Hanan pergi meninggalkan rumah tak lama setelah ketiga anaknya berangkat.
Dengan sepeda motornya dia menuju rumah Dewi mau menjemput Zidan sekalian agar bisa bareng dirinya saja jadi Dewi tidak petlu menghantarkannya kesekolah.
" Kok siang pak, nanti Zidan terlambat?", Gurutu Zidan saat Hanan sampai di depan rumahnya.
" Maaf, telat sih tidak, palingan Zidan tidak bisa main dulu langsung masuk kelas", Jawab Hanan mengacak rambut kepala Zinan.
" Iih, bapak! Entar acak acakan!", Sungut bocah gembul itu.
" Sudah pamit sama mama belum?".
" Ma, Zidan berangkat dulu", Seru Zidan yang sudah berada diatas motor Hanan.
Dewi keluar dengan daster pendek diatas lutut tanpa lengan, Hanan memandamgi istri mudanya itu senyum menyungging di bibirnya.
" Ya, hati hati", ujar Dewi.
" Ma, kita berangkat ya, jangan kemana mana di rumah saja, nanti kalau ada jam kosong bapak usahakan mampir kerumah sebentar", Ucap Hanan sebelum berangkat.
Dewi mengangguk dengan senyum manis, Hanan lupa mengajarkan kebiasaan salam saat bertemu seseorang, harusnya ngeh waktu datang Zidan harusnya mengucap salam atau saat hendak berangkat harusnya salam juga, namun melihat istrinya berbaju daster minim lupalah sapaan salamnya xixiii.
Sementara ditempat lain
Yasmin membersihkan rumah, dan dapur, di rumah sendirian itu leluasa banget jika beraktifitas apalagi dirinya yang kini bekerja sambil menyapu dan membersihkan dapur Yasmin juga mengumpulkan baju baju kotor milik anak dan suaminya untuk digiling.
Selesai mengurus rumah Yasmin menjemur pakaian dan mandi, tidak lupa meski tak sebanyak biasanya Yasmin sempatkan berdhuha walau cuma dua rokaat sebelum berangkat.
Yasmin mengabsen satu satu pekerjaan rumahnya sebelum berangkat. Masak sudah, menjemur sudah, kompor sudah mati, listrik tinggal kulkas saja yang nyala, " Sudah", Monolognya senfiri kemudian keluar rumah setelah menguntu pintu tidak lupa berdoa.
" Lho mau kemana tumben sudah rapi banget jam segini?", Ujar bu Nunik tetangga depan rumahnya yang sudah seperti saudara.
" Oh, saya sekarang kerja bu, di tempat les depan", Ujar Yasmin menjawab pertanyaan bu Nunik.
" Yang mana didepankan banyak berjajar semua tempat les", Iya memang di depan komplek mereka persisnya dipinggir jalan raya memang banyak tempat les, karena disana sekolah berjajar ada SD dari SD 01 hingga SD 12, ada SMP 01 dan SMA 01 ada juga SMKnya juga.
" Oh yang milik pak Taslim bu, yang paling pertama ada ", Jawab Yasmin.
" Oh ya syukurlah, semoga lancar disana itu kan yang paling ramai dan cabangnya disemua kota ", Bu Nunik memberi semangat.
" Iya bu, saya berangkat dulu, Assalamualaikum".
" Waalaikum salam, hati hati", Ujar bu Nunik.
Yasmin pun berangkat dengan berjalan kaki, burltuh waktu sepuluh menit hingga lima menitan untuk berjalan kaki dari rumah Yasmin hingga tempat les yang berjarak sekitar satu kilo lebih itu.
Sepanjang jalan Yasmin berdzikir, dan selalu bersyukur karena pas disaat dikhianati oleh Hanan suaminya dirinya langsung dapat pekerjaan yang sesuai bidangnya, meski masih training dan masih harus menyesuaikan banyak hal Yasmin sangat bersemangat.
Usia yang tak lagi muda hampir tiga puluh tujuh, tetapi baru mulai bekerja kembali setelah tiga belas tahun lebih hanya di rumah mengurus keluarga kecilnya.
Dalam masa training ini Yasmin mengajar SD dan SMP tetapi untuk yang SMP masih dikelas reguler saja, masih tahab evaluasi dari pihak tempat bimbelnya.
✍️
Waktu terus berjalan dan kini sudah hampir satu bulan Yasmin mengajar di bimbel. Banyak murid yang menyukai cara mengajar Yasmin, mudah dimengerti dan tidak berbelit belit, cukup membuat hati Yasmin lega.
