Induk Ayam

Saat memasuki kafe Amira mengamati setiap sudut ruangan dalam otaknya sudah tersusun rencana jika ternyata orang yang berjalan di depannya ini ternyata bukan orang baik. Tuan Sam memilih tempat duduk yang ada di sudut kafe yang memiliki sedikit privasi. Amira sengaja duduk berderet dengan Anna dan Adit, sedang tuan Sam duduk diseberang meja bersebelahan dengan Lukas. Tak ada obrolan saat menunggu pesanan mereka tiba. Masing - masing larut dalam pikiran mereka sendiri. Bahkan kedua bocah yang biasanya aktif itu pun terlihat duduk dengan tenang.

Barulah saat pesanan mereka datang dua bocah yang sedari tadi diam langsung melahap hidangan yang ada didepan mereka. Melihat kedua anak itu sibuk menghabiskan makanannya barulah tuan Sam mulai bicara.

"Ehem...mari kita ulangi lagi perkenalan kita..." ucapnya.

"Saya Sam kakak dari Sarah dan kamu...?"

"Saya Amira tuan" jawab Amira.

"Baiklah dan ini asisten saya Lukas" sambung tuan Sam sambil menunjuk Lukas dengan dagunya.

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu ?" Amira pun menceritakan semuanya secara detail tanpa ada yang terlewat.

"Hem... jadi kamu sama sekali tidak mengenal orang - orang yang telah menyerang kalian saat itu?"

"Iya tuan .... namun salah satu dari mereka juga yang telah menyerang kami sewaktu di kota P".

"Jadi pria yang terluka itu adalah salah satu orang yang melukai adikku?"

"Benar tuan saya yakin sekali karena bukan cuma sekali dua kali saya bertemu dengannya tapi tiga kali terakhir saat di kota P tuan" jelas Amira.

"Baiklah jadi orang itu harus segera dibuat buka mulut agar semuanya segera terkuak" ucap tuan Sam sambil menoleh pada Lukas yang disambut dengan anggukan.

"Tuan bisakah kami bertemu dengan nyonya Sarah? Mungkin saja dengan kehadiran kedua anaknya beliau bisa cepat sadar..." mohon Amira.

"Dia benar tuan ... mungkin dengan mendengar suara anaknya nyonya bisa bersemangat dan segera sadar dari komanya" ucap Lukas.

"Kau atur saja bagaimana baiknya" jawab tuan Sam pada Lukas.

"Jadi kami bisa ketemu sama Mama?" tanya Anna .

"Iya sayang secepatnya..." kata tuan Sam sambil mengelus kepala Anna yang duduk di seberangnya.

Selesai makan Amira pun pamit pulang kerumah bu Wati sebab ia merasa nyaman disana dengan tetap membawa Anna dan Adit.

Tuan Sam yang merasa agak keberatan ingin agar kedua keponakannya itu ikut dengannya. Namun Amira bersikeras untuk tetap membawa kedua anak itu bersamanya membuat suasana yang semula mulai cair menjadi panas kembali.

"Anna dan Adit itu keponakanku jadi mereka akan lebih aman jika mereka bersamaku..."

"Ga bisa tuan ... mereka tetap ikut saya lagi pula nyonya Sarah yang sudah menitipkan keduanya pada saya..." ucap Amira keukeh.

"Kamu itu udah kayak induk ayam aja tau ga, galak banget..."

"Emang harus gitu kan? Apalagi menghadapi dua musang berbulu domba..." ujar Amira tak mau kalah.

Lukas yang sedari tadi memperhatikan hanya bisa mengelengkan kepala melihat kelakuan bosnya yang kini berubah mirip bocah yang sedang berebut permen. Sedang Anna dan Adit hanya melongo tak tahu harus memihak siapa.

Keributan yang disebabkan dua orang dewasa yang keras kepala itu pun jadi pusat perhatian pengunjung kafe membuat Lukas akhirnya bertindak menengahi keduanya.

"Sudah tuan ... nona ..." ucapnya sambil memegangi tuannya .

Begitu pun Amira yang kini sudah di peluk kakinya oleh Anna dan Adit.

"Bunda...." ucap keduanya bersamaan yang membuat Amira tersadar bahwa ada dua bocah bersamanya.

Akhirnya ia pun berusaha meredam emosinya sambil menarik nafas panjang.

"Sudah... ayo Anna ... Adit, kita pulang sekarang..." katanya kemudian sambil menggandeng kedua anak itu keluar dari kafe.

Melihat itu tuan Sam ingin mencegahnya namun ditahan oleh Lukas.

"Tunggu tuan... biar saya saja yang bicara".

Tuan Sam pun akhirnya menurut dan kembali duduk di tempatnya.

Amira yang sudah menaiki motornya dan hendak pergi segera dicegah oleh Lukas.

"Sabar Amira... kamu juga harus mengerti dengan persaan tuan Sam.."

Amira yang sudah akan menyalakan motornya pun menghentikan niatnya. Dia pun mendesah pelan.

"Saya tahu tuan... tapi sebenarnya saya masih belum bisa percaya pada kalian... maaf..."ucapnya pelan.

Adit yang duduk di depan pun menyandarkan tubuhnya pada Amira lalu mendongak menatap wajah Amira yang sudah berkabut.

"Bunda kenapa?" tanyanya polos.

"Ga pa-pa sayang ... bunda ga pa-pa.." ujarnya .

Sedang Anna yang membonceng dibelakang pun mengeratkan pelukannya sambil menyandarkan kepalanya pada punggung Amira.

