Malam kelam

Pagi hari semua barang sudah ditata didalam mobil. Tepat pukul delapan tuan Bram dan keluarga berangkat menuju villa, Amira pun ikut bersama mereka. Selama perjalanan Anna dan Adit tak henti-hentinya menunjuk keluar jendela mobil menyebut semua benda yang menarik bagi mereka. Hari sudah hampir siang saat mereka sampai tujuan. Setelah memasukkan barang kedalam villa mereka pun makan siang bersama yang telah disediakan oleh penjaga villa laluereka pun beristirahat. Sore hari saat anak-anak bermain di halaman belakang nyonya Sarah mengajak Amira melihat-lihat sekeliling villa. Ternyata villa yang mereka tempati cukup luas dan agak terpencil karena tidak ada tetangga disekitarnya.

"Lihatlah...dari sini dapat kita lihat ada sungai dibawah sana..." kata nyonya Sarah sambil menunjuk arah bawah dibelakang villa.

"Dulu aku sering sekali menerobos pagar belakang dengan kakakku untuk bermain di sungai dan untungnya tidak pernah ketahuan kedua orangtua kami ..." ucapnya sambil mengenang masalalu.

"Jadi villa ini milik orangtua kakak?" tanya Amira.

"Ya dan sejak aku menikah villa ini di hadiahkan padaku" sambungnya.

"Ternyata kakak yang lembut ini waktu kecil bandel juga.." ucap Amira sambil terkekeh.

"Emang kakak lompat pagar gitu?" tanyanya penasaran.

"Gak lah...dulu pagar itu ada yang rusak dan hanya ditutup dengan seng, lalu kakakku yang mencongkel pakunya jadi kami bisa lewat" terang nyonya Sarah.

Hari sudah semakin senja dan merekapun masuk kedalam setelah membujuk dua bocah yang masih semangat bermain diluar. Saat makan malam tiba-tiba tuan Bram mendapat telpon dan beliau harus pergi keluar kota mendadak, anak-anak dan nyonya Sarah tampak kecewa karena rencana liburan mereka sekeluarga batal...namun tuan Bram meyakinkan bahwa secepatnya ia akan mengurus masalahnya sehingga bisa segera kembali. Setelah tuan Bram pergi suasana jadi agak suram Amira pun berinisitif untuk bermain games agar anak-anak ceria.

"Bagaimana kalo kita main games?" usulnya.

"Games apa kak?" tanya Anna mulai tertarik.

"Bagaimana kalau main tebak-tebakan..nanti yang kalah dicoreng pakai bedak..." kata Amira.

"Oke..." jawab Anna dibarengi dengan anggukan oleh Adit.

Maka merekapun bermain dan saking serunya nyonya Sarah pun ikut bergabung menambah ramai.

"Ya...kalah lagi..." ucap Amira sambil membuat tampang sedih.

"He..he..he...cini bial aku yang kaci bedaknya..." seru Adit semangat...dan diapun mencomot bedak lalu mengoleskannya ke muka Amira...

"Adek ...itu namanya bukan dicoreng..." pekik Anna yang melihat adiknya mengoleskan bedak keseluruh wajah Amira sehingga mukanya jadi putih semua.

Aditpun hanya tertawa dengan kelakuannya begitupun dengan Amira dan nyonya Sarah.

"Sudah-sudah...mainnya besok lagi aja...liat tuh mbak Rara mukanya jadi kayak topeng..." kata nyonya Sarah setelah berhasil menghentikan tawanya.

Akhirnya merekapun menghentikan permainan dan bersiap untuk tidur. Baru saja Amira menidurkan Anna dan Adit dilihat nyonya Sarah masuk ke kamar kedua anaknya itu sambil membawa pajangan pinguin yang dibawanya dari rumah.

"Kak ..kakak membawanya kemari?" tanya Amira sambil menunjuk pajangan pinguin itu.

"Ya sepertinya bagus ditaruh disini" ucapnya sambil meletakkannya di atas lemari pojok kamar.

"Iya cocok..." ujar Amira setuju.

"Sudah kamu tidurlah..."

"Baik kak..."

Tengah malam Amira terbangun dari tidurnya, tiba-tiba saja perasaannya tak tenang. Ia pun bangun dari tempat tidur dan memutuskan untuk melakukan sholat malam. Setelah selesai sholat ia pun pergi ke kamar anak majikannya. Dilihatnya kedua bocah itu sedang tertidur dengan pulas ... Amira pun merasa lega. Namun saat ia akan kembali ke kamarnya tiba-tiba listrik yang ada dirumah itu padam. Amira yang kaget berjalan kembali ke tempat kedua bocah itu tidur dengan pelan dan meraba-raba karena gelap tak bisa melihat. Setelah merasa sampai ditempat tidur ia pun berusaha meraba tepian tempat tidur untuk mencapai meja kecil yang ada di sebelahnya, lalu ia pun berusaha mencari senter yang mungkin ada di laci meja itu.

