Menjauh sementara

Malam mulai merayap pelan, tuan Bram yang belum juga beranjak dari depan kamar rawat istrinya sedang sibuk menghubungi bawahannya untuk mencari kedua anaknya dan juga Amira. Saat itu tiba-tiba saja seseorang melayangkan pukulan padanya karena sedang fokus dengan pembicaraan telponnya ia tak sempat menghindar. Bugh...bugh...tak cuma sekali namun berkali-kali ia menerima pukulan yang menyebabkan ponselnya terjatuh begitu pun dengan tubuhnya.

"Dasar laki-laki tidak berguna...bagaimana bisa kamu kecolongan seperti ini!!" hardik orang yang baru saja memukulinya.

"Kak Sam...."ucapnya terbata sambil memegangi bibirnya yang luka.

Samudra adalah kakak kandung dari nyonya Sarah yang selama ini tinggal di London. Ia segera datang setelah mendapat kabar dari anak buahnya yang selama ini ditugaskannya untuk mengawasi adiknya dari jauh.

"Maaf kak aku juga tidak menduga pengasuh itu akan berbuat sekeji ini, sebab selama dua tahun ini tidak terlihat gelagatnya yang mencurigakan ... bahkan Sarah sangat dekat dengannya..." terang tuan Bram tak ingin dirinya disalahkan.

"Lalu bagaimana keadaan Sarah?" tanyanya setelah emosinya mereda.

"Masih sama... stabil namun masih koma..." ungkap tuan Bram.

Akhirnya tuan Sam pun masuk menjenguk adiknya setelah berkonsultasi dengan dokter yang merawatnya. Melihat keadaan adiknya yang tak berdaya membuatnya sangat geram apalagi tak ada kabar tentang keadaan kedua keponakannya. Sesaat ia termenung didepan tubuh adiknya itu,

"Kenapa kamu mudah sekali percaya pada orang lain Sarah..." ucapnya lirih.

Digenggamnya tangan adiknya itu lalu diusapnya wajah pucat dengan alat bantu pernapasan yang menempel dihidung dan mulutnya...miris sekali. Setelah puas menjenguk nyonya Sarah, ia pun pergi ke apartemen pribadinya walau sudah ditawari oleh tuan Bram agar menginap dirumahnya saja namun ditolak. Sesampainya di apartemen anak buahnya sudah menyiapkan laporan tentang data pribadi Amira.

"Sepertinya tidak ada yang aneh tentang pengasuh itu Tuan..." terang Lukas yang merupakan asisten pribadinya.

"Kau yakin?"

"Ya Tuan.... malah saya berfikir kalau gadis itu dijebak." ungkapnya.

"Lalu bagaimana dengan bukti yang dikumpulkan oleh polisi?"

"Seperti yang tuan lihat, tak banyak yang mereka dapatkan karena kamera cctv yang ada disana mati karena kabelnya diputus dengan sengaja"

Terdengar ******* dari tuan Sam.

"Kalau begitu aku ingin memeriksanya sendiri, antar aku kesana sekarang..." titahnya.

"Baik Tuan..." jawab Lukas.

Sementara itu Amira dan kedua anak itu sedang makan malam setelah bus yang mereka tumpangi berhenti sebentar di rest area. Tak lupa Amira menyempatkan diri untuk beribadah dan mendo'akan kesembuhan nyonya Sarah. Selesai makan mereka langsung masuk kembali kedalam bus, ketiganya yang sudah kelelahan akhirnya tertidur.

Tengah malam tuan Sam beserta anak buahnya pun sampai di villa. Tampak garis polisi masih melintang didepan villa. Dengan sigap mereka masuk kedalam tanpa merusak garis polisi itu. Sesampainya didalam mereka pun menyebar untuk memeriksa villa.

"Dimana Sarah pertama kali ditemukan?" tanya tuan Sam.

"Di kamarnya Tuan, tapi melihat jejak darah sepertinya dia merangkak dari dari kamar sebelah" tunjuk Lukas.

