Mencari tahu

Pagi sudah menjelang saat bus yang ditumpangi Amira memasuki kota J. Amira mengerjapkan matanya saat ia mulai terbangun dari tidurnya. Dilihatnya kesekelilingnya tampak penumpang lain juga masih terlelap. Saat bus memasuki terminal Amira membangunkan Anna agar mereka bisa segera turun. Setelah menggendong Adit ia pun menuntun Anna dengan sebelah tangannya untuk keluar dari bus sedang tangannya yang lain menenteng tas bawaan mereka. Begitu turun dari bus mereka langsung menuju musolla yang ada agar Amira dapat menunaikan ibadahnya. Dalam do'anya Amira memohon agar diberi kelancaran dalam semua urusannya dan agar nyonya Sarah segera diberi kesembuhan sehingga kedua bocah yang bersamanya kini dapat segera berkumpul lagi dengan keluarganya.

Selesai dengan ibadahnya Amira pun membeli sarapan untuk dibungkus diwarung yang ada didekat situ sebab masih terlalu pagi bagi mereka untuk sarapan hanya minuman hangat yang mereka minum ditempat untuk menghangatkan perut. Setelah itu ia memanggil taxi untuk mengantar mereka kerumah bu Wati. Ya ...Amira memetuskan untuk kerumah bu Wati untuk kembali kos disana. Karena menurutnya hanya bu Wati yang dapat ia mintai bantuan.

Matahari mulai memancarkan sinarnya saat taxi yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah bu Wati. Rumah itu masih tetap sama seperti terakhir kali ia meninggalkan kosan itu. Memang sejak ia bekerja pada keluarga bu Sarah ia jarang mengunjungi bu Wati apalagi sejak dua bulan lalu ia dalam pelarian. Baru saja Amira dan kedua bocah itu turun dari taxi pintu rumah sudah dibuka dari dalam dan tampak bu Dewi keluar dari rumah.

"Amira?" tanyanya terkejut saat mengenali Amira yang berjalan masuk bersama dua bocah bersamanya.

Amira tersenyum ...bu Wati pun langsung memeluk Amira dengan erat.

"Ya Allah .... Amira..." ucapnya.

"Kemana saja kamu?"

"Nanti Amira cerita sama ibu..." jawab Amira.

Lalu bu Wati pun melihat dua bocah yang berdiri dibelakang Amira.

"Lho ..ini..." ucapnya menggantung.

"Iya bu... kenalkan ini Anna dan Adit." terangnya sambil mengangsurkan tangan kedua bocah itu untuk berkenalan.

"Ya sudah kita masuk dulu..." ajak bu Wati sambil menggandeng kedua anak itu sedang Amira membawa tas bawaannya.

Sampai didalam bu Wati mengajak Amira dan kedua anak itu untuk duduk diruang tengah.

"Kalian sudah sarapan?"

"Belum bu..tapi tadi kami sudah beli nasi bungkus".

"Ya sudah kalian sarapan dulu ibu tadi juga sudah sarapan .... nanti tasmu masukkan saja kekamarmu yang dulu tempat itu masih kosong"

"Baik bu...terima kasih sudah mau menerima kami" ucapnya.

Lalu Amira pun menyuapi kedua anak itu yang sudah terlihat lapar bergantian dengan dirinya. Selesai sarapan Amira membawa tas bawaannya kekamar lalu menyuruh kedua bocah itu untuk mandi agar merasa segar. Keduanya pun langsung menuruti Amira dan setelah keduanya selesai Amira pun menyusul mandi.

Selesai mandi dan merasakan badannya segar Amira mengajak kedua anak itu menemui bu Wati. Terlihat bu Wati sedang duduk santai di depan televisi.

"Bu..." panggil Amira.

"Oh...sudah selesai mandi Ra?"

"Sudah bu..."

"Ayo ...duduk sini." ajaknya sambil menepuk pinggir sofa yang di dudukinya.

"Anna .. Adit kalian nonton tv dulu ya..." sambungnya sambil menyerahkan remot tv pada Anna agar ia da adiknya dapat menonton yang mereka sukai.