Tangannya sibuk mencari-cari namun tak ditemukannya benda yang ia cari, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari luar yang membuatnya terperanjat. Ditajamkannya pendengarannya untuk mengetahui asal suara itu, dadanya langsung berdetak kencang ketika didengarnya suara jeritan nyonya Sarah.Ia berusaha berlari kearah suara itu namun karena gelap kakinya terantuk sesuatu yang membuatnya jatuh terjerembab ke lantai.Sambil menahan sakit ia berusaha bangun, namun kemudian terdengar suara Anna yang ketakutan karena gelap.

"Mama... mbak... aku takut..." terdengar suara bocah itu pilu.

Amira yang semula ingin keluar mengurungkan niatnya ia pun berbalik menghampiri Anna.

"Jangan takut sayang mbak ada disini..." ucapnya berusaha menenangkan Anna.

"Mama mana mbak?" tanya Anna.

"Mbak belum tahu sayang...sebentar mbak cari senter atau lilin dulu ya biar ga gelap..." ia pun kembali menggeledah lemari dan akhirnya ia menemukan senter yang dicarinya.

Dinyalakannya senter itu dan terlihatlah wajah ketakutan Anna diatas tempat tidurnya. Didekatinya lalu ia pun memeluk bocah yang masih ketakutan itu.

"Sudah...jangan takut mbak ada disini" ucapnya lembut.

"Ayo kita cari mama mbak" ajak Anna.

"Iya sayang tapi mbak bawa Adit dulu ya... kasian kalau ditinggal sendirian" lalu Amira pun mengambil gendongan untuk membawa Adit yang masih tertidur.

Setelah memakainya dan memasukkan Adit kedalam gendongan ia pun menggandeng Anna untuk mencari mama mereka. Baru saja mereka melangkah menuju pintu tiba-tiba pintu kamar terbuka dari luar dan terlihat nyonya Sarah masuk sambil terhuyung, wajahnya terlihat pucat.

"Nyonya..."

"Mama..."

Amira dan Anna bersamaan menjerit melihat keadaan nyonya Sarah.

Apalagi Amira juga melihat noda darah di baju nyonyanya itu dan ada darah yang juga merembes keluar dari perutnya. Amira langsung memapah nyonyanya untuk dibawa ke tempat tidur, namun karena ia juga sedang menggendong Adit ia jadi kesusahan dan akhirnya ia pun langsung merebahkan tubuh nyonyanya dilantai kamar. Terdengar nafas nyonya Sarah yang pelan.

"Ra ... tolong selamatkan anak-anakku ... jangan biarkan mereka menyakiti Anna dan Adit..." ucapnya dengan nafas tersengal.

"Iya kak..aku janji akan jaga mereka berdua walau nyawa taruhannya" ucap Amira sambil menggenggam tangan nyonya Sarah.

"Hati-hati...jangan percaya pada siapapun...kamu harus mengandalkan dirimu sendiri..." sambung nyonya Sarah.

"Mama..." tangis Anna yang melihat mamanya tergolek tak berdaya.

"Anna nurut sama mbak ya..." ucapnya sambil mengelus wajah putri sulungnya itu dan dijawab dengan anggukan oleh Anna.

"Kak ...kakak harus kuat, suatu saat nanti aku akan membawa anak-anak kembali pada kakak...jadi kakak harus selamat dan ga boleh meninggalkan kami..." air mata Amira menetes tanpa bisa ia tahan melihat keadaan nyonya Sarah yang lemah.

"Anna ...jaga mama sebentar ya..."

Anna pun mengangguk sambil menggenggam tangan mamanya. Amira langsung mencari sesuatu untuk menghentikan darah dari luka nyonya Sarah setelah itu dibebatnya luka nyonya Sarah dengan kain seadanya setelah itu ditutupnya agar tak terlihat kalau luka itu telah dibebat. Ia takut orang yang melukai nyonyanya kembali dan tahu ada yang menolong. Setelah selesai memberi pertolongan pertama pada nyonyanya Amira pun mengajak Anna untuk bersembunyi karena saat itu ia mendengar suara langkah kaki menuju ketempatnya.

Terpopuler

Comments

we

we

tegang nya..

2024-02-15

2

Sukijah Sukijah

Sukijah Sukijah

sapa yg nusuk Sarah y apa masih ada hubungan saudara, jngn2 musuh dlm selimut....

2023-12-12

1

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

ada apa sebenarnya,mencurigakkan?!siapa mereka?

2023-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!