Mereka pun langsung masuk ke kamar tersebut. Terlihat ada dua tempat tidur anak disana sedang di depan pintu masuk masih terlihat jelas noda darah yang banyak karena belum dibersihkan.

"Coba kita periksa ruangan ini sekali lagi, mungkin saja ada yang terlewat..." ucap tuan Sam.

Dengan cepat Lukas dan yang lainnya meriksa tempat itu dengan teliti.

"Tuan coba lihat.." tunjuk Lukas.

"Bukankah benda ini ..." ucapnya menggantung.

"Ya ini kamera pengintai yang menggunakan USB jadi tidak tersambung dengan cctv" sambung tuan Sam sambil memeriksa pajangan berbentuk pinguin.

Saat benda itu dibalikkan terlihatlah tempat penyimpanan kamera juga USB.

"Cepat bawa laptop dan periksa USB ini sekarang" perintahnya.

Tak lama merekapun sudah menyaksikan isi rekaman pada USB tersebut. Tampak adegan saat benda itu dinyalakan.

"Percepat kameranya.."

"Baik Tuan...'' Lukas pun mempercepat ke waktu saat peristiwa penyerangan itu terjadi.

Tampak di layar terlihat adegan saat Amira yang sedang membuka mukena nya dan saat lampu yang tiba-tiba padam. Untung saja kamera yang digunakan juga kamera yang dapat merekam dalam gelap. Lalu terlihat pula adegan saat nyonya Sarah masuk dalam keadaan terluka dan diberi pertolongan pertama oleh Amira. Tuan Sam yang melihat bagaimana adik kesayangannya terluka dan masih berusaha untuk menyelamatkan nyawa kedua buah hatinya membuat tuan Sam bertambah geram.

"Sial ...kenapa kamera ini juga tidak dapat merekam suara.." umpatnya.

Adegan demi adegan yang terjadi tak luput dari pengamatan mereka. Namun mereka belum juga mendapat petunjuk siapa penyerang nyonya Sarah karena mereka menggunakan topeng dan tak ada petunjuk yang ditinggalkan para pelaku. Karena tak ada yang dapat mereka lakukan lagi akhirnya rombongan tuan Sam pun pergi meninggalkan villa.

"Apa sebenarnya motif mereka melakukan ini? Dan siapa dalangnya? karena tidak mungkin mereka melakukan sendiri..." segala pertanyaan berputar dalam pikiran tuan Sam.

"Lukas kita kembali ke rumah sakit..." putusnya.

"Baik tuan..." jawab Lukas patuh.

Suara azan mulai bersahutan saat Amira merasa ada yang menepuk pundaknya.

"Mbak ...semua penumpang sudah turun dan kami mau kembali ke pool, apa mbak mau turun di sini atau di terminal ?" tanya kondektur bus.

Ini dimana pak ?" tanya Amira sambil mengerjapkan matanya.

"Kita sudah sampai di kota P mbak...kalo mbak turun disini kami tidak perlu ke terminal lagi." sambungnya.

"Bisa turunkan kami di depan masjid pak?" ucap Amira.

Baik mbak di depan ada sebuah masjid kami akan menurunkan mbaknya disana..."

"Terima kasih pak..."

Segera Amira membangunkan Anna yang masih tertidur, tak lama bocah itu pun terbangun walau masih terkantuk - kantuk. Amira pun menggendong Adit yang juga masih terlelap, lalu menyelempangkan tas berisi pakaian mereka di pundaknya dan menggandeng Anna hati-hati untuk turun dari bus. Dengan bantuan kondektur bus mereka turun dengan aman, kemudian Amira membawa kedua bocah itu kedalam masjid ... toh sudah waktu sholat subuh.

Diletakkannya Adit dan barang bawaannya di teras masjid dan menyuruh Anna untuk berjaga setelah itu ia pun melaksanakan sholat. Selesai dengan sholatnya ia langsung menghampiri Anna dan Adit. Tampak Anna terkantuk duduk di samping adiknya. Di dekatinya bocah itu lalu disuruhnya untuk tidur di samping adiknya, sedang dia sendiri berjaga. Tak lama ada seorang pria paruh baya

yang menghampirinya sepertinya ia pengurus masjid itu.

