We Will Survive

Setelah selesai sholat dihampirinya dua bocah yang masih saling duduk berdekatan dan berpegangan tangan.

"Sekarang kita cari tempat istirahat dulu ya..." ucapnya sambil menggandeng keduanya ke tepian sungai.

Mereka pun mencari tempat yang sekiranya nyaman untuk beristirahat. Matahari mulai terbit..dibawah pohon tempatnya berteduh Amira mulai merasakan sinar matahari yang menyilaukan matanya. Perlahan iapun bangun, diedarkannya pandangannya kesekitar. Tampak sekitar sungai yang sepi tanpa terlihat perumahan penduduk. Ditengoknya kedua bocah yang ada disebelahnya, terlihat keduanya masih tertidur.

"Sebentar lagi mereka akan bangun, dan pasti mereka lapar..." pikir Amira.

"Aku harus mencari makanan..."

Ia pun bangkit dan mulai berjalan kesekitar sambil mencari-cari apa yang bisa dimakan. Akhirnya ia menemukan pohon pisang yang sedang berbuah dan untungnya ada yang sudah matang. Kemudian ia pun mendorong pohon itu agar sedikit miring hingga ia bisa menggapai buahnya. Setelah berkali-kali mencoba akhirnya ia berhasil juga. Lalu dipetiknya beberapa buah yang dianggapnya sudah matang tak lupa ia juga mengambil beberapa lembar daun untuk tempatnya mengambil air.

Setelah itu dilepasnya kerudungnya dan ia gunakan untuk membawa buah dan daun yang ia kumpulkan. Bergegas ia kembali ketempat ia meninggalkan kedua anak majikannya itu, untung saja saat ia sampai keduanya belum bangun. Diletakkannya buah pisang yang ia bawa lalu iapun turun ke pingggir sungai dan mulai menggali tanah untuk mendapatkan air bersih. Walaupun ia tak dapat memasaknya namun setidaknya air yang ia dapatkan cukup bersih untuk diminum.

Untung saja dulu ia rajin ikut kegiatan pramuka di sekolahnya sehingga ia tak kebingungan saat ini. Setelah mendapatkan air ia pun membawanya dengan memggunakan daun pisang. Dilihatnya Anna sudah mulai terbangun dan sedang mengucek matanya yang masih lengket. Melihat kedatangan Amira bocah itu seakan tersadar dengan kejadian yang ia alami semalam. Mata bocah 5 tahun itu mulai mengembun teringat dengan nasib ibunya. Amira yang melihat itu langsung meletakkan air yang dibawanya dan menghampiri Anna.

"Sayang...sudah bangun?"

Bocah itu mengangguk.

"Mbak ...mama..." ucapnya tercekat.

"Insyaallah mama baik-baik saja..." jawabnya lembut sambil mengusap punggung bocah itu pelan.

"Kita do'akan selalu agar mama selamat dan kita dapat segera berkumpul lagi..." hiburnya.

"Anna lapar?" tanyanya.

"Iya mbak...haus juga..."

"Ya sudah ini ada air diminum dulu...lalu kita makan pisang sama-sama ya.."

"Mbak...." tiba-tiba Adit terbangun, Amira pun meraih bocah itu untuk didudukkan dipangkuannya.

"Adit juga lapar? ayo ... kita makan pisang sama-sama..." ucapnya sambil mengupaskan pisang dan menyodorkannya pada kedua anak itu.

Kejadian semalam membuat mereka kelaparan dan akhirnya semua buah pisang yang dibawa Amira pun ludes. Setelah perut mereka terisi merekapun mendapatkan tenaga tambahan untuk melanjutkan perjalanan, lalu mereka pun mulai berjalan beriringan menyusuri tepi sungai.

"Mbak disana ada rumah ..." tunjuk Anna keseberang sungai.

Amira pun melihat kearah yang ditunjuk. Tampak diseberang beberapa atap rumah terlihat dari tempat mereka berdiri.

"Jadi kita harus ke sebrang ya mbak..." lanjut Anna.

"Ya..." jawab Amira sambil otaknya berfikir mencari cara agar mereka dapat menyeberang dengan aman.

"Kita cari tempat yang tidak begitu dalam dan berbatu ya ... agar bisa untuk pegangan" ucap Amira setelah terdiam sebentar.