Yasmin untuk bulan pertama ini minta gajinya mingguan dulu, untuk menyesuaikan pengeluarannya, jika dirinya kerja tentu uang dari Hanan tak cukup, karena Yasmin akan banyak menyediakan lauk yang lebih praktis untuk anak anaknya jika hendak makan. Jika biasanya dia di rumah di masakin sama Yasmin mendadak jadi apapun lauknya jadi berselera anak anak karena masih fresh sedangkan sekarang mereka harus mengolah sendiri jadi harus yang lebih praktis.
Hananpun kini sering tidak pulang dan hal itu tidak sesuai dengan pembicaraan waktu baru menikah dulu, yang katanya akan diusahakan pulang jika sore nyatanya Hanan hanya sesekali sudah seminggu ini malah belum nongol, Husain dan Haya akhirnya tahu jika bapaknya punya istri muda.
Jangan ditanya reaksi mereka berdua, Haya yang manja banget sama Hanan tentu tidak terima, kecewa luar biasa menangis seperti dia yang di khianati bahkan lebih, hingga membuat hati Yasmin sangat pedih melihat putrinya sekecewa itu.
" Haya kira bapak itu orang tua yang is the best ternyata tidak, Haya sedih bun", Keluhnya dengan air mata yang mengaliri pipinya.
" Kakak juga kecewa dik, kakak kira bapak itu seorang guru tang pantas digugu dan di tiru ternyata apa? Huh!!!", Husain melempar sesuatu hingga menimbulkan suara.
Haya mengambil ponsel Yasmin dan hendak menelpon bapaknya.
Dret dret dret
" Assalamualaikum bun", Sapa Hanan saat mengangkat telpon.
" Waalaikum salam pak, ini Haya.... Kenapa bapak tidak pulang pulang.... cepet pulang!! Haya masih anak bapak kan? Bapak belum lupakan atau bapak sudah punya anak yang lain sehingga Haya bapak tinggalin? Pulang.... pak, Haya marah sama bapak, Haya benci bapak", Ketusnya.
Tut
Panggilan diakhiri sepihak oleh Haya, tak mau mendengar jawaban lagi dari bapaknya.
Hanan terduduk lesu, hatinya pun kaget mendapati putri kesayangannya marah seperti itu, tetapi hampir seminggu ini Hanan menemani Dewi yang sedang sakit, typusnya kambuh mungkin karena banyak pikiran digunjingin tetangga yang tahu jika dirinya pelakor jadi kepikiran terus hingga membuat sakit typusnya kambuh.
Dan Dewi minta supaya Hanan stay terus agar tetangga tahu jika suaminya selalu ada untuk dirinya.
Hanan lupa jika di rumahnya tetangganya pun mulai kasak kusuk, untung Yasmin kini sibuk bekerja jadi tidak terlalu didengarkan omongan tetangga, cuma yang kasihan Haya selalu diusilin tetangga dengan pertanyaan, " Bapak kemana Haya kayak jarang pulang?", Begitu pertanyaan tetangga yang julid.
" Tidak tahu bu, kata bunda bapak usaha online jadi bapak nungguin usahanya sampai malem jadi jarang pulang", Jawab bocah itu, sesuai intruksi sang bunda jika ada tetangga yang bertanya tentang bapaknya suruh jawab seperti itu.
" Lha masak to, usaha onlinekan bisa dari rumah masak sampai ngineb?", Usil tetangga lagi.
" Ya tidak tahu, suka pulang sih tapi malem", jawab bocah itu.
" Oh, suka pulang to!".
" Suka kok", Jawab Haya tidak mau jika ibu ibu tetangganya menggunjingkan bapaknya meski dirinya kecewa tetapi tetap tidak terima jika ada orang lain menjelekkan bapaknya.
Disitu hati bocah itu sedih, yang tadinya semangat main dengan anak anak yang lain, jadi diam saja, hanya diduk dan melihat aktifitas temannya kadang tertawa jika temannya melakukan hal lucu.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
melinda
mau poligami bukan siap materi saja
dipikir mental anak2
2021-12-16
0
Nietta Harry
kasiaann haya....pasti kena mental karena dibully😥
2021-11-05
1
Felia Dasdjar
kasihan anak- anaknya. terutama Haya.. ia masih terlalu kecil untuk tahu betapa bundanya dikhianati oleh ayahnya.
Lanjut thor.. semangat
2021-10-21
0