"Assalamualaikum..." ucapnya.

"Waalaikumsalam..." jawab Amira.

"Maaf nak ...apa kamu dari luar kota?" tanyanya hati-hati.

"Iya pak...maaf saya numpang istirahat sebentar kalau sudah agak terang saya akan pergi" ucap Amira setengah memohon.

"Iya nak ga pa-pa... kalau nanti mau cari sarapan didepan masjid ini sebentar lagi akan ada banyak penjual makanan yang buka..." terangnya.

"Terima kasih pak infonya"

"Sama-sama..."

Sekitar pukul 6 pagi Amira membangunkan Anna dan memakaikan hijab padanya, tampak bocah itu senang karena ia memakai pakaian yang sama dengan Amira. Bukan tanpa alasan Amira memakaikan hijab pada Anna, ia ingin bocah itu semakin mirip dengan penampilannya agar tak ada orang yang curiga kalau kedua bocah itu bukanlah anak kandungnya. Setelah selesai ia pun mengajak kedua bocah itu ke warung penjual makanan yang ada di depan masjid. Ia bermaksud untuk sarapan sekaligus mencari informasi tentang kontrakan di sekitar situ.

"Wah..kamu dari luar kota ya..."ucap ibu penjual warung.

"Iya bu..."jawab Amira sambil menyuapi Adit yang juga sudah terbangun.

"Rencananya mau menetap disini?".

"Iya bu..karena itu saya lagi cari kosan yang murah." jawab Amira.

"O..gitu ya...eh temen saya punya kosan tapi tempatnya agak kecil kamu mau ?" ucapnya menawarkan.

"Coba saya liat dulu bu...kalau cocok saya ambil..." jawab Amira.

"Baiklah ... tunggu dulu disini... sebentar lagi anak saya datang, setelah itu saya akan antarkan ke sana.."

"Maaf bu.. sudah merepotkan..." ucap Amira tak enak.

"Ndak pa-pa kita manusia emang harus saling tolong menolong .... oh ya... kamu keliatannya masih muda namamu siapa?"

"Amira bu..."

"O... kalau saya Sri ... panggil saja bu Sri atau bu de juga boleh..."

"Baik bu..."

Setelah anaknya datang untuk menggantikannya berjualan bu Sri pun mengantar Amira ke tempat temannya yang ternyata tak jauh dari tempat ia berjualan. Sesampainya di tempat kosan Amira langsung merasa cocok dan menyetujui harga yang diminta pemiliknya. Namun saat pemilik kontrakan menanyakan surat identitas terpaksa Amira berbohong dengan mengatakan bahwa ia kehilangan tasnya yang berisi surat berharga saat di perjalanan. Pemilik kontrakan pun mempercayainya apalagi ia mau membayar dua bulan dimuka. Setelah mendapatkan kunci kosan iapun membawa kedua anak yang bersamanya itu kedalam sedang bu Sri dan pemilik kosan pun pamit pulang. Amira memandangi kamar kosnya...tempat itu lumayan dapat menampung mereka bertiga. Sekarang ia harus menjauh sementara sambil mencari kabar tentang nyonya Sarah. Sesuai pesan nyonyanya, ia tak dapat mempercayai siapapun demi keselamatan mereka. Amira harus kuat kini ia juga harus berperan sebagai ibu sekaligus ayah bagi kedua anak dari majikannya itu.