Lalu mereka pun kembali berjalan mencari tempat yang dapat mereka gunakan untuk menyeberang. Tak lama mereka pun menemukannya. Amira kembali menggendong Adit, kali ini dipunggungnya. Setelah itu dituntunnya Anna menyeberangi sungai dibagian yang tidak terlalu dalam sambil berpengangan pada batu-batu yang bertebaran. Perlahan mereka menyeberangi sungai yang tidak terlalu lebar itu. Cukup lama waktu yang mereka butuhkan untuk sampai diseberang, namun akhirnya mereka lega karena berhasil dengan selamat. Sesampainya diseberang mereka istirahat sejenak mengumpulkan tenaga yang terkuras saat berusaha menyeberangi sungai.

Di villa sudah ramai dengan kedatangan polisi dan petugas medis yang membawa ambulans untuk mengevakuasi nyonya Sarah. Setelah sambungan telepon yang terputus dari nyonya Sarah petugas yang menerima telponnya langsung menghubungi pihak kepolisian dan juga petugas medis. Mereka pun langsung meluncur dengan panduan gps. Saat mereka tiba villa sudah dalam keadaan sepi karena penjaga villa belum datang. Mereka langsung masuk kedalam karena pintu villa sudah dalam keadaan terbuka. Saat memeriksa isi villa mereka tak menemukan siapa-siapa kecuali nyonya Sarah yang masih dalam keadaan tidak sadar. Segera petugas medis melakukan pertolongan dan segera membawa nyonya Sarah ke rumah sakit. Petugas kepolisian pun mulai melakukan olah TKP. Tak lama penjaga villa pun datang ia sangat terkejut dengan adanya polisi di depan villa. Setelah diizinkan masuk ia pun lalu diinterogasi oleh petugas yang ada didalam.

Dari hasil yang diperoleh dari keterangan penjaga villa petugas berhasil mendapatkan nomer ponsel tuan Bram yang kemudian dihubungi oleh petugas polisi. Setelah berhasil dihubungi tuan Bram pun langsung menuju rumah sakit untuk melihat kondisi nyonya Sarah dan petugas polisi pun akan menyusulnya sekaligus untuk meminta keterangan. Sesampainya di rumah sakit tuan Bram langsung meminta ditunjukkan tempat nyonya Sarah dirawat. Ternyata ia telah dipindahkan keruang ICU karena mengalami koma. Di depan ruang ICU tuan Bram hanya bisa memandangi istrinya dari balik jendela kaca, keadaan nyonya Sarah terlihat menyedihkan dengan banyaknya selang menempel pada tubuhnya. Hatinya yang kacau setelah melihat sendiri keadaan istrinya membuatnya baru teringat dengan kedua buah hatinya yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Saat itu lah ada dua petugas kepolisian yang datang untuk meminta keterangan.

Tak perlu waktu yang lama peristiwa mengerikan yang terjadi di villa menjadi berita hangat, banyak spekulasi yang berkembang tentang apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Namun yang santer terdengar adalah keterlibatan Amira yang di tuduh menculik kedua anak nyonya Sarah dan melukainya saat kepergok melakukan aksinya. Kini Amira pun menjadi buronan pihak kepolisian. Selama di rumah sakit keadaan nyonya Sarah sudah membaik namun belum juga sadar. Setelah dinyatakan stabil iapun dipindah keruang perawatan vvip.

Sementara Amira yang sudah beristirahat mulai berfikir tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Tak mungkin ia membawa kedua bocah itu hidup dijalanan.

"Aku harus mencari uang untuk biaya hidup kami sementara ini ...tapi darimana?" gumamnya dalam hati.

"Mbak..." tiba-tiba terdengar suara Anna yang baru terbangun.

"Sudah bangun sayang?"

"Ya mbak..."

"Sekarang kita cari tempat untuk berlindung dulu ya..." ajak Amira.

Digendongnya Adit lalu ia juga menggandeng Anna kemudian mereka pun mulai berjalan. Anna sesekali tampak kesakitan saat berjalan sebab mereka sama sekali tak mengenakan alas kaki. Melihat itu Amira langsung menyuruh Anna untuk naik keatas punggungnya. Ia tak tega melihat bocah yang terbiasa tinggal dirumah mewah harus berjalan tanpa alas kaki di jalan yang penuh dengan batu kerikil.