"Baiklah sekarang kamu pulang dulu tapi berikan dulu alamat serta nomer hp kamu agar kami bisa menghubungimu..." kata Lukas lembut.

Akhirnya Amira pun memberikan apa yang di minta Lukas lalu ia pun menyalakan motornya dan pulang ke rumah bu Wati. Di rumah bu Wati sudah khawatir karena Amira yang belum juga pulang. Begitu mendengar suara motor memasuki halaman bu Wati pun langsung bergegas keluar.

"Amira... dari mana saja kalian?" terlihat raut wajah bu Wati yang khawatir.

"Maaf bu..." ucap Amira.

"Ya sudah kalian masuk saja dulu... setelah itu baru cerita..."

Setelah memasukkan semua barang belanjaannya Amira pun memasak untuk bu Wati yang pastinya sudah lapar. Selesai memasak ia pun mengajak bu Wati untuk makan. Bu Wati heran mengapa Anna dan Adit tidak ikut makan.

"Ra kenapa Adit dan Anna tidak ikut makan? Kamu juga..."

Akhirnya Amira pun menceritakan pertemuannya dengan tuan Sam dan semua yang terjadi pada bu Wati.Baru saja bu Wati selesai makan dan Amira membereskan meja tiba - tiba terdengar teriakan Anna dan juga Adit.

"Bunda....tolong..."

Dengan cepat Amira dan bu Wati berlari keluar dan tampak dua orang pria menggendong Anna dan Adit . Dengan reflek Amira melemparkan pot bunga yang ada di dekatnya ke arah mereka dan mengenai punggung salah satu dari mereka yang membawa Adit. Seketika pria itu oleng dan Adit pun terlepas dari tangannya, tak menyia - nyiakan kesempatan bocah kecil itu pun langsung berlari kearah Amira. Segera Amira memeluk Adit dan menyerahkannya pada bu Wati. Lalu pria yang tadi membawa Adit pun berusaha untuk mengambil bocah itu kembali namun Amira sudah menghadangnya. Dan terjadilah perkelahian satu lawan satu antara mereka. Saat melawan pria yang tampak lebih besar tubuhnya dari dirinya Amira tak merasa kewalahan namun pikirannya bercabang sebab Anna masih ditangan pria yang satu lagi. Tampak pria itu memasukkan Anna kedalam mobil.

Melihat hal itu Amira semakin cemas .... sekuat tenaga ia berusaha untuk menjatuhkan lawannya. Namun bukan hal mudah karena ternyata pria yang menjadi lawannya saat ini mempunyai keahlian yang cukup tinggi. Beberapakali Amira terpaksa merasakan pukulan yang bersarang pada tubuhnya. Darah segar pun menetes dari sudut bibirnya yang terluka akibat mendapat tendangan dari lawannya. Namun ia tak mau menyerah bayangan nyonya Sarah yang memintanya menjaga kedua buah hatinya itu membuat Amira seperti mendapatkan tenaga tambahan. Hingga pada satu kesempatan Amira melayangkan tendangannya tepat kearah tengkuk lawannya yang membuat orang itu oleng kesamping dan tanpa membuang waktu Amira menambahkan pukulan pada kepala orang itu yang membuatnya tergeletak tak bergerak.

Melihat temannya tergeletak pria yang tadi memasukkan Anna kedalam mobil dan hanya menonton sedari tadi pun maju untuk melawan Amira. Walau tenaganya sudah terkuras namun Amira tetap memasang kuda - kuda untuk menghadapi lawan barunya. Sedang bu Wati yang melihat kesempatan langsung berlari ke arah mobil dan berusaha mengeluarkan Anna dari dalamnya. Karena pintu mobil itu terkunci bu Wati pun mengambil batu yang ada di sebelah mobil itu untuk memecahkan kaca jendela. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya kaca mobil itu pun pecah dan setelah dibersihkan ia menyuruh Anna untuk keluar dari mobil melalui jendela yang telah bolong. Setelah mendapatkan Anna ia pun mengajak Anna berlari kembali ke dalam rumah dimana Adit juga bersembunyi disana.

Sedang Amira sudah mulai kepayahan melawan pria dihadapannya itu. Bertubi - tubi Amira menerima pukulan dari pria itu. Darah segar pun mulai keluar bukan hanya dari sudut bibirnya namun juga menyembur dari mulutnya. Kepalanya yang tertutup kerudung pun sudah berubah warna karena dari bagian telinganya pun mulai keluar darah yang merembes keluar menembus kerudungnya. Mata Amira pun sudah mulai kabur dan kepalanya berdenyut namun tekadnya masih kuat untuk melindungi kedua anak majikannya itu. Dalam situasi yang sangat genting itu tiba - tiba terdengar suara tembakan. Dan pria yang sedari tadi membuat Amira bulan - bulanan seketika roboh dihadapannya. Melihat itu tubuh Amira pun merosot kebawah kehilangan tenaga. Namun sebelum tubuhnya menyentuh tanah tiba - tiba ada tangan yang menahannya agar tidak terjatuh.

"Kau benar - benar induk ayam yang pemberani..." terdengar suara dari belakangnya namun belum sempat Amira menoleh ia sudah kehilangan kesadarannya.

Terpopuler

Comments

Sukijah Sukijah

Sukijah Sukijah

pasti om Sam yg datang untungnya tempat waktu nolong y coba klo telat anak..... udah d culik SM musuh

2023-12-12

3

Ernadina 86

Ernadina 86

hebat Amira

2023-12-09

1

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

amira hebat pokonya

2023-12-06

2

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!