Terpopuler

Comments

we

we

masih misteri 🤔

2024-02-15

3

Sukijah Sukijah

Sukijah Sukijah

apa jangan2 Bram punya bini mudah y,trs Sarah mau d bunuh biar dpt harta warisan

2023-12-12

2

Ernadina 86

Ernadina 86

si Bram jahat deh kayaknya

2023-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Dipecat
2 Pekerjaan baru
3 Anna belajar mandiri
4 Firasat
5 Malam kelam
6 Melarikan diri
7 Dalam pelarian
8 We Will Survive
9 Melawan
10 Menjauh sementara
11 Lembaran baru
12 Dejavu
13 Kembali melarikan diri
14 Mencari tahu
15 Masih mencari tahu
16 Pertemuan
17 Induk Ayam
18 Terluka
19 Mulai terkuak
20 Sadar
21 Pulang
22 Rasa
23 Masa Lalu
24 Rasa Yang Sama
25 Pertemuan Kembali
26 Masa lalu yang kembali
27 Reuni
28 Amarah Yang Salah
29 Kencan Diam Diam
30 Interogasi
31 Jadian
32 Bukan Tandingan
33 Panggilan Sayang
34 Menolak
35 PR
36 Pengakuan
37 Sandiwara
38 Db Dan Meyaa
39 Lamaran
40 Memaafkan
41 Malam Terakhir
42 Bebas
43 Terjatuh
44 Persiapan
45 Pulang
46 Persiapan
47 Tinggal Selangkah
48 Pernikahan
49 Amukan
50 Luka
51 Mimpi
52 Malu
53 Membaik
54 Rumah Baru
55 Malam Pertama
56 Kado
57 Moment Berdua
58 Keluarga Bahagia
59 Tebakan Amira
60 Menyusul
61 Positif
62 Ancaman Bahaya
63 Diculik
64 Masih Diculik
65 Kisah Masa Kecil
66 Lari
67 Selamat
68 Ngidam
69 Cemas
70 Raja
71 Sarah Melahirkan
72 Terbuka
73 Penyerangan
74 Duel
75 Induk Ayam Kembali Beraksi
76 Baby Twins
77 Kebaikan Anna
78 Mirip
79 Cemburu
80 Bahagia
81 Kembali Berseteru
82 Dave Datang
83 Cinta Buta
84 Sahabat Lama
85 Reuni 2
86 Pernyataan Cinta
87 Pengepungan
88 Berharap Bertahan
89 Bertahan
90 Sandra dan Dave
91 Tidak Berjodoh
92 Ikhlas
93 Bukan Dia
94 Belum Move On
95 Kejutan
96 Di Negara Asing
97 Berpetualang
98 Bertemu Kembali
99 Makan Malam
100 Meminta Restu
101 Kejutan
102 Pernikahan Dave dan Sandra
103 Teman Baru
104 Bersyukur
105 Musibah
106 Rencana Sempurna
107 Penyelamatan
108 Serigala Berbulu Domba
109 Meyaa
110 Menemukanmu
111 Mencoba Mengingat
112 Rumah Baru
113 Pembalasan
114 Cinta Yang Sama
115 Banyak Yang Sayang
116 Menghilang
117 Salah Lawan
118 Akhir Dari Kartika
119 Resepsi
120 Rahasia Anna
121 Mendapat Izin
122 Sadira
123 Setelah 5 Tahun
124 Awal Berjumpa
125 Acara Perpisahan
126 Pencuri Hati
127 Rahasia Hati
128 Teman Tonix
129 Bukan Teman Sejati
130 Kencan
131 Resmi Jadian
132 Resah
133 Ujian
134 Perpisahan
135 Jujur
136 Pengakuan
137 Meminta Restu
138 Tidak Direstui
139 Rencana Anna
140 Pelampiasan
141 Restu
142 Bertemu Dan Melamar
143 Pulang
144 Sah
145 Bulan Madu
146 Bahaya
147 Berpisah
148 Melepas Rindu
149 Pindah
150 Kehamilan Anna
151 Rencana Menghadapi Lawan
152 Salah Duga
153 Hukuman
154 Perhitungan
155 Pertarungan Terakhir
156 Kematian
157 Hidup Baru