Keberuntungan ternyata masih berpihak pada mereka, tak lama Amira melihat sebuah rumah yang terlihat tak berpenghuni. Setelah memperhatikan sekelilingnya dan merasa tak ada orang yang melihat Amira pun melangkah masuk ke rumah itu. Diturunkannya Anna, lalu diperiksanya pintu rumah itu...namun ternyata dikunci begitupun dengan jendela di sebelahnya. Kemudian ia menggandeng Anna dan mereka berjalan ke samping rumah dan memeriksa setiap jendela berharap ada yang bisa dibuka. Dan akhirnya ia menemukan salah satu jendela yang dapat dibuka dari luar dan cukup lebar ukurannya sehingga ia dapat masuk kedalam bersama Anna.

Didudukkannya Anna pada sebuah bale-bale tua namun masih terlihat kuat, lalu diletakkannya Adit di samping Anna.

"Kamu di sini dulu ya...jaga adek ..." ucap Amira lalu iapun memeriksa seluruh rumah untuk mencari barang-barang yang bisa ia gunakan.

Namun ternyata rumah itu benar-benar kosong tak ada satu barang pun yang tersisa kecuali bale-bale tua tadi.

"Tampaknya aku harus pergi keluar untuk mencari barang-barang yang kami butuhkan" ucapnya dalam hati.

Lalu dihampirinya Anna yang masih menunggunya.

"Anna ...mbak harus pergi sebentar untuk cari makanan, kamu di sini jaga adek ya...jangan sampai ada orang asing yang tahu kalian disini..." terang Amira.

"Baik mbak...tapi jangan lama-lama perginya..."

"Ya ..mbak usahakan..." ucapnya setelah itu dikecupnya kening Anna dan juga Adit yang masih tertidur.

Lalu ia pun keluar melalui jendela tadi, tak lupa ia pun menutupnya agar tak ada yang curiga ada orang di dalam. Setelah memastikan sekelilingnya aman Amira melangkahkan kakinya menuju jalan raya... dengan bertelanjang kaki ia berjalan mencari pasar yang terdekat. Ternyata pasar yang dicarinya berada tak jauh dari tempatnya bersembunyi tadi. Ditatapnya setiap kios yang berjajar didepan pasar dan iapun berlonjak senang saat salah satu kios itu adalah sebuah toko mas. Dirabanya jari manis di tangan kirinya...disana tersemat sebuah cincin emas kecil. Cincin itu adalah pemberian dari ibu dan ayahnya saat ia dinyatakan lulus dari SMU sebelum esoknya kedua orang tuanya tewas kecelakaan saat menumpang bus untuk pergi ke tempat saudaranya untuk melayat.

Amira bermaksud untuk menjual cincin itu untuk biaya hidup sementara. Dengan langkah cepat ia masuk kedalam toko yang tampak masih sepi mungkin saja mereka baru buka.

"Selamat pagi .. ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya seorang pramuniaga saat melihat Amira.

"Mmm..maaf mbak.... saya mau jual cincin saya..." ucap Amira sambil melepas cincin yang ada di jarinya.

Gadis pramuniaga itu memperhatikan Amira kemudian ia menyuruh Amira untuk menunggu sebentar lalu ia masuk kedalam toko. Tak lama keluarlah gadis pramuniaga tadi diiringi oleh seorang wanita paruhbaya yang sepertinya pemilik toko.

"Coba nak...saya lihat dulu cincinnya ..'' ucapnya ramah.

"Ada surat--suratnya?" sambungnya.

"Tidak bu..." ucap Amira.

Diperhatikannya Amira terlihat ada bekas cincin di jarinya tanda kalau cincin itu sudah lama melekat disana.

"Baiklah kalau begitu...ini saya beli 1.800.000 bagaimana?"

"Ya bu..ga pa-pa" jawab Amira.

Saat menerima uang hasil penjualan cincin itu Amira merasa sangat lega.

"Ya Allah ...alhamdulillah ... nyonya bertahanlah ...kami juga akan bertahan untuk bisa berkumpul dengan nyonya lagi..." bisik Amira dalam hati...

Terpopuler

Comments

we

we

amira minta tolong ya...

2024-02-15

3

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

y Allah lindungi amira sama anak2

2023-12-06

1

Neulis Saja

Neulis Saja

Thor, don't let Amira be accused of being a bad person

2022-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!