengganti kerusakan yang terjadi" ucap Lukas sambil mengangsurkan amplop coklat berisi uang sebagai ganti rugi.

Pemilik kosan pun menerima dengan gembira.

"Kalau begitu kami permisi..." ucap tuan Sam lalu pergi dari tempat itu diikuti Lukas dan para pengawalnya.

Sedangkan para warga yang ada disana masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi, sebab selama ini Amira yang mereka kenal adalah sosok yang supel dan kedua anaknya pun tak tampak seperti anak yang sedang diculik. Namun mereka tak mau berurusan dengan orang-orang yang mencari Amira itu karena dilihat dari penampilannya sepertinya mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh dan warga tak mau mendapatkan masalah karena telah berurusan dengan mereka.

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

thor harus jeli.. ketika terjadi suatu peristiwa pastinya polisi akan membuat beberapa opsi ttg kejadian tsb.... masa langsung ambil kesimpulan penculikan.. teliti rhor

2024-02-13

3

Faradita

Faradita

aku kok curiga sama bram ( suami sarah) ya

2023-12-14

2

Ernadina 86

Ernadina 86

injak terus..siksa sampe ngaku

2023-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!