Saat kedua kakak beradik itu mulai asik menonton acara kesukaannya bu Wati pun mulai menyuruh Amira untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi setelah sebelumnya mereka pindah duduk di ruang makan. Amira pun lalu menceritakan yang terjadi padanya selama dua bulan terakhir mulai dari kejadian yang ada di villa hingga akhirnya ia melarikan diri bersama kedua anak majikannya tanpa ada yang terlewat. Setelah mendengar semuanya bu Wati pun hanya bisa menghela nafas berat.

"Lalu apa yang kamu lakukan sekarang Ra?" tanyanya.

"Mungkin saya akan mencari tahu kabar terakhir nyonya Sarah di rumah sakit bu... dan jika memungkinkan saya juga ingin mengajak kedua anak itu untuk bertemu mamanya semoga dengan begitu nyonya Sarah bisa segera sadar..." terang Amira.

"Tapi Ra ... bukankah disana pasti penjagaannya sangat ketat?" kata bu Wati sedikit ragu jika Amira dapat menemui nyonya Sarah.

"Saya tahu bu... karna itu saya yang akan kesana dulu untuk mengamati situasinya"

"Baiklah jika itu yang kau rasa baik..."

Keesokan harinya Amira pun bersiap untuk mencari tempat dimana nyonya Sarah dirawat, karena itu ia pun menitipkan Anna dan Adit pada bu Wati. Untung saja kosan bu Wati sedang kosong karena para penghuninya sedang pulang kampung maklum karena sedang musim liburan sebab para penyewa kos bu Wati adalah para pelajar sehingga saat musim liburan mereka memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarganya. Anna dan Adit sangat menurut saat dititipkan pada bu Wati apalagi Amira sudah berjanji untuk segera kembali.

"Bu saya berangkat dulu ya...do'akan semoga semuanya berjalan lancar...."

"Aamiiin...hati-hati dijalan ya nak ..."

"Baik bu...."

"Oh iya lupa ... kau gunakan saja motormu yang dulu kau titipkan pada ibu" kata bu Wati.

"Memang motor itu masih bisa digunakan?" tanya Amira yang terkejut sebab motor yang dulu selalu menemaninya kerja ternyata masih ada.

"Tentu saja... motor itu juga masih ibu gunakan untuk pergi belanja ke pasar kok..." ujar bu Wati sambil tersenyum.

"Alhamdulillah motornya masih bisa digunakan untung dulu aku titipkan pada ibu..." balas Amira.

Lalu ia pun menuntun motornya keluar dan sebelum ia menaiki motornya disempatkannya untuk berpamitan lagi dengan Anna dan Adit.

"Sayang kalian berdua jangan merepotkan oma Wati ya ... yang nurut jangan nakal..."

"Iya bunda..." jawab keduanya bersamaan, kemudian Amira pun melajukan motornya.

Di jalan Amira berfikir kemana ia akan mencari rumah sakit yang merawat nyonya Sarah. Padahal di kota itu banyak rumah sakit yang besar.

"Ah coba saja aku datangi rumah sakit tempat Adit dulu dilahirkan mungkin saja nyonya Sarah juga sekarang dirawat disana..." ucapnya dalam hati.

Ia pun lalu mengarahkan motornya ke rumah sakit tempat dulu Adit dilahirkan. Sementara itu untuk mengalihkan perhatian dua bocah yang menanti kepulangan Amira, ibu Wati pun mengajak keduanya untuk membuat kue bersama. Dua anak itu pun sangat senang dengan ajakan bu Wati dan sangat antusias saat mencampur dan mengolah bahan membuat kue. Mereka pun bersenang - senang dengan saling bercanda sehingga ibu Wati yang tak memiliki keluarga pun merasa senang.

Amira yang sudah sampai didekat rumah sakit memarkirkan motornya di depan gedung yang terletak di sebelah rumah sakit itu. Ia sengaja melakukannya agar jika terjadi sesuatu motornya tidak terlacak kamera cctv rumah sakit. Setelah memarkirkan motornya Amira pun melangkahkan kakinya ke rumah sakit tersebut. Ia sengaja menuju ruang tunggu pendaftaran pasien umum. Di sana ia duduk ditempat dimana ia bisa mengawasi pintu masuk rumah sakit dan juga lift yang sering digunakan untuk naik ke lantai atas. Ia berharap dapat melihat orang - orang yang dikenalnya saat bekerja di rumah nyonya Sarah atau kalau beruntung ia berharap bertemu dengan tuan Bram, agar ia dapat mengetahui kamar nyonya Sarah dirawat. Amira tak mau mengambil resiko dengan bertanya pada resepsionis karena petugas disana pasti akan langsung curiga padanya.