158 Dia Kembali
159 Rencana
160 Kembali Ditolak
161 Belum Selesai
162 Ancaman Baru
163 Kembali Pulang
164 Rencana Tertunda
165 Curiga
166 Hadapi Bersama
167 Memancing Lawan
168 Saling Berhadapan
169 Akhir Pertarungan
170 Ayana
171 Sisi lain
172 Demi Balas Budi
173 Malam Nestapa
174 Pesan
175 Pemakaman
176 Menyingkap Tabir 1
177 Menyingkap Tabir 2
178 Ketahuan
179 Mencari Bukti Baru
180 Bukti Lain
181 Bukti Baru
182 Pengungkapan
183 Terungkap
184 Warisan
185 Keputusan
186 Penyesalan Terlambat
187 Like Mother Like Daughter
188 Penyelamatan Dan Pembalasan
189 Sekolah Baru
190 Hukuman Dari Bara
191 Tamparan
192 Rasa Bersalah
193 Tersesat
194 Bertemu
195 Berdua
196 Kritis
197 Kembali Sadar
198 Jawaban
199 Emosi Naya
200 Kencan Pertama
201 Salah Kira
202 Obsesi
203 Samir dan Hana
204 First Kiss
205 Firasat Sadira
206 Pengkhianatan
207 Penjelasan
208 Bertemu Camer
209 Jebakan
210 Bukti
211 Hukuman Si Kembar
212 Baru Faham
213 Lamaran Devan
214 Rancangan Masa Depan
215 Senjata Makan Tuan
216 Mengakui
217 Pembalasan
218 Penculikan Sadira
219 Dalam Penculikan
220 Titik Terang
221 Berusaha Melarikan Diri
222 Alasan Aku Melakukannya
223 Pengorbanan
224 Kabar
225 Pencarian
226 Selamat
227 Rencana Hidup Baru
228 Kembali Pulang
229 Jatuh Cinta?
230 Gerak Cepat
231 Akhirnya
232 Trauma Masa Lalu
233 Rencana
234 Kesempatan
235 Masalah
236 Berterus terang
237 Intaian Bahaya
238 Petaka
239 Gadis Tangguh
240 Tertangkap
241 Ending
242 Pemgumuman
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Dipecat
2
Pekerjaan baru
3
Anna belajar mandiri
4
Firasat
5
Malam kelam
6
Melarikan diri
7
Dalam pelarian
8
We Will Survive
9
Melawan
10
Menjauh sementara
11
Lembaran baru
12
Dejavu
13
Kembali melarikan diri
14
Mencari tahu
15
Masih mencari tahu
16
Pertemuan
17
Induk Ayam
18
Terluka
19
Mulai terkuak
20
Sadar
21
Pulang
22
Rasa
23
Masa Lalu
24
Rasa Yang Sama
25
Pertemuan Kembali
26
Masa lalu yang kembali
27
Reuni
28
Amarah Yang Salah
29
Kencan Diam Diam
30
Interogasi
31
Jadian
32
Bukan Tandingan
33
Panggilan Sayang
34
Menolak
35
PR
36
Pengakuan
37
Sandiwara
38
Db Dan Meyaa
39
Lamaran
40
Memaafkan
41
Malam Terakhir
42
Bebas
43
Terjatuh
44
Persiapan
45
Pulang
46
Persiapan
47
Tinggal Selangkah
48
Pernikahan
49
Amukan
50
Luka
51
Mimpi
52
Malu
53
Membaik
54
Rumah Baru
55
Malam Pertama
56
Kado
57
Moment Berdua
58
Keluarga Bahagia
59
Tebakan Amira
60
Menyusul
61
Positif
62
Ancaman Bahaya
63
Diculik
64
Masih Diculik
65
Kisah Masa Kecil
66
Lari
67
Selamat
68
Ngidam
69
Cemas
70
Raja
71
Sarah Melahirkan
72
Terbuka
73
Penyerangan
74
Duel
75
Induk Ayam Kembali Beraksi
76
Baby Twins
77
Kebaikan Anna
78
Mirip
79
Cemburu
80
Bahagia
81
Kembali Berseteru
82
Dave Datang
83
Cinta Buta
84
Sahabat Lama
85
Reuni 2
86
Pernyataan Cinta
87
Pengepungan
88
Berharap Bertahan
89
Bertahan
90
Sandra dan Dave
91
Tidak Berjodoh
92
Ikhlas
93
Bukan Dia
94
Belum Move On
95
Kejutan
96
Di Negara Asing
97
Berpetualang
98
Bertemu Kembali
99
Makan Malam
100
Meminta Restu
101
Kejutan
102
Pernikahan Dave dan Sandra
103
Teman Baru
104
Bersyukur
105
Musibah
106
Rencana Sempurna
107
Penyelamatan
108
Serigala Berbulu Domba
109
Meyaa
110
Menemukanmu
111
Mencoba Mengingat
112
Rumah Baru
113
Pembalasan
114
Cinta Yang Sama
115
Banyak Yang Sayang
116
Menghilang
117
Salah Lawan
118
Akhir Dari Kartika
119
Resepsi
120
Rahasia Anna
121
Mendapat Izin
122
Sadira
123
Setelah 5 Tahun
124
Awal Berjumpa
125
Acara Perpisahan
126
Pencuri Hati
127
Rahasia Hati
128
Teman Tonix
129
Bukan Teman Sejati
130
Kencan
131
Resmi Jadian
132
Resah
133
Ujian
134
Perpisahan
135
Jujur
136
Pengakuan
137
Meminta Restu
138
Tidak Direstui
139
Rencana Anna
140
Pelampiasan
141
Restu
142
Bertemu Dan Melamar
143
Pulang
144
Sah
145
Bulan Madu
146
Bahaya
147
Berpisah
148
Melepas Rindu
149
Pindah
150
Kehamilan Anna
151
Rencana Menghadapi Lawan
152
Salah Duga
153
Hukuman
154
Perhitungan
155
Pertarungan Terakhir
156
Kematian
157
Hidup Baru
158
Dia Kembali
159
Rencana
160
Kembali Ditolak
161
Belum Selesai
162
Ancaman Baru
163
Kembali Pulang
164
Rencana Tertunda
165
Curiga
166
Hadapi Bersama
167
Memancing Lawan
168
Saling Berhadapan
169
Akhir Pertarungan
170
Ayana
171
Sisi lain
172
Demi Balas Budi
173
Malam Nestapa
174
Pesan
175
Pemakaman
176
Menyingkap Tabir 1
177
Menyingkap Tabir 2
178
Ketahuan
179
Mencari Bukti Baru
180
Bukti Lain
181
Bukti Baru
182
Pengungkapan
183
Terungkap
184
Warisan
185
Keputusan
186
Penyesalan Terlambat
187
Like Mother Like Daughter
188
Penyelamatan Dan Pembalasan
189
Sekolah Baru
190
Hukuman Dari Bara
191
Tamparan
192
Rasa Bersalah
193
Tersesat
194
Bertemu
195
Berdua
196
Kritis
197
Kembali Sadar
198
Jawaban
199
Emosi Naya
200
Kencan Pertama
201
Salah Kira
202
Obsesi
203
Samir dan Hana
204
First Kiss
205
Firasat Sadira
206
Pengkhianatan
207
Penjelasan
208
Bertemu Camer
209
Jebakan
210
Bukti
211
Hukuman Si Kembar
212
Baru Faham
213
Lamaran Devan
214
Rancangan Masa Depan
215
Senjata Makan Tuan
216
Mengakui
217
Pembalasan
218
Penculikan Sadira
219
Dalam Penculikan
220
Titik Terang
221
Berusaha Melarikan Diri
222
Alasan Aku Melakukannya
223
Pengorbanan
224
Kabar
225
Pencarian
226
Selamat
227
Rencana Hidup Baru
228
Kembali Pulang
229
Jatuh Cinta?
230
Gerak Cepat
231
Akhirnya
232
Trauma Masa Lalu
233
Rencana
234
Kesempatan
235
Masalah
236
Berterus terang
237
Intaian Bahaya
238
Petaka
239
Gadis Tangguh
240
Tertangkap
241
Ending
242
Pemgumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!