Sudah hampir satu jam Amira duduk di bangku ruang tunggu itu, untung saja hari itu banyak sekali pasien yang mendaftar sehingga kehadirannya yang duduk berlama - lama disana tak membuat security disana curiga. Saat Amira sudah akan menyerah dan hendak beranjak dari tempat duduknya tiba - tiba matanya melihat nona Mela , sekertaris dari tuan Bram memasuki rumah sakit. Terlihat ia berjalan langsung menuju lift. '

"Itu berarti ia akan menjenguk seseorang dirumah sakit ini '' ucap Amira dalam hati.

Dengan cepat ia bangun dari duduknya dan langsung mengekori Mela masuk kedalam lift. Mela yang tak menyadari kehadiran Amira menyangka ia hanya salah satu penjenguk dari salah satu pasien di rumah sakit itu. Setelah melihat nomor lantai yang di tekan oleh Mela , Amira pun menekan nomor lantai yang hanya beda satu lantai dengan yang dituju Mela sehingga ia tak curiga jika Amira mengikutinya.

Sesampainya dilantai yang ditujunya Amira segera keluar dari lift dan begitu mendengar pintu lift tertutup dibelakangnya ia pun langsung berlari kearah tangga darurat dan menaikinya menuju lantai yang dituju Mela. Dengan nafas yang memburu ia berusaha secepatnya untuk sampai dilantai atas sebelum Mela keluar dari lift agar ia tahu dimana kamar yang Mela tuju. Tepat saat bunyi pintu lift terbuka dan Mela keluar dari sana Amira sudah sampai dan dapat melihat Mela melangkah menuju ruang vvip. Dengan hati - hati Amira mengikuti Mela dari jauh. Tampak di salah satu kamar dimana terdapat dua orang penjaga di depanmya Mela berhenti dan tampak berbicara dengan penjaga itu. Sepertinya ia ingin masuk kedalam kamar tersebut. Namun kedua penjaga tersebut terlihat tak memperbolehkannya masuk sehingga terjadilah perdebatan diantara mereka hingga akhirnya Mela diseret oleh kedua penjaga tersebut menuju lift.

Melihat itu Amira tidak menyia-nyiakan kesempatan ia pun langsung menyelinap ke dalam kamar. Dan saat sudah ada di dalam kamar tersebut ia sangat terkejut sebab di sana berbaring nyonya Sarah dengan segala peralatan medis yang menempel pada tubuhnya. Amira tak tahu harus bersyukur atau bersedih karena ia dapat bertemu nyonya Sarah namun keadaannya sangat menyedihkan. Kini ia tahu jika nyonya Sarah dalam keadaan koma. Di dekatinya tubuh nyonyanya itu... dibelainya wajah yang masih terlihat cantik walau pun dalam keadaan pucat pasi. Tak terasa airmatanya menetes saat melihat keadaan nyonyanya itu. Digenggamnya tangan nyonya Sarah lalu didekatkannya pada pipinya.

"Kakak ... ini Amira ... aku sudah datang kak..." ucapnya pada nyonya Sarah. Tampak wajah yang pucat itu tak bereaksi.

"Kakak bangunlah... anak - anak membutuhkanmu kak..."

"Kakak tahu Anna dan Adit sekarang memanggilku bunda... tapi aku tahu kau lah mama mereka yang telah melahirkan dan merawat mereka. Jadi bangunlah kak ... mari kita rawat dan besarkan mereka bersama karena seperti katamu aku tak mungkin percaya pada orang lain kecuali padamu kak..."

Tanpa Amira sadari saat ia mengajak nyonya Sarah mengobrol saat itu tiba - tiba air mata menetes dari kelopak mata nyonya Sarah yang masih terpejam. Seakan nyonya Sarah dapat mendengarkan setiap ucapan Amira.

Terpopuler

Comments

Rafinsa

Rafinsa

Amira pinter .. tapi hati2 sama Bram . bisa jadi dia terlibat

2024-12-29

0

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

waaah amira cocok jadi detektif atau polisi...hebat euy!

2023-12-06

5

fulana anonymous

fulana anonymous

cerdas banget Amira ini....

2023-10-18